Kerusuhan Banjarmasin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 18:
Pada hari itu berlangsung putaran terakhir masa [[kampanye]] Pemilu 1997 dan bertepatan dengan hari [[Jumat]], yang secara kebetulan merupakan hari kampanye [[Golkar]]. Menurut rencana semula, setengah hari kampanye diawali dengan kampanye simpatik berupa pendekatan kepada kalangan bawah dengan menyasar [[buruh]], [[ojek|pengojek]], dan tukang [[becak]]. Kemudian, setengah hari berikutnya, usai [[salat Jumat]], kampanye akan dilanjutkan dengan panggung hiburan rakyat di Lapangan Kamboja. Pada acara tersebut akan hadir Menteri Sekretaris Kabinet [[Saadilah Mursjid]], Ketua MUI Kiai [[Hasan Basri (MUI)|Hasan Basri]], dan artis-artis ibu kota. Rencana itu tidak pernah terwujud, karena yang terjadi kemudian adalah malapetaka berupa kerusuhan massal.<ref>Sulistyo, Hermawan (1999). Anarki Enam Jam: Rekonstruksi Kerusuhan Jumat Membara di Banjarmasin. Hal.185</ref>
 
Hingga tengah hari, semua kegiatan di tengah kota Banjarmasin masih berjalan normal. Begitu pula di mal terbesar di [[Banjarmasin]] kala itu [[Mitra Plaza]], yang kemudian berubah sekejap menjadi pusat kerusuhan. Pengunjung dan pembeli ramai seperti biasanya, para pegawai komplekspusat pertokoanperbelanjaan berlantai empat itu pun bekerja sebagaimana hari-hari sebelumnya. Di lantai satu komplekspusat pertokoanperbelanjaan yang terletak di tepi [[sungai Martapura]] ini terdapat perkantoran, antara lain kantor Bank Bumi Daya (BBD). Lantai 2 digunakan sebagai tempat penjualan pakaian, sementara di lantai 3 terdapat [[swalayan]] Hero, toko buku [[Gramedia]], restoran cepat saji [[CFC]], dan sebuah bioskop. Di lantai 4 terdapat [[diskotek]], kedai kopi, dan tempat hiburan, termasuk biliar dan sejenisnya.
 
== Kronologi ==