Mamluk: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 20:
== Kemajuan di bidang Ilmu kemiliteran ==
 
Pada era Dinasti Al-Mamluk produksi buku mengenai ilmu militer itu berkembang pesat. Sedangkan, pada jaman Salahudin[[Shalahuddin]], ada buku manual militer karya Al[[AT-TharsusiThurtusi]] '''(570 H/1174 M)''' yang membahas keberhasilan menaklukan [[Yerussalem]]. Semenjak awal [[Islam]] memang menaruh perhatian khusus mengenai soal perang. Bahkan Nabi [[Muhammad]] SAW''Shallallahu 'Alaihi Wasallam'' pernah meminta agar para anak lelaki diajari berenang, gulat, dan berkuda. Berbagai kisah peperangan seperti legenda [[Daud]] dan Goliath[[Jalut]] juga dikisahkan dengan apik dalam Alquran[[Al-Qur'an]]. Bahkan, ada satu surat di Alquran[[Al-Qur'an]] yang berkisah tentang `heroisme’ kuda-kuda yang berlari kencang dalam kecamuk peperangan.
 
''”Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah. Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya). Dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi. Maka, ia menerbangkan debu dan menyerbu ke tengah kumpulan musuh.”'' '''(Alquran, surat Al ‘Adiyat-‘aAdiyat 1-4)'''. Kaum muslim sebenarnya pun sudah menulis berbagai karya mengenai soal perang dan ilmu militer. Berbagai jenis buku mengenai ‘jihad’ dan pengenalan terhadap seluk beluk kuda, panahan, dan taktik militer. Salah satu buku yang terkenal dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris The Catologue yang merupakan karya Ibnu Al-Nadim (wafat antara 380 h - 338 H/990-998 M).
 
Kaum [[muslim]] sebenarnya pun sudah menulis berbagai karya mengenai soal perang dan ilmu militer. Berbagai jenis buku mengenai [[‘jihad’]] dan pengenalan terhadap seluk beluk kuda, panahan, dan taktik militer. Salah satu buku yang terkenal dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris The Catologue yang merupakan karya [[Ibnu Al-Nadim]] (wafat antara '''380H-338 H/990-998 M''').
Dalam karya itu, Al-Nadim menulis berbagai kategori mengenai cara menunggang kuda, menggunakan senjata, tentang menyusun pasukan, tentang berperang, dan menggunakan alat-alat persenjataan yang saat itu telah dipakai oleh semua bangsa. Karya semacam ini pun kemudian banyak muncul dan disusun pada masa Khalifah Abbasiyah, misalnya oleh Khalifah al-Manshur dan al-Ma’mun. Bahkan, pada periode kekuasaan Khalifah Al -Mamluk produksi buku mengenai ilmu militer itu berkembang sangat pesat. Minat para penulis semakin terpacu dengan keinginan mereka untuk mempersembahkan sebuah karya kepada kepada para sultan yang menjadi penguasa saat itu. Pembahasan sering dibahas adalah mengenai seluk beluk yang berkaitan dengan serangan bangsa Mongol.
 
Dalam karya itu, Al-Nadim menulis berbagai kategori mengenai cara menunggang kuda, menggunakan senjata, tentang menyusun pasukan, tentang berperang, dan menggunakan alat-alat persenjataan yang saat itu telah dipakai oleh semua bangsa. Karya semacam ini pun kemudian banyak muncul dan disusun pada masa [[Khalifah Abbasiyah]], misalnya oleh Khalifah [[al-Manshur]] dan [[al-Ma’mun]]. Bahkan, pada periode kekuasaan KhalifahDaulah Al -Mamluk produksi buku mengenai ilmu militer itu berkembang sangat pesat. Minat para penulis semakin terpacu dengan keinginan mereka untuk mempersembahkan sebuah karya kepada kepada para sultan yang menjadi penguasa saat itu. Pembahasan sering dibahas adalah mengenai seluk beluk yang berkaitan dengan serangan bangsa [[Mongol]].
Pada zaman Salahudin, ada sebuah buku manual militer yang disusun oleh Al Tharsusi, sekitar tahun 570 H/1174 M. Buku ini membahas mengenai keberhasilan Salahudin di dalam memenangkan perang melawan bala tentara salib dan menaklukan Yerusalem. Buku ini ditulis dengan bahasa Arab, meski sang penulisnya orang Armenia. Manual yang ditulisnya selain berisi tentang penggunaan panah, juga membahas mengenai ‘mesin-mesin perang’ saat itu, seperti mangonel (pelempar batu), alat pendobrak, menara-menara pengintai, penempatan pasukan di medan perang, dan cara membuat baju besi. Buku ini semakin berharga karena dilengkapi dengan keterangan praktis bagaimana senjata itu digunakan.
 
