R-Han 122: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Verosaurus (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan VisualEditor |
Verosaurus (bicara | kontrib) Dikembalikan ke revisi 15387543 oleh CommonsDelinker (bicara): Cleanup revisi tunda (TW) Tag: Pembatalan |
||
Baris 1:
'''Roket R-Han 122''' buatan Indonesia ini merupakan pengembangan [[roket]] sebelumnya [[D-230]] tipe [[RX 1210]] yang dikembangkan [[Kementerian Riset dan Teknologi]], yang memiliki kecepatan maksimum 1,8 mach ([[kecepatan suara]]).
Pada [[Maret]] [[2012]], sebanyak 50 roket R-Han 122 diluncurkan di [[Pusat Latihan Tempur TNI]] [[Angkatan Darat]] [[Baturaja]], [[Kabupaten]] [[Ogan Komering Ulu]], [[Sumatra Selatan]]. R-Han 122 berfungsi sebagai senjata berdaya ledak optimal dengan sasaran darat dan jarak tembak sampai 26 kilometer.<ref>{{Cite web|url=http://www.indomiliter.com/roket-r-han-122-sukses-meluncur-dari-mlrs-rm70-grad-marinir-tni-al/|title=Roket R-Han 122 Sukses Meluncur dari MLRS RM70 Grad Marinir TNI AL – Indomiliter.com|website=www.indomiliter.com|language=en-US|access-date=2017-05-09}}</ref>
== Sejarah ==
Berawal pada tahun [[2007]] saat [[Kementerian Riset dan Teknologi]] membentuk [[Tim D230]] untuk mengembangkan roket berdiameter 122 mm dengan jarak jangkau 20 [[kilometer]]. Prototipe roket [[D-230]] ini dibeli [[Kementerian Pertahanan dan Keamanan]] untuk memperkuat program seribu roket. Pemerintah membentuk [[Konsorsium Roket Nasional]] dengan ketua konsorsium [[PT Dirgantara Indonesia]] (DI), sebagai wadah memasuki bisnis massal yang sudah ada sejak 2005. Namun, baru dikembangkan roket [[D-230]] pada [[2007]] hingga terbentuk konsorsium tersebut.
Konsorsium itu beranggotakan sejumlah industri strategis yang mengerjakan bermacam komponen roket. Di dalam konsorsium terdapat [[PT Pindad]] yang mengembangkan ''launcher'' dan ''firing system'' dengan menggunakan ''platform'' GAZ, [[Nissan]], dan [[
Pendukung lain dalam konsorsium adalah [[Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika]] (BMKG) turut menyediakan alat penentu posisi jatuh roket. [[ITB]] menyediakan sistem kamera [[nirkabel]] untuk menangkap dan mengirim gambar saat roket tiba di sasaran. Sejumlah perguruan tinggi lainnya, yakni [[UGM]], [[ITS]], [[Universitas Ahmad Dahlan]], dan [[Universitas Suryadharma]], ikut terlibat di dalam pengembangan roket tersebut. Nama [[D-230]] kemudian diganti menjadi R-Han 122 karena sudah dibeli [[Kementerian Pertahanan]].
Sistem isolasi termal untuk membuat [[roket]] [[militer]] tidaklah mudah. Para periset beberapa kali melakukan uji coba hingga menemukan kesempurnaan pada roket R-Han 122 itu.
|