Wanarata, Bantarbolang, Pemalang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 24:
Sekitar sebelum tahun [[1610]] ''(diambil dari tahun riwayat Pangeran Agiyana Majalangu)'' di desa ini masih menganut ajaran [[Hindu]], dan sebagian besar lagi mereka memeluk agama nenek moyang. Memang sebelum agama [[Islam]] masuk ke Indonesia, agama kepercayaan para raja-raja terdahulu adalah [[Sejarah Nusantara pada era kerajaan Hindu-Buddha|Hindu Budha]]. Jadi tidak mustahil bilamana kedua agama tersebut sangat mengakar di masyarakat. Namun berkat keislaman [[Brawijaya|Raden Brawijaya V]] setelah masuk Islam oleh Raden Said atau [[Sunan Kalijaga]], sebagian besar rakyat [[Majapahit]] akhirnya memeluk Islam.
==== '''Syekh Ageng Gribig atau Syekh Maulana Maghribi''' ====
Penyebaran Islam di wilayah Desa Wanarata tidak luput dari perjalanan Syekh Ageng Gribig/ Syekh Maulana Maghribi ke [[Gunung Slamet]]. ''(Asal usul nama Gunung Slamet)''
Baris 31:
Terdorong oleh perasaan ingin mengetahui tempat darimana cahaya terang misterius itu datang dan makna dari cahaya terang tersebut, maka timbullah niat dan itikad yang kuat di dalam sanubarinya dan mencari tempat yang dimaksud. Seorang sahabatnya bernama Haji Datuk dipanggil dan diperintahkan supaya para hulubalang dan bala tentaranya menyiapkan armada dengan segala perlengkapannya untuk berlayar menuju kearah datangnya cahaya misterius tersebut. Maka,berangkatlah si Pangeran bersama-sama dengan sahabatnya itu 298 (dengan dua ratus sembilan puluh delapan) orang pengikutnya mengarungi samudera menuju kearah terlihatnya cahaya itu memancar selama 40 malam. Kemudian sampailah mereka di ujung timur sebuah pulau yang bernama dengan [[Pulau Jawa]]. Adapun tempat dimana mereka membuang sauh dewasa ini terkenal dengan nama Pantai [[Kabupaten Gresik|Gresik]].
Pada suatu waktu terlihat kembali cahaya terang yang sedang dicarinya itu disebelah barat dan mereka mengambil keputusan kembali karah barat dengan menempuh jalan di [[Laut Jawa]] di pantai [[Kabupaten Pemalang|Pemalang]] [[Jawa TangahTengah]], dimana mereka berlabuh sambil sekadar melepas lelah. Ditempat ini Syekh Maulana Maghribi meminta para armadanya untuk pulang ke negerinya, sedangkan Syekh Maulana Maghribi ditemani oleh Haji Datuk dan untuk sementara bermukim ditempat itu.
Setelah menyelesaikan misinya tersebut, akhirnya beliau menetap di Pemalang dan mensyiarkan agama Islam. Mengenai wafat dan makam beliu masih banyak versi, ada yang menyebutkan di daerah [[Baturraden, Banyumas|Baturraden]]. Namun di Wanarata sendiri ada yang meyakini di Gunung Jenggiri atau lampeng kulon di temukan Makam beliau.
==== '''Mbah Kyai Nursalam''' ====
Mbah Kyai Nursalam adalah salah satu ulama pelopor syiar agama Islam di Desa Wanarata dan beliau juga merupakan waliyullah. Mbah Kyai Nursalam merupakan keturunan Syekh Ageng Gribig, dengan silsilah sebagai berikut: ''Mbah Kyai Nursalam -> Ki Radwan -> Nyi Saripah -> RK Samiyah -> Nyi Dram -> RK Srinah -> RK Makdum Kertajaya -> RK Daimah -> RK Nokidin Kertajaya -> RK Astra Jiwa -> RK Tanu Jiwa -> Ki Bagus Jiwa -> Pangeran Hagyana Atas Angin (Majalangu) -> Syekh Ageng Gribig (Syekh Maulana Maghribi).''