Warih Wisatsana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 3 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 1:
{{Orphan|date=September 2016}}
 
'''Warih Wisatsana''' ({{lahirmati|[[Cimahi]], [[Jawa Barat]]|20|4|1965}}) adalah [[sastrawan]] berkebangsaan [[Indonesia]]. Sejak muda sudah mengakrabi dunia sastra. Karya-karyanya dalam bentuk puisi banyak dimuat oleh media massa dan antologi. Atas dedikasi dan prestasinya, Warih menerima beberapa penghargaan, salah satu di antaranya adalah [[Bung Hatta Awards]] ([[1994]]).<ref>[http://www.tamanismailmarzuki.co.id/tokoh/warih.html Website resmi Taman Ismail Marzuki] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150924121216/http://www.tamanismailmarzuki.co.id/tokoh/warih.html |date=2015-09-24 }}, diakses 28 Februari 2015</ref><ref>[http://literarybiennale.salihara.org/authors/2011/06/24/warih-wisatsana Literary Binnale Komunitas Salihara] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150402110415/http://literarybiennale.salihara.org/authors/2011/06/24/warih-wisatsana |date=2015-04-02 }},diakses 28 Februari 2015</ref><ref>[http://www.bunghattaaward.org Website resmi Bung Hatta Awards]</ref>
== Latar belakang ==
Saat duduk di bangku SMP dan SMA, ia sudah menulis puisi. Pergaulannya dengan puisi terus berjalan seiring dengan dihabiskannya masa remaja di beberapa kota, Pontianak dan Klaten. Ketika memasuki [[Bali]] awal tahun [[1980]]-an, kecintaannya pada puisi makin bertumbuh. Sebagai penyair yang lahir di [[Cimahi]], tapi kepenyairannya lahir di [[Bali]]. saat ia bergabung bersama Komunitas Sanggar Minum Kopi yang membuatnya lebih dekat dengan dunia sastra. Di sanggar itulah ia bergaul dengan para seniman. Dari merekalah ia memperoleh pengalaman mengeksplorasi diri, sekaligus menjadikan sebagai kesadaran bersama. Spirit tradisi dan seni di Bali yang pada saat bersamaan harus berhadapan dengan tawaran modernisasi disadari Warih menjadi kekuatan baginya untuk menempa kepekaannya terhadap dunia, sekaligus mempertegas keinginannya untuk memberikan diri sepenuhnya menjadi seorang penyair.<ref>[https://puisikompas.wordpress.com/tag/warih-wisatsana/ Puisi Kompas], diakses 28 Februari 2015</ref><ref>[http://www.karyapuisi.com/2014/05/puisi-jalan-pulang-warih-wisatsana.html Karya Puisi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150402162142/http://www.karyapuisi.com/2014/05/puisi-jalan-pulang-warih-wisatsana.html |date=2015-04-02 }}, diakses 28 Februari 2015</ref>
Sekitar tahun [[1983]]-[[1984]], Warih menentukan pilihan hidupnya sebagai penyair. Pertemuannya dengan penyair senior [[Umbu Landu Paranggi]] ketika masih bekerja sebagai wartawan di Bali Post semakin memantapkan pilihannya pada puisi yang menjadi bekal pada penciptaan karya-karyanya. Puisi-puisi Warih memiliki kekuatan diksi dan rima pada tiap-tiap bagiannya. Ia mempublikasikan karya-karyanya ke berbagai massa, jurnal, serta beberapa antologi.<ref>[http://sastra-indonesia.com/tag/warih-wisatsana/ Sastra Indonesia], diakses 28 Februari 2015</ref>