Petrus Noyen: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
Rescuing 4 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
||
Baris 39:
== Latar belakang ==
Noyen lahir dari sebagai anak kedua sebuah keluarga kelas menengah di [[Helmond]], [[Belanda]] yang masuk dalam wilayah [[Keuskupan s-Hertogenbosch]].<ref name="svdcuria.org">http://www.svdcuria.org/public/ajsc/2008/0812id.pdf</ref> dari pasangan Peter Noyen dan Margaret Sanders.<ref name="rhc-eindhoven.nl">http://www.rhc-eindhoven.nl/artikel/605/Monseigneur-Petrus-Noyen</ref> Ayahnya merupakan seorang buruh pabrik dan ibunya merupakan penjaga toko.<ref name="ngv.nl">{{Cite web |url=http://www.ngv.nl/wwwKPL/downloads/tijdschrift-12-2011.pdf |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-10 |archive-date=2015-10-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20151005114845/http://www.ngv.nl/wwwKPL/downloads/tijdschrift-12-2011.pdf |dead-url=yes }}</ref>
Pada [[1 Oktober]] [[1883]], ia mulai bergabung dan belajar di seminari menengah Serikat Sabda Allah di [[Steyl]]. Kehidupannya di lembaga saat itu bercorak [[Jerman]]. Setelah menyelesaikan masa novisiat, ia melanjutkan dengan mempelajari filsafat dan teologi hingga tahbisan imamatnya.<ref>http://gemor2011.blogspot.co.id/2012/05/mgr-petrus-noyen-svd.html</ref>
Baris 46:
Pada [[7 Desember]] [[1893]], ia ditahbiskan menjadi imam. Satu tahun kemudian, ia berangkat ke [[Tiongkok]] dan bekerja di [[Shantung]] hingga tahun 1909. Setelah bermisi selama 15 tahun di Tiongkok, ia kembali ke Belanda dan sejak 1909 ia diangkat sebagai rektor pertama seminari SVD di [[Uden]], yang dibuka secara resmi pada 8 September 1911.<ref name="buku1">{{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=Dw9gYo4Pk0MC&pg=PA280|title=The History of the Relations Between the Low Countries and China in the Qing Era (1644-1911)|author1=Willy van de Walle|author2=Noël Golvers|date=2003|publisher=Leuven University Press}}</ref> Seminari ini bertujuan melatih para calon imam SVD untuk kemudian bekerja di misi koloni Belanda. Noyen lalu berkeliling di seluruh Belanda untuk merekrut para calon seminaris.
Pada 7 Desember 1912, ia diangkat untuk memimpin misi koloni Belanda di Kepulauan Sunda Kecil. Pada 9 Desember 1912, ia meninggalkan [[Steyl]] dan bertolak ke [[Marseille]], [[Prancis]] dan pada 12 Desember 1912 ia bertolak ke [[Batavia]]. Ia tiba di Batavia pada 4 Januari 1913 dan sempat bertemu dengan Mgr. Luypen SJ, Vikaris Apostolik Batavia, serta mengunjungi sebuah sekolah Belanda di Muntilan. Ia kemudian berangkat dari Surabaya ke Kepulauan Timor pada 12 Januari 1913, dan tiba di Kupang pada 18 Januari. Ia tiba di Pelabuhan Atapupu, Timor pada 20 Januari 1913.<ref name="svdtl">{{Cite web |url=http://svdtlnewsleter.blogspot.co.id/2012/01/petrus-noyen-svd.html |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-10 |archive-date=2016-08-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160815005120/http://svdtlnewsleter.blogspot.co.id/2012/01/petrus-noyen-svd.html |dead-url=yes }}</ref> Pada saat bersamaan Pater Vander Putten, [[Yesuit|S.J.]] meninggalkan Timor. Sepekan kemudian pada 27 Januari 1913, Noyen berangkat ke pusat misi di Lahurus, Kepulauan Timor, dan mempelajari [[bahasa Tetun]].
