Pesanggaran, Banyuwangi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~PL |
Rescuing 4 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
||
Baris 36:
Pemukiman penduduk terletak di sepanjang jalan utama pedesaan. Titik keramaian di Kecamatan Pesanggaran selalu berada di daerah yang dekat dengan pasar. Seperti di Desa Sanggar, di dekat pasar terdapat sebuah terminal bus bayangan (jurusan [[Jajag, Gambiran, Banyuwangi|Jajag]], [[Kota Banyuwangi]] dan [[Situbondo]]), kompleks pertokoan dan gedung-gedung perbankan baik bank umum maupun [[bank perkreditan rakyat]]. Begitu juga di desa-desa lainnya seperti Desa [[Sumberagung, Pesanggaran, Banyuwangi|Desa Sumberagung]] dan [[Sarongan, Pesanggaran, Banyuwangi|Desa Sarongan]] pasar menjadi semacam "center of universe" dan titik paling ramai aktivitas.
Lahan pertanian di Kecamatan Pesanggaran cukup luas dan didukung dengan fasilitas irigasi yang memadai. Fasilitas irigasi ini berupa kanal-kanal yang dibangun di tepi jalan utama desa, yang bermuara ke Sungai Kali Baru. Kanal-kanal ini dapat dilihat di [[Sumbermulyo, Pesanggaran, Banyuwangi|Desa Sumbermulyo]]. Kegiatan pertanian ini dilakukan di lahan dengan ketinggian bervariasi. Di [[Sarongan, Pesanggaran, Banyuwangi|Desa Sarongan]] bertani dilakukan sampai ke kaki gunung, di mana kawasan pertanian tersebut disebut "Babatan". Di dekat kawasan babatan tersebut terdapat kampung kecil bernama Kampung Lor Kebon. Selain itu di Kecamatan Pesanggaran juga terdapat beberapa perkebunan seperti Perkebunan Sungai Lembu<ref>
== Sosial Budaya ==
Baris 46:
Bertani menjadi mata pencaharian paling banyak dijalani oleh penduduk Kecamatan Pesanggaran. Jenis tanaman yang ditanam adalah jenis tanaman buah-buahan, sayuran atau padi. Di desa seperti Sarongan dan [[Kandangan, Pesanggaran, Banyuwangi|Kandangan]] selain tanaman buah-buahan seperti [[melon]], [[jeruk]] atau [[durian]], banyak lahan yang ditanami kelapa yang nantinya akan diambil sarinya yang merupakan bahan baku pembuatan [[gula jawa]]. Aktivitas mengambil sari kelapa ini disebut "nderes", di mana hal ini kadangan menjadi tontonan atraksi bagi wisatawan yang berkunjung ke wilayah ini karena dalam kegiatan ini seseorang harus memanjat pohon kelapa yang tinggi dengan bertelanjang dada dan memakai celana pendek seadanya dengan parang atau sabit dipinggang dan wadah yang diikat dengan tali ke celana dan dibiarkan menggantung, lalu menyadap "manggar" (bakal buah kelapa) yang mengeluarkan sari. Lalu manggar tadi diiris hingga keluar air sari kelapanya. Wadah yang dibawa tadi kemuadian diikatkan ke manggar untuk menampung air sari kelapa. Peletakkan wadah ini biasanya dilakukan pada pagi hari dan pada sore harinya, wadah tersebut diambil kembali untuk diangkut ke tempat pemasakan sari kelapa yang nantinya akan jadi gula jawa. Dalam satu hari seorang "penderes" (pemanjat pohon kelapa) dapat memanjat sebanyak 45 pohon kelapa.<ref>[http://kebun-kelapa.blogspot.com/2010/08/koperasi-sari-kelapa-jadi-tumpuan.html Kebun Kelapa Jadi Tumpuan]</ref><ref name='psg'>[http://merubetiri.com/detail_statis/id/38/pantai_rajegwesi.html Pantai Rajagwesi]</ref> Selain bertani, banyak penduduk yang bekerja sebagai [[nelayan]]. Nelayan dapat ditemui di pantai seperti Pantai Pancer, dan [[Pantai Rajegwesi]]. Kapal-kapal nelayan tradisional berwarna-warni berjejeran di sepanjang garis pantai.<ref name="psg"/>
Selain itu ada juga penduduk Kecamatan Pesanggaran yang menjadi pedagang, pengusaha atau tenaga kerja Indonesia (TKI) di negara seperti [[Malaysia]], [[Singapura]], [[Brunei Darussalam]] atau [[Hongkong]].<ref>[http://cerminbayusaksono.blogspot.com/2010/01/pentingnya-asuransi-bagi-tki.html Pentingnya Asuransi Bagi TKI]</ref> Hal ini berdampak pada anak-anak TKI yang kurang pengawasan karena ditinggal orang tua atau kerabatnya pergi ke luar negeri. Kurangnya pengawasan ini menyebabkan para anak melakukan perilaku menyimpang. Maka dari itu di Kecamatan Pesanggaran, tingkat kejadian kriminal yang dilakukan oleh remaja cukup tinggi.<ref>
== Pendidikan ==
|