Gunung Merapi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 114:
Pada tahun 2001 sampai 2003, tercatat aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus tanpa disertai erupsi ledakan tetaapi membentuk [[kubah lava]].
Gunung Merapi kembali beraktivitas tinggi pada tahun 2006 dengan terus-menerus meluncurkan awan panas yang memaksa warga yang bertempat tinggal di lereng Merapi mengungsi. Aktivitas ini sempat menelan dua nyawa sukarelawan di kawasan Kaliadem dekat kediaman juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan. Mereka terkena terjangan awan panas meskipun keduanya sempat berlindung di dalam bunker bawah tanah.
Semua catatan ini membentuk apa yang disebut sebagai letusan "tipe Merapi", yaitu aktivitas tinggi yang cukup lama disertai dengan luncuran aliran piroklastik atau ''wedhus gèmbèl'' — istilah [[bahasa Jawa]] yang berarti "[[domba]] yang berbulu lebat" — berulang-ulang yang biasanya meluncur ke lereng gunung dengan kecepatan dan tenaga tinggi, sehingga membahayakan warga di lereng gunung tersebut.
Baris 122:
Karena potensi bahayanya, gunung ini dimonitor tanpa jeda oleh Pusat Pengamatan Gunung Merapi (di bawah Badan Geologi, [[PVMBG]]) di Kota Yogyakarta melalui lima (hingga 2019) pos pengamatan visual (dengan CCTV) dan pencatat kegempaan (Pengamatan Gunungapi Merapi, PGM). Pos-pos ini juga memonitor data dari berbagai instrumen [[geofisika]] [[telemetri]] yang sensornya ditempatkan di sekitar gunung dan titik-titik jauh sebagai pembanding aktivitas vulkanik dengan tektonik.
Lima pos PGM yang berfungsi adalah
*Kaliurang (sisi selatan; Dusun Kaliurang Timur, Kalurahan [[Hargobinangun, Pakem, Sleman]], alt. +858 m; menggantikan Pos Plawangan yang ditutup sejak 2006)
* Ngepos (sisi barat daya; Dusun Ngepos, Desa [[Ngablak, Srumbung, Magelang|Ngablak]], [[Srumbung, Magelang]], +603,4 m)
* Babadan (sisi barat laut; Desa [[Krinjing, Dukun, Magelang]]
* Jrakah (sisi utara–barat laut; Desa [[Jrakah, Selo, Boyolali]]
* Selo (sisi utara; Desa [[Selo, Selo, Boyolali|Selo]]
Selain lima pos tersebut, terdapat pos pemantauan di Desa [[Balerante, Kemalang, Klaten]] (dusun Gondang, sisi tenggara) yang didirikan oleh BPBD Jawa Tengah.
Sebanyak 30 stasiun seismik<ref>{{Cite news|last=|first=|date=5 Desember 2020|title=Magma Merapi Hampir Mencapai Puncak|url=|work=Tribun Jogja (cetak)|access-date=6 Desember 2020}}</ref> [[telemetri]]k dan 35 kamera/CCTV pemantau (dua di antaranya kamera termal) telah dipasang [[BPPTKG]] Yogyakarta untuk memonitor aktivitas vulkanik Merapi.<ref>{{Cite news|last=Husna|first=Maruti Asmaul|date=29 November 2020|title=Puncak Gunung Merapi Alami Pemekaran Sebesar 4 Meter, Magma Mendekat ke Permukaan|url=https://jogja.tribunnews.com/2020/11/29/puncak-gunung-merapi-alami-pemekaran-sebesar-4-meter-magma-mendekat-ke-permukaan?page=all|work=TribunJogja.com|access-date=10 Januari 2021}}</ref> Stasiun seismik terdekat berada di Pasarbubrah dan yang terjauh di Imogiri. Delapan titik stasiun seismik terdekat dari puncak gunung berada di Juranggrawah (GRA), Klatakan (KLS), Pasarbubrah (PAS), Pusunglondon (PUS), Labuhan (LAB), Jurangjero (JRO), Deles (DEL), dan Plawangan (PLA). Seismometer telemetrik untuk aktivitas tektonik ditempatkan di Imogiri (IMO), Pacitan (PCJI), [[Wanagama]] (UGM), Bungbulang (BBJI), dan Jajag (JAGI). Aktivitas tinggi di titik pengukur vulkanik jika tidak disertai aktivitas tinggi di titik pengukur tektonik menandakan adanya aktivitas kegempaan vulkanik oleh Merapi. BPPTKG juga menggunakan [[dron]] kamera dan pemanfaatan citra satelit untuk melakukan fotogrametri, menggunakan teknologi ''[[Interferometric Synthetic-Aperture Radar]]'' (InSAR) dan ''[[Electronic-Distance Measurement]]'' (EDM).
Sisi timur gunung ini tidak diamati karena dianggap relatif aman akibat adanya punggungan Puncak Bibi yang terbentuk di era pra-Merapi.
=== Erupsi 2006 ===
Baris 143:
Tanggal [[1 Juni]], [[Hujan abu vulkanik]] dari luncuran [[awan panas]] Gunung Merapi yang lebat, tiga hari belakangan ini terjadi di [[Kota Magelang]] dan [[Kabupaten Magelang]], [[Jawa Tengah]]. [[Muntilan]] sekitar 14 kilometer dari Puncak Merapi, paling merasakan hujan abu ini.<ref>[http://www.kompas.com/utama/news/0606/01/194615.htm]</ref>
Tanggal [[8 Juni]], Gunung Merapi pada pukul 09.03 WIB meletus dengan semburan [[awan panas]] yang membuat ribuan warga di wilayah lereng Gunung Merapi panik dan berusaha melarikan diri ke tempat aman. Tercatat terjadi dua letusan, letusan kedua terjadi sekitar pukul 09.40 WIB. Semburan awan panas sejauh 5 km lebih mengarah ke hulu [[Kali Gendol]] (lereng selatan) dan menghanguskan sebagian kawasan hutan di utara [[Kaliadem]] di wilayah [[Kabupaten Sleman]].<ref>[http://www.media-indonesia.com/berita.asp?id=102228] [http://www.kompas.com/utama/news/0606/08/100943.htm]</ref>
Letusan Merapi pada tahun 2006 ini menelan setidaknya 151 orang korban jiwa.<ref>{{Cite web|title=Sejarah Letusan Merapi, Perbedaan Erupsi pada 2006 dan 2010|url=https://tirto.id/sejarah-letusan-merapi-perbedaan-erupsi-pada-2006-dan-2010-f6ED|website=tirto.id|language=id|access-date=2020-12-19}}</ref>
|