Pada 1 Maret 1913, misi geraja Katolik Timor diserahterimahkan oleh Pastor Adrianus Mathjisen, S.J., pemimpin misi Timor di kala itu, mewakili Serikat Yesuit kepada dirinya yang mewakili misionaris Serikat Sabda Allah.<ref>http://franklamanepa.blogspot.co.id/2015/01/sejarah-keuskupan-larantuka-sebuah_9.html</ref><ref name="svd">{{Cite web |url=http://provinsisvdende.weebly.com/sejarah-awal.html |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-10 |archive-date=2016-08-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160829054031/http://provinsisvdende.weebly.com/sejarah-awal.html |dead-url=yes }}</ref> Pastor Mathjisen S.J. kemudian meninggalkan Timor sebagai misionaris terakhir Yesuit. Setelah penyerahan daerah misi, Pater Noyen segera menata reksa pastoral dengan memetakan daerah misi SVD dan melakukan berbagai kunjungan. Ia mulai berkenalan dan menjalin persahabatan dengan para raja. Ia juga belajar bahasa Tetun dan Melayu, serta mendirikan gedung gereja dan sekolah. Dengan dibantu Pater [[Arnoldus Verstraelen]] dan Br. Lusianus Molken, mereka melaksanakan karya misi melalui pendekatan antropologis dan kultural, dan berhasil menciptakan "rasa memiliki" masyarakat Timor terhadap iman Katolik.
Baris 58:
Pada [[20 Juli]] [[1914]], muncul sebuah [[dekret]] dari [[Kongregasi Penyebaran Iman]] bahwa Flores juga dimasukkan ke dalam Prefektur Apostolik Kepulauan Sunda Kecil, sehingga para imam Yesuit yang berkarya di Flores juga diganti dengan imam-imam SVD, juga para Suster Belas Kasih diganti oleh Suster SspS. Namun karena terjadinya [[Perang Dunia I]], maka mereka tidak dapat datang. Mgr. Noyen kemudian meminta kesediaan para anggota Yesuit dan Suster Belas Kasih untuk tetap di Flores sampai kedatangan para anggota SVD.<ref>http://spiritentete.blogspot.co.id/2008/05/sejarah-misi-katolik-di-keuskupan.html</ref>
Sejak 14 Mei 1915, Noyen secara resmi berpindah dari Lahurus ke Ende.<ref>http://parokisantoyosephdenpasar.blogspot.co.id/2011_06_01_archive.html</ref> Dengan perpindahan ini, pusat Prefektur Apostolik Kepulauan Sunda Kecil juga berpindah ke [[Ndona]], [[Ende]]. Setelah kedatangannya, ia memutuskan bahwa Ende harus menjadi pusat misi utama demi mengekang ekspansi perkembangan agama [[Islam]]. Selama di Ndona, sekolah mulai didirikan, sehingga misi mendapat dukungan baik dari para guru maupun para siswa. Ia sangat bersemangat untuk menjelajahi wilayah misinya, dari ujung Timor hingga ke Bali. Noyen juga menggagas Percetakan Arnoldus yang kini menjadi Penerbit Nusa Indah. Saat itu Percetakan Arnoldus menggunakan mesin percetakan yang didatangkan dari Jerman.<ref>{{Cite web |url=http://penerbitnusaindah.com/tentang.html |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-10 |archive-date=2016-08-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160822082907/http://penerbitnusaindah.com/tentang.html |dead-url=yes }}</ref> Noyen juga meminta kepada Congregatio Servarum Spiritus Sancti (SSpS; Serikat Biarawati Misi Abdi Roh Kudus) berkarya di Prefektur Apostolik, di mana sejak 1921, mereka telah mulai berkarya di Lahurus.
Pada 3 Mei 1920, Noyen diangkat sebagai Regional SVD Ende yang pertama.<ref name="svd"/> Pada Agustus 1920, ia kembali ke Belanda di mana ia akan ditahbiskan menjadi uskup. Sebelum dia dapat ditahbiskan ia kemudian menderita sakit.<ref name="rhc-eindhoven.nl">http://www.rhc-eindhoven.nl/artikel/605/Monseigneur-Petrus-Noyen</ref><ref name="panoramio.com">{{Cite web |url=http://www.panoramio.com/photo/93224757 |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-10 |archive-date=2016-09-16 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160916230229/http://www.panoramio.com/photo/93224757 |dead-url=yes }}</ref> Mgr. Noyen kemudian meninggal pada [[24 Februari]] [[1921]], ketika sedang mengikuti Kapitel Jenderal di [[Steyl]].<ref>http://svdtimornews.blogspot.co.id/2012/06/sekilas-tentang-svd-indonesia.html</ref> [[Disentri]] yang telah ia derita sejak lama menjadi penyebab kematiannya. Ia dimakamkan di rumah misi di [[Helmond]], [[Belanda]]<ref name="panoramio.com"/> di dekat kaki pendiri ordo Pater [[Arnold Janssen]].<ref name="ngv.nl"/>
== Referensi ==
|