She/her/hers (album): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Randykamil89 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Randykamil89 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 37:
Tujuan utama membuat album she / her / hers ini adalah menciptakan sebuah platform cerita, terutama untuk para perempuan. [[Svmmerdose|SVMMERDOSE]] berharap eksistensi album ini menjadi pedoman dalam format album yang setiap lagunya dapat dikaitkan dengan berbagai pengalaman mereka. Lirik lagu dalam album ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi dan perspektif terhadap berbagai peristiwa yang pada umumnya dirasakan oleh para remaja, khususnya perempuan. Rinrin juga sering bertukar pikiran dengan Agy dan [[Iqbaal Ramadhan|Iqbaal]] mengenai cerita-ceritanya sebagai seorang perempuan. Beberapa tema yang diangkat, yaitu love story, girl power, self love, dan masih banyak lagi. Sebelumnya SVMMERDOSE sudah pernah membuat campaign #selflove bersama dengan rilisnya lagu “Self-Love”. Sama seperti tujuan utama pembuatan album ini, campaign tersebut berhasil menjadi platform cerita bagi para penggemar tentang insecurities dan self-doubt yang mereka miliki. Mayoritas dari mereka merasa terbantu karena bisa menuangkan cerita dan pikiran mereka mengenai isu yang berkaitan dengan self love.
 
“Meskipun terpisah jarak antara [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] dan [[Melbourne]], kamimereka tetap melanjutkan proses rekaman album ini. Semua lagu di album 'she / her / hers' direkam di studio kamar milik produser musik, Janitra Satriani. Bahkan beliau ikut menulis lirik dan melodi untuk beberapa lagu, dibantu oleh Joshua Daniel sebagai vocal director. Format lagu yang sudah terbentuk biasanya langsung dikirim oleh Janitra kepada Iqbaal yang saat itu berada di Melbourne. Proses rekaman bassline berlangsung di sana dan dikirim kembali ke Janitra untuk dilanjutkan ke tahap mixing lagu. Janitra Satriani sukses menciptakan sound yang otentik di masing-masing lagu sesuai dengan mood dan pesan yang ingin disampaikan.”
 
“Artwork untuk album ini difoto oleh Jozz Felix yang memiliki karakter black & white di setiap fotonya, dan dikembangkan oleh Zidny Iman Lathifa sebagai creative director untuk artwork. Mastering album pertama dikerjakan oleh Robin Schmidt, seorang mastering engineer legendaris yang pernah bekerja untuk [[Two Door Cinema Club]], [[The Kooks]], [[The 1975]], dan masih banyak lagi,” demikian papar Rinrin.