Melayu Pontianak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hanamanteo (bicara | kontrib)
k -
Zul Hamid (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 28:
Pada tahun 2017 suku Melayu Pontianak berjumlah 160.000 Jiwa dan sekitar 144.516 Jiwa terkonsentrasi di [[Kota Pontianak]].
 
Tetapi dalam arti luas, rumpun Melayu Kalimantan mencakup suku asli Kalimantan yang beragama Islam dan mengadopsi Budaya Melayu seperti Senganan/Haloq (Dayak masuk Islam), [[Suku SambasKalimantan]], [[Sukumerupakan Kedayan]]tanah (sukuasal dibahasa BruneiMelayu Darussalam)Purba, [[Suku Banjar]], [[Suku Kutai]], [[Suku Berau]], dan [[Suku Tidung]]. Nama Melayu Pontianak sendiri muncul tahun 1771 saat [[Kesultanan Pontianak|Kesultanan Kadriyah Pontianak]] didirikan oleh [[Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie]], keturunan Rasulullah dari Imam Ali ar-Ridha di daerah muara Sungai Kapuas yang termasuk kawasan yang diserahkan [[Sultan Banten]] kepada VOC Belanda, dan penduduk asli yang memeluk agama Islam dan mendiami Wilayah [[Kesultanan Kadriyah Pontianak|Kesultanan Kadriah Pontianak]] itu lah yang di sebut sebagai Melayu Pontianak.
[[Kalimantan]] merupakan tanah asal bahasa Melayu Purba, yang disebut Orang Melayu di Kalimantan dalam arti sempit hanya mengacu kepada orang Melayu yang mendiami [[Kalimantan Barat]] yang bertutur mirip bahasa [[Melayu Riau]] dialek Riau-Johor dan Melayu Semenanjung Malaya (Malaysia) yakni berdialek '''"e"'''
Tetapi dalam arti luas, rumpun Melayu Kalimantan mencakup suku asli Kalimantan yang beragama Islam dan mengadopsi Budaya Melayu seperti Senganan/Haloq (Dayak masuk Islam), [[Suku Sambas]], [[Suku Kedayan]] (suku di Brunei Darussalam), [[Suku Banjar]], [[Suku Kutai]], [[Suku Berau]], dan [[Suku Tidung]]. Nama Melayu Pontianak sendiri muncul tahun 1771 saat [[Kesultanan Pontianak|Kesultanan Kadriyah Pontianak]] didirikan oleh [[Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie]], keturunan Rasulullah dari Imam Ali ar-Ridha di daerah muara Sungai Kapuas yang termasuk kawasan yang diserahkan [[Sultan Banten]] kepada VOC Belanda, dan penduduk asli yang memeluk agama Islam dan mendiami Wilayah [[Kesultanan Kadriyah Pontianak|Kesultanan Kadriah Pontianak]] itu lah yang di sebut sebagai Melayu Pontianak.
 
[[Suku Melayu]] di [[Kalimantan Barat]] memiliki hubungan kekeluargaan yang sangat erat dengan [[suku Melayu]] di [[Malaysia]] [[Serawak]] dan [[Brunei Darussalam]]. Tidak mengherankan jika pada musim hari Raya Idul Fitri banyak warga [[Malaysia]] dan [[Brunei Darussalam]] yang berkunjung ke [[Kalimantan Barat]]. Tujuan utama mereka adalah untuk mempererat hubungan silaturahmi dan mengunjungi makam nenek atau datok mereka.