Pada zaman Salahudin[[Shalahuddin]], ada sebuah buku manual militer yang disusun oleh Al [[At-Tharsusi]], sekitar '''tahun 570 H/1174 M'''. Buku ini membahas mengenai keberhasilan Salahudin[[Shalahuddin]] di dalam memenangkan perang melawan bala [[tentara salib]] dan menaklukan Yerusalem[[Yerussalem]]. Buku ini ditulis dengan bahasa [[Arab]], meski sang penulisnya orang [[Armenia]]. Manual yang ditulisnya selain berisi tentang penggunaan panah, juga membahas mengenai ‘mesin-mesin perang’ saat itu, seperti [[mangonel]] (pelempar batu), alat pendobrak, menara-menara pengintai, penempatan pasukan di medan perang, dan cara membuat baju besi. Buku ini semakin berharga karena dilengkapi dengan keterangan praktis bagaimana senjata itu digunakan.
Buku lain yang membahas mengenai militer adalah karya yang ditulis oleh Ali ibnu Abi Bakar Al Harawi (wafat 611 H/1214 M). Buku ini membahas secara detil mengenai soal taktik perang, organisasi militer, tata cara pengepungan, dan formasi tempur. Kalangan ahli militer di Barat menyebut buku ini sebagai sebuah penelitian yang lengkap tentang pasukan muslim di medan tempur dan dalam pengepungan. Pada lingkungan militer Kekhalifahan Mamluk menghasilkan banyak karya tentang militer, khususnya keahlian menunggang kuda atau fuusiyyah. Dalam buku ini dibahas mengenai bagaimana cara seorang calon satria melatih diri dan kuda untuk berperang, cara menggunakan senjatanya, dan bagaimana mengatur pasukan berkuda atau kavaleri.
 
Buku lain yang membahas mengenai militer adalah karya yang ditulis oleh [[Ali ibnu Abi Bakar Al Harawi]] (wafat '''611 H/1214 M'''). Buku ini membahas secara detildetail mengenai soal taktik perang, organisasi militer, tata cara pengepungan, dan formasi tempur. Kalangan ahli militer di Barat menyebut buku ini sebagai sebuah penelitian yang lengkap tentang pasukan [[muslim]] di medan tempur dan dalam pengepungan. Pada lingkungan militer KekhalifahanDaulah Mamluk menghasilkan banyak karya tentang militer, khususnya keahlian menunggang kuda atau fuusiyyah''fu'usiyyah''. Dalam buku ini dibahas mengenai bagaimana cara seorang calon satria melatih diri dan kuda untuk berperang, cara menggunakan senjatanya, dan bagaimana mengatur pasukan berkuda atau kavaleri.
Contoh buku yang lain adalah karya Al Aqsara’i (wafat74 H/1348 M) yang diterjemahkan kedalam bahasa Inggris menjadi An End to Questioning and Desiring (Further Knowledge) Concering the Science of Horsemenship. Buku ini lebih komplet karena tidak hanya membahas soal kuda, pasukan, dan senjata, namun sudah membahas mengenai doktrin dan pembahasan pembagaian rampasan perang.
 
Contoh buku yang lain adalah karya [[Al -Aqsara’i]] (wafat74wafat'''74 H/1348 M''') yang diterjemahkan kedalam [[bahasa Inggris]] menjadi An End to Questioning and Desiring (Further Knowledge) Concering the Science of Horsemenship. Buku ini lebih komplet karena tidak hanya membahas soal kuda, pasukan, dan senjata, namun sudahjuga membahas mengenai doktrin dan pembahasan pembagaian rampasan perang.
 
== Layanan Pos Ala Dinasti Mamluk ==