Pudak (makanan): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 3:
Pudak juga ada yang berbahan sagu dan disebut Pudak Sagu. Pada perkembangannya, ragam pudak tidak terbatas 3 rasa macam saja seperti sebelumnya: pudak putih (gula pasir), pudak merah (gula jawa) dan pudak sagu. Oleh kreativitas pembuat kue pudak untuk merebut pasar, maka ragam dan rasa pudak pun bertambah, diantaranya pudak pandan yang berwarna hijau dan harum karena campuran sari daun pandan.
 
Disamping rasa yang khas, bentuk kemasan pudak tidak ada yang menyamai di antara jajanan manapun. Dari bahan yang sudah mulai langka, pembuatannya pun tidak sederhana. Pangkal pelepah daun pinang harus disamak lebih dahulu untuk memisahkan kulit luar dan kulit dalam. Kulit bagian dalam inilah yang dimanfaatkan. Setelah dibersihkan dan dipotong-potong sesuai ukuran, kemudian dilipat dan dijahit dengan alur seperti huruf L tanpa sudut, sehingga sisi dan dasarnya tertutup dan membentuk ruang seperti gelas. Setelah adonan dituangkan, ujung kemasan yang terbuka dikuncupkan dan diikat. Baru dikukus.<ref>[{{Cite web |url=http://www.wisata-jatim.com/front/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&id=39&Itemid=58 |title=Wisata Jatim - Wisata Kuliner] |access-date=2011-01-11 |archive-date=2010-11-16 |archive-url=https://web.archive.org/web/20101116030238/http://www.wisata-jatim.com/front/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&id=39&Itemid=58 |dead-url=yes }}</ref>
 
== Sejarah ==