Mikrohidro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k replaced: Hisap → Isap, hisap → isap
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 1:
[[Berkas:Sungai mikrohidro.JPG|jmpl|300px|ka|Potensi energi potensial yang dimiliki sungai dapat digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro]]
 
'''Mikrohidro''' atau yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit [[listrik]] skala kecil yang menggunakan [[energi|tenaga]] [[air]] sebagai tenaga penggeraknya seperti, saluran [[irigasi]], sungai atau [[air terjun]] [[alam]] dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan (''head'') dan jumlah [[debit]] [[air]]<ref name=Anonim>Anonim. 2008. Manual Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. IBEKA-JICA. Jakarta.</ref>. Mikrohidro merupakan sebuah istilah yang terdiri dari kata mikro yang berarti kecil dan hidro yang berarti air.{{fact}} Secara teknis, mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sebagai sumber [[energi]]), [[turbin]] dan [[generator]].{{fact}} Mikrohidro mendapatkan [[energi]] dari aliran [[air]] yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu.{{fact}} Pada dasarnya, mikrohidro memanfaatkan [[energi potensial]] jatuhan air (''head'').{{fact}} Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar [[energi potensial]] air yang dapat diubah menjadi [[energi]] [[listrik]]. Di samping faktor [[geografi]]s (tata letak [[sungai]]), tinggi jatuhan air dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi<ref>Anonim. 2003. Pedoman Pengelolaan Pengoperasian dan Pemeliharaan PLTMH Leuwi Kiara, Kabupaten Tasikmalaya. Dinas Pertambangan dan Energi. Bandung.</ref>. Air dialirkan melalui sebuah [[pipa]] pesat kedalam rumah pembangkit yang pada umumnya dibagun di bagian tepi [[sungai]] untuk menggerakkan [[turbin]] atau kincir air mikrohidro. [[energi|Energi mekanik]] yang berasal dari putaran poros [[turbin]] akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah [[generator]]. Mikrohidro bisa memanfaatkan ketinggian air yang tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air 2.5 meter dapat dihasilkan listrik 400 watt<ref name=Hendar>Hendar, Ujang. 2007. Desain, Manufacturing dan Instalasi Turbin Propeller Open Flume Ø 125 Mm di Cv Cihanjuang Inti Teknik Cimahi-Jawa Barat. Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor.</ref>. Relatif kecilnya energi yang dihasilkan mikrohidro dibandingkan dengan [[PLTA]] skala besar, berimplikasi pada relatif sederhananya peralatan serta kecilnya areal yang diperlukan guna instalasi dan pengoperasian mikrohidro. Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan mikrohidro, yakni tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Perbedaan antara Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan mikrohidro terutama pada besarnya tenaga listrik yang dihasilkan, PLTA di bawah ukuran 200 KW digolongkan sebagai mikrohidro. Dengan demikian, sistem pembangkit mikrohidro cocok untuk menjangkau ketersediaan jaringan energi listrik di daerah-daerah terpencil dan pedesaan<ref>Indartono, Yuli Setyo.2008. Krisis Energi di Indonesia : Mengapa dan Harus Bagaimana. Dalam : http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/ {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100418114525/http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/ |date=2010-04-18 }}</ref>. Beberapa keuntungan yang terdapat pada pembangkit listrik tenaga listrik mikrohidro adalah sebagai berikut <ref name=Hendar/> :
 
# Dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis yang lain, PLTMH ini cukup murah karena menggunakan energi alam.