Dukuhseti, Dukuhseti, Pati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 15:
 
== Sejarah ==
Desa ini pada mulanya didirikan oleh seseorang wali Jawa berkulit hitam yang dikenal dengan sebutan simbah "Brojo Sekti" yang konon berasal dari [[Kerajaan Mataram]]. Hingga saat ini, masyarakat setempat masih mengadakan peringatan hari wafatnya dia yang bertepatan pada tanggal 12 [[mulud]] / [[rabi'ul awal]] sebagai rasa syukur dan ucapan terima kasih atas jasa jasa dia di samping untuk meningkatkan semangat para pemuda agar bisa meniru pengabdian dia.
 
Cikal-bakal dan nama "Dukuhseti" diambil dari nama "Brojo Seti" atau "Brojo Sekti". Karena itulah, legenda dan sejarah Mbah Brojo Seti menjadi kajian menarik bagi warga setempat bahkan mahasiswa saat melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) maupun penelitian di Dukuhseti.
 
Perjuangan Mbah Brojo Seti Singo Barong, dari info yang dihimpun, memang simpang siur. Akan tetapi, secara legenda, almarhum Ngalimun SPdI Ketua Pengurus Makam Mbah Brojo Seti Singo Barong, kepada Koranpati.com menandaskan bahwa sejarah Mbah Brojo Seti Singo Barong berawal dari sosok Brojo Seti saat nyantri dan berguru dengan KH. Ahmad Mutamakkin Kajen Pati, seorang waliyullah yang kondang yang dikenal warga Pantura selain sosok Saridin atau Syekh Jangkung.
 
Konon, kata Ngalimun, dulu setelah nyantri di Mbah Mutamakkin Kajen, Mbah Brojo Seti pulang ke asalnya dan menyebarkan agama Islam. Akan tetapi, ia mendapat tantangan seorang siluman bernama Ki Gede Tualang yang konon adalah siluman celeng dan bisa berubah menjadi ular dan batu besar di kali.