}}
'''Wanarata''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Bantarbolang, Pemalang|Bantarbolang]], [[Kabupaten Pemalang|Pemalang]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
Wanarata sendiri diduga adalah desa warisan dari [[Majapahit|Kerajaan Majapahit]], [[Pasundan]] serta [[Kesultanan Mataram|Mataram]]. Sebagai bukti dari logat bicara setiap dusun berbeda-beda, inilah suatu keunikan tersendiri yang dimiliki oleh Desa Wanarata.
Wanarata adalah sebuah desa yang sekaligus menjadi ikon dan simbol untuk dukuh disekitarnya, dan juga menjadi pusat kelurahan desa. Wanarata sekitar tahun [[1932]] masih menganut ajaran [[Hindu]], faktanya kemudian dengan datangnya Syekh Gribig, Mbah Nurul Salam, Mbah Soma, Mbah Gudang, Mbah Sirut, Mbah Anggrek mereka mengajarkan ilmu islam disekitar Desa Wanarata.
Genteng adalah salah satu dari produk yang dihasilkan Desa Wanarata, selain hasil pertanian padi. Desa ini dihimpit oleh dua sungai, sehingga menjadi tempat yang indah dan subur.
Wanarata terdiri atas 10 dukuh yaitu Dukuh Gudang, Dukuh Benteng-Karangsari, Dukuh Krajan III, Dukuh Krajan IV, Dukuh Krajan V-Kalisirem, Dukuh Lenggak, Dukuh Kedungsambi, Dukuh Guluk, Dukuh Mulyoharjo dan Dukuh Karangpucung.
== Masuknya Agama Islam di Desa Wanarata ==
|