Gajah putih (idiom): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
[[Berkas:Lord White Elephant.jpg|thumb|Seekor gajah putih di Istana [[Amarapura]], 1855]]
[[Berkas:The White Elephant, Punch 103.png|thumb|[[Perusahaan Kerajaan Britania Afrika Timur]] menganggap Uganda sebagai gajah putih ketika konflik internal di sana membuat administrasi di wilayah tersebut tidak mungkin dilaksanakan]]
[[Berkas:"+arya+" bandara Kertajati 2020 01.jpg|thumb|right|300px|[[Bandar Udara Internasional Kertajati|Bandara Internasional Kertajati]] di [[Jawa Barat]], salah satu contoh gajah putih di Indonesia{{cn}}]]
Istilah ini berasal dari [[Gajah putih|gajah putih]] suci yang dipelihara oleh raja-raja [[Asia Tenggara]] di [[Burma]], [[Thailand]], [[Laos]], dan [[Kamboja]].<ref>[http://www.thailandelephant.org/en/royalstable.html "Royal Elephant Stable"]. Pusat Konservasi Gajah Thailand.</ref> Memiliki gajah putih dianggap (dan masih dianggap di Thailand) sebagai tanda bahwa sang raja bertakhta dengan penuh keadilan dan kekuasaan, dan bahwa kerajaan diberkati dengan kedamaian dan kemakmuran. Kemewahan yang diharapkan dari siapa pun yang memiliki binatang sebesar ini sangatlah luar biasa. Para raja sering menunjukkan kepemilikan gajah putih dalam gelar resminya (misalnya, [[Hsinbyushin]], yang memiliki arti harfiah: 'Penguasa Gajah Putih', raja ketiga dari [[Dinasti Konbaung|dinasti Konbaung]]).<ref name="leider">{{cite journal|last=Leider|first=Jacques P.|date=Desember 2011|title=A Kingship by Merit and Cosmic Investiture|journal=Journal of Burma Studies|volume=15|issue=2|doi=10.1353/jbs.2011.0012|s2cid=153995925|url=http://muse.jhu.edu/journals/journal_of_burma_studies/v015/15.2.leider.html}}</ref> Karena hewan ini dianggap suci dan undang-undang melindungi mereka dari penderitaan, menerima gajah putih sebagai hadiah dari seorang raja dapat berarti menerima berkah sekaligus kutukan. Ia adalah berkah karena hewan ini suci dan merupakan tanda kemurahan hati sang raja, dan juga kutukan karena si penerima sekarang memiliki hewan yang mahal untuk dipelihara yang tidak dapat ia berikan dan tidak dapat ia gunakan secara praktis.