Jayanagara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rusmantuban (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
D. A. Kusuma (bicara | kontrib)
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 82:
 
4. Versi terakhir diutarakan oleh Muhammad Yamin dalam ''Gajah Mada Pahlawan Persatuan Nusantara,'' menyebut bahwa Tanca terus-menerus merasa tak senang pada raja atas kejadian yang menimpa Kuti, kawan Tanca sesama ''dharmaputera''. Dia menulis bahwa awal sengketa berasal dari mulut seorang perempuan, yaitu istri Darmaputera Ra Tanca. Istri ini mengeluarkan perkataan bahwa dia mendapat gangguan dari Sang Prabu. Kabar angin menimbulkan kegemparan dalam keraton dan di pusat pemerintahahan.” Gajah Mada kemudian memeriksa Tanca. Namun, waktu pemeriksaan berjalan, Jayanagara sakit dan meminta Tanca membedah bisulnya. Kesempatan itu digunakan Tanca untuk melepaskan dendamnya membunuh raja. Yamin, pengagum dan penemu wajah Gajah Mada, membela Gajah Mada menulis: “Di belakang lakon yang menyedihkan hati ini, terbayang pula suatu tuduhan kepada Gajah Mada bahwa dialah yang mendorong Ra Tanca berlaku demikian, karena kabarnya Sang Prabu salah lihat dan salah raba kepada istri Gajah Mada yang teguh setia itu. Namun, tuduhan ini tak beralasan dan berlawanan dengan kesetian hatinya kepada Seri Mahkota.
 
5. Kematian jayanegara disebabkan karena meminum racun yang dibuat oleh tabib ra tanca dan pembantunya. Hal itu dilakukan sang tabib karena adanya hasutan dari para pemberontak.
 
 
Menurut ''[[Pararaton]],'' Jayanagara didharmakan dalam candi Srenggapura di Kapopongan dengan arca di Antawulan, gapura paduraksa [[Bajang Ratu]] kemungkinan besar adalah gapura yang tersisa dari kompleks Srenggapura. Sedangkan menurut ''Nagarakretagama'' ia dimakamkan di dalam pura berlambang arca Wisnuparama. Jayanagara juga dicandikan di Silapetak dan Bubat sebagai [[Wisnu]] serta di Sukalila sebagai [[Buddha]] jelmaan [[Amoghasiddhi]]. Jayanagara meninggal dunia tanpa memiliki keturunan. Oleh karena itu, takhta Majapahit diteruskan oleh Ibusuri Gayatri sampai tahun 1331. Pasca wafatnya Gayatri, kekuasaan Majapahit jatuh pada adik tirinya, yaitu Dyah Gitarja yang bergelar [[Tribhuwana Tunggadewi|Tribhuwana Wijayatunggadewi]]