Hubertus van Mook lahir di [[Semarang]], [[Jawa Tengah]] pada 30 Mei 1884. Ayahnya bernama Matheus Adrianus Antonius van Mook, yang meninggalkan Belanda tak lama setelah menikahi CornelisCornelia Rensina Bouwman pada 1893. Di Hindia Belanda, ayahnya tak lama menjadi inspektur/penilik [[Sekolah Rakyat|SR]] di [[Surabaya]],{{sfn|Swantoro|2017|pp=290, 292}} dan kedua-duanya juga datang ke Hindia Bealnda sebagai pengajar.<ref name=tirto>{{cite web|url=https://tirto.id/dan-hubertus-van-mook-pun-kehilangan-tanah-airnya-cuLA |title=Dan Hubertus van Mook pun Kehilangan Tanah Airnya|date=17 Agustsu 2017|accessdate=5 April 2019|work=[[Tirto.id]]}}</ref> Meskipun ia memang keturunan Belanda yang lahir di tanah Hindia, dia anggap Hindia Timur Belanda -terkhusus Jawa- itu berbeda dengan Belanda. Bahkan dia anggap dirinya sebagai "orang Hindia"{{sfn|Ooi|2004|p=1385}} dan menganggap Jawa sebagai tanah kelahirannya.{{sfn|Bayly|Harper|2007|p=170}} Setelah menyelesaikan pendidikan dasar [[HBS]] di [[Kota Surabaya|Soerabaja]], van Mook pindah ke [[Belanda]] untuk melanjutkan [[Universitas Teknik Delft|pendidikan tinggi teknik]] di [[Delft]]. Tahun [[1914]] sempat masuk dinas ketentaraan sukarela dan melanjutkan studi tentang [[Indonesia]] di [[Universitas Leiden]] pada tahun [[1916]] dan lulus tahun [[1918]]. Setelah itu, ia kembali ke Hindia Belanda dan ditugaskan menjadi inspektur mengurusi distribusi pangan di Semarang. Tahun 1921 menjadi penasihat urusan pertanahan di [[Yogyakarta]]. Tahun [[1927]] menjadi asisten residen urusan kepolisian di [[Batavia]]. Dalam tahun [[1930-an]] dia menjadi ketua departemen urusan ekonomi<ref>{{en}} {{cite web