Ariesta Widya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Ariesta Widya''' ({{lahirmati|Kandri, Cepaka, Gunung Pati, [[Kota Semarang|Semarang]]|12|04|1938}}) adalah seorang guru. Nama aslinya adalah Agustinus Mulyono Widyatama akan tetapi lebiih dikenal dengan nama samaran Ariesta Widya. Ariesta Widya
Sementara itu, profesinya sebagai pengarang Jawa telah ia rintis sejak 1957, seangkatan dengan St. esmaniasita, T.S. Argarini, Muryalelana, Basuki Rahmat, dan Ismail (Liamsi). Tulisan pertamanya berupa cerpen berjudul "''Kasep''" yang dimuat dalam ''Kekasihku.'' Setelah karya pertama muncul, kemudian mengalir juga guritan-guritannya. Namun pada 1961-1967 ia absen karena lingkungan kerja sebagai guru di Manado idak mendukung, ia kembali menulis setelah kembali ke Ungaran. Tema-tema cerpen Ariesta Widya bervariasi mulai dari persoalan sekitar lingkungan pedesaan, pesisir, hingga persoalan di berbagai daerah yang ia kunjungi. Pengalaman selama menetap di Manado memberikan motivasi untuk menciptakan berbagai eksperimen terutama bahasa Jawa. Bahasa jawa harus berkembang terutama di era kemerdekaan, Oleh karena itu bahasa Jawa dari Yogyakarta dan Surakarta tidak boleh menjadi pedoman yang statis . Hal ini memotivasinya untuk menyatukan bahasa Jawa dengan kondisi masyarakat yang terus berubah. Menurut Muryalelana, bahasa dalam karya Ariesta sangat menarik, memiliki daya hidup, dinamis karena ia mengangkat tema atau masalah yang benar-benar ada dalam masyarakat. Ada 3 latar pokok yang diakrabi oleh Ariesta, yaitu pedesaan, pegunungan dan pesisiran, karena menurut Ariesta ketiga daerah tersebut sangat kaya dengan panorama dan permasalahan yang menarik.
|