Kabupaten Banjarnegara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 4 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
k Salah nama bupati
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 73:
 
== Sejarah ==
Dalam perang Diponegoro, [[R.Tumenggung Dipoyudo IV]] berjasa kepada pemerintah mataram, sehingga di usulkan oleh [[Pakubuwana VII|Sri Susuhunan Pakubuwono VII]] untuk di tetapkan menjadi bupati banjar berdasarkan Resolutie Governeor General Buitenzorg tanggal 22 agustus 1831 nomor I, untuk mengisi jabatan Bupati Banjar yang telah dihapus setatusnya yang berkedudukan di Banjarmangu dan dikenal dengan Banjarwatulembu. Usul tersebut disetujui.
 
Persoalan meluapnya Sungai Serayu menjadi kendala yang menyulitkan komunikasi dengan [[Kasunanan Surakarta]]. Kesulitan ini menjadi sangat dirasakan menjadi beban bagi bupati ketika dia harus menghadiri Pasewakan Agung pada saat-saat tertentu di [[Keraton Surakarta|Kasultanan Surakarta]]. Untuk mengatasi masalah ini diputuskan untuk memindahkan ibu kota kabupaten ke selatan Sungai Serayu.
Baris 84:
Dari pemerintahan Belanda Raden Tumenggung Jayanegara II mendapat anugerah pangkat "Adipati Aria" Payung emas Bintang emas besar, Officer Oranye. Pada tahun 1927 dia berhenti, pensiun. Penggantinya putra dia Raden Sumitro Kolopaking Purbonegoro, yang juga mendapat anugerah sebutan Tumenggung Aria, dia keturunan kanjeng R. Adipati Dipadingrat, berarti kabupaten kembali kepada keturunan para penguasa terdahulu. Di antarapara Bupati Banjarnegara, Arya Sumitro Kolopaking yang menghayati 3 zaman, yaitu zaman Hindia Belanda, Jepang dan RI, dan menghayati serta menangani langsung Gelora Revolusi Nasional (1945 - 1949).
Ia mengalami sebutan "Gusti Kanjeng Bupati", lalu "Banjarnegara Ken Cho" dan berakhir "Bapak Bupati". Selanjutnya yang menjadi Bupati setelah Raden Aria Sumtro Kolopaking Purbonegoro ialah:
Raden Sumitro, Tahun (1949 - 1959)
R. Adipati Dipadiningrat (1846-1878)
* Mas Ngabehi Atmodipuro (1878-1896)
* Raden Mas Jayamisena (1896-1927)