Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada'' waterborne diseases'' dan ''vector-borne disease''. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernapasan seperti [[asma]], [[alergi]], ''[[coccidioidomycosis]]'', [[penyakit jantung]] dan [[Penyakit paru obstruktif kronik|paru kronis]], dan lain-lain.
== Akibat Pemanasan Global di Indonesia ==
[[Berkas:Average Temperature Increase in Indonesia 1981-2018.jpg|jmpl|300x300px|Kenaikan temperatur rata-rata di Indonesia 1981-2018.]]
[[Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika]] (BMKG) memperkirakan bakal terjadi peningkatan suhu udara di Indonesia sebesar 0,5 derajat celsius pada 2030. Selain kenaikan suhu udara, kasus kekeringan juga akan meningkat di [[Sumatra|Pulau Sumatera]] bagian selatan, sebagian besar [[Jawa|Pulau Jawa]], [[Pulau Madura|Madura]], [[Pulau Bali|Bali]], Nusa Tenggara Barat (NTB), hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2030. Sebaliknya pada musim hujan, jumlah hujan lebat hingga ekstrem juga cenderung meningkat hingga 40 persen dibandingkan saat ini.<ref>{{Cite news|url=https://nasional.okezone.com/read/2019/07/23/337/2082517/bmkg-suhu-indonesia-naik-0-5-derajat-celcius-curah-hujan-meningkat-40-pada-2030|title=BMKG: Suhu Indonesia Naik 0,5 Derajat Celcius & Curah Hujan Meningkat 40% pada 2030|last=|first=|date=23 Juli 2019|work=nasional.okezone.com|access-date=11 Oktober 2019}}</ref>
Akibat perubahan iklim, menyebabkan pengurangan kadar oksigen di daerah khatulistiwa, termasuk Indonesia, dapat berdampak lebih serius, dibanding kawasan negara empat [[musim]]. Selama ini di dalam lautan ada perbedaan berdasarkan kedalamannya, laut membuat stratifikasinya sendiri. Proses stratifikasi ini membuat oksigen banyak terkonsentrasi di bagian atas sehingga menghasilkan banyak [[Biomassa (ekologi)|biomassa]] berupa ikan dan ganggang. Dalam studi yang terbit dalam jurnal Science edisi 5 Januari 2018 disebutkan perubahan iklim, membuat kadar oksigen di dalam lautan menurun. Akibatnya rantai makanan dan biota laut yang membutuhkan oksigen jelas akan terganggu. Dari studi itu terungkap bahwa wilayah laut terbuka yang minim oksigen meningkat empat kali lipat. Hal itu juga terjadi di wilayah muara, teluk, dan pesisir, sejak 1950. Studi berjudul "''Declining Oxygen in the Global Ocean and Coastal Waters"'' itu menjelaskan suhu permukaan air naik. Suhu panas ini menyerap oksigen di permukaan. Perubahan ini bisa merusak rantai makanan, di mana kehidupan manusia basisnya adalah rantai makanan. Pemanasan global juga akan berdampak pada naiknya suhu sehingga bila ini terjadi maka yang ditakutkan adalah kurang konsistennya produktivitas biomassa akibat kenaikan suhu. Yang seharusnya panen jadi tidak panen, yang kuat jadi lemah, maka rantai makanan akan semakin timpang.<ref name=":0">{{Cite news|url=http://www.koran-jakarta.com/dampak-pemanasan-global-di-indonesia-lebih-serius/|title=Dampak Pemanasan Global di Indonesia Lebih Serius|last=|first=|date=15 Januari 2018|work=koran-jakarta.com|access-date=11 Oktober 2019}}</ref>
Perubahan suhu permukaan laut yang lebih hangat menjadi ancaman bagi kehidupan terumbu karang. Padahal, keberadaan terumbu karang sangat penting bagi kembang biak ikan. Jika laut di Indonesia sumber makanan sudah berkurang, ikan tentu akan bermigrasi. Dampaknya adalah nelayan akan semakin sulit mencari ikan. Selain sulit mencari kumpulan ikan, ancaman badai besar dan gelombang tinggi juga semakin besar buat para nelayan.<ref name=":0" />
== Perdebatan tentang pemanasan global ==
|