Hubungan Indonesia dengan Uzbekistan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 4 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 12:
 
== Budaya ==
Pada tahun 1997, Bahasa Indonesia mulai diajarkan sebagai salah satu mata kuliah di Tashkent Institute of Foreign Languages (sekarang: Uzbekistan World Language University) dengan dua orang pengajar, yaitu: Muhasan, bekas mahasiswa ikatan dinas masa Soekarno, dan Amir Astapradja, staf KBRI Tashkent saat itu. Pada tahun 2001, berkat upaya Professor Namozov bekerjasama dengan KBRI Tashkent, Pusat Studi bahasa dan budaya Indonesia dibuka di Samarkand. Lembaga tersebut setiap tahun melatih lebih dari 20 siswa. Bahasa dan budaya Indonesia juga diajarkan di ''Samarkand State Institute of World Languages''.<ref name="JPUzbek" /> Pada tahun 2003, di Tashkent Institute of Oriental Studies juga dibuka Pusat Bahasa Indonesia. Pertukaran budaya antara kedua negara sering terjadi untuk mempromosikan hubungan yang lebih erat. Pada 1 Mei 2013, ''The Indonesia-Uzbekistan Cultural Performance'' dipentaskan di Conservatory Hall of Tashkent, menampilkan tarian Indonesia yang dilakukan oleh penari Uzbek dan juga pertunjukan musik dari Surya Vista Orchestra yang memainkan lagu-lagu Indonesia dan Uzbekistan.<ref>{{cite web |title=Indonesia-Uzbekistan Cultural Performance Mempererat Persahabatan Masyarakat Kedua Negara |url=http://kemlu.go.id/Pages/Embassies.aspx?IDP=12007&l=id |date=May 3, 2013 |publisher=KBRI Tashkent |language= |accessdate=April 27, 2014 |archive-date=2014-04-27 |archive-url=https://archive.is/20140427165142/http://kemlu.go.id/Pages/Embassies.aspx?IDP=12007&l=id |dead-url=yes }}</ref>
 
Pada tahun 2003 atas inisiatif beberapa jurnali Uzbekistan, didirikan sebuah organisasi non-formal, Press Morning Club, yang anggotanya terdiri dari para jurnalis terkemuka dari berbagai media Uzbekistan. Club tersebut banyak melakukan kegiatan-kegiatan kerjasama budaya Indonesia-Uzbekistan. Salah satu kegiatannya yang signifikan, adalah penyelenggaraan Malam Konser Solidaritas Uzbekistan untuk Korban Tsunami di Aceh untuk penggalangan dana bagi para korban melalui Red Crescent of Uzbekistan.