Abu Bakar Ba'asyir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
AnsyahF (bicara | kontrib)
k Menanbah foto dan informai gugatan kejahatan
Baris 1:
{{tone}}{{refimprove}}
{{Infobox Person
| name = Abu Bakar Ba'asyir
| image = Sidang peninjauan kembali kasus Abu Bakar Baasyir VOABa'asyir.jpg
| image_upright = 1.3
| residenceother_names = * =Ustadz [[Indonesia]]Abu
* Abdus Somad
| other_names = Ustadz Abu
| caption = Abu Bakar Ba'asyir (paling kanan) dalam sidang peninjauan kembali kasusunya di Pengadilan Negeri Cilacap. [[Habib Rizieq]] (berbicara) dihadirkan sebagai saksi.<ref>{{Cite web|title=Para Saksi Kuatkan Klaim Baasyir tentang Pelatihan Militer|url=https://www.voaindonesia.com/a/para-saksi-kuatkan-kalim-baasyir-tentang-pelatihan-militer/3163117.html|website=VOA Indonesia|language=id|access-date=2021-05-22}}</ref>
| caption = Abu Bakar Ba'asyir (tengah) yang didampingi oleh anaknya, Abdulrohim (depan, berbaju biru), saat tiba di Pondok Pesantren Al Mu'min Ngruki di [[Sidoarjo]], [[Jawa Timur]]
| birth_name =
| birth_date = {{tanggal lahir dan umur|df=yes|1938|8|17}}
Baris 13:
| death_place =
| death_cause =
| known = [[Ulama]]
| occupation = Pengasuh pesantren
| title =
Baris 22 ⟶ 21:
| party =
| boards =
| criminal_charge = [[Terorisme di Indonesia]]<ref>{{Cite web|last=Hamdi|first=Imam|date=2019-01-20|editor-last=Kurniawati|editor-first=Endri|title=Kasus Hukum Abu Bakar Baasyir: Menolak Pancasila Sampai Terorisme|url=https://nasional.tempo.co/read/1166777/kasus-hukum-abu-bakar-baasyir-menolak-pancasila-sampai-terorisme|website=[[Tempo.co]]|access-date=2021-05-22}}</ref><ref>{{Cite web|last=Briantika|first=Riyan Setiawan & Adi|title=Rekam Jejak Abu Bakar Ba'asyir & Bagaimana Negara Memantaunya|url=https://tirto.id/rekam-jejak-abu-bakar-baasyir-bagaimana-negara-memantaunya-f81l|website=tirto.id|language=id|access-date=2021-05-22}}</ref><ref>{{Cite web|title=Jejak Radikal Ba'asyir, dari Era Soeharto hingga Jokowi|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190118212047-12-362083/jejak-radikal-baasyir-dari-era-soeharto-hingga-jokowi|website=[[CNN Indonesia]]|language=id-ID|access-date=2021-05-22}}</ref>
| spouse =
| partner =
Baris 35:
 
Ba'asyir pernah menjalani pendidikan sebagai [[santri]] Pondok [[Pesantren]] [[Gontor]], Ponorogo, [[Jawa Timur]] ([[1959]]) dan alumni Fakultas Dakwah [[Universitas Al-Irsyad]], [[Solo]], [[Jawa Tengah]] ([[1963]]). Perjalanan kariernya dimulai dengan menjadi aktivis [[Himpunan Mahasiswa Islam]] [[Solo]]. Selanjutnya ia menjabat Sekretaris [[Pemuda Al-Irsyad]] [[Solo]], kemudian terpilih menjadi Ketua [[Gerakan Pemuda Islam Indonesia]] ([[1961]]), Ketua [[Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam]], memimpin Pondok Pesantren Al Mu'min ([[1972]]) dan Ketua Organisasi [[Majelis Mujahidin Indonesia]] (MMI), [[2002]].
| caption [[Berkas:Abu Bakar Baasyir = VOA.jpg|jmpl|294x294px|Abu Bakar Ba'asyir (tengah) yangke kanan), didampingi oleh anaknya, AbdulrohimAbdul Rahim (depan, berbaju biru), saat tiba di Pondok Pesantren Al Mu'min Ngruki di [[Sidoarjo]], [[Jawa Timur]].]]
 
Ba'asyir mendirikan Pesantren Al-Mu'min di Ngruki, [[Sukoharjo]], [[Jawa Tengah]], bersama dengan [[Abdullah Sungkar]] pada [[10 Maret]] 1972. Pada masa [[Orde Baru]], Ba'asyir melarikan diri dan tinggal di [[Malaysia]] selama 17 tahun atas penolakannya terhadap asas tunggal [[Pancasila]].
 
== Perjalanan hidup ==
{{tone}}
* 1972, Pondok Pesantren [[Al-Mukmin]] didirikan oleh Abu Bakar Ba'asyir bersama [[Abdullah Sungkar]], Yoyo Roswadi, Abdul Qohar H. Daeng Matase dan Abdllah Baraja. Pondok Pesantren ini berlokasi di Jalan Gading Kidul 72 A, Desa [[Ngruki]], Kabupaten [[Sukoharjo]], [[Jawa Tengah]]. Menempati areal seluas 8.000 meter persegi persisnya 2,5 kilometer dari [[Solo]]. Keberadaan pondok ini semula adalah kegiatan pengajian kuliah zuhur di Masjid Agung [[Surakarta]]. Membajirnya jumlah jamaah membuat para mubalig dan ustaz kemudian bermaksud mengembangkan pengajian itu menjadi Madrasah Diniyah.
* [[1983]], Abu Bakar Ba'asyir ditangkap bersama dengan [[Abdullah Sungkar]]. Ia dituduh menghasut orang untuk menolak asas tunggal [[Pancasila]]. Ia juga melarang santrinya melakukan hormat bendera karena menurut dia itu perbuatan syirik. Tak hanya itu, ia bahkan dianggap merupakan bagian dari gerakan [[Hispran]] (Haji Ismail Pranoto)--salah satu tokoh [[Darul Islam]]/[[Tentara Islam Indonesia]] [[Jawa Tengah]]. Di pengadilan, keduanya divonis 9 tahun penjara.