Kedokteran hewan di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 1:
[[Berkas:Horse examination by Indonesian Agricultural Quarantine Agency officer.jpg|jmpl|kanan||upright=1.2|Seorang [[dokter hewan]] sedang memeriksa kuda impor di Instalasi Karantina Hewan dalam rangka [[Asian Games 2018]].]]
Di [[Indonesia]], praktik ilmu [[kedokteran hewan]] telah berlangsung dan berkembang selama ratusan tahun. Layanan [[dokter hewan]] serta pendidikannya telah dirintis sejak zaman penjajahan Belanda. Per tahun 2019, terdapat 11 universitas yang menyelenggarakan pendidikan kedokteran hewan. Para dokter hewan memiliki [[Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia]] (PDHI) sebagai [[organisasi profesi]].
 
Baris 94:
 
==== Tahun 2000–sekarang ====
[[Berkas:Indonesia quarantine medical veterinarian with ada dog.jpg|jmpl|kiri|upright=0.85|Dokter hewan karantina Indonesia bersama seekor anjing pelacak di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok]]
Pada tahun 2000, Indonesia memperoleh status bebas dari penyakit sampar sapi oleh OIE dan FAO. Penyakit ini terakhir kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 1907. Sampar sapi dinyatakan tereliminasi secara global di seluruh dunia pada tahun 2011.<ref>{{Cite book|last1=Organisasi Pangan dan Pertanian|last2=Organisasi Kesehatan Hewan Dunia|year=Mei 2011|url=https://www.oie.int/doc/ged/D10943.PDF|title=Joint FAO/OIE Committee on Global Rinderpest Eradication: Final Report|location=Roma dan Paris|publisher=FAO dan OIE|page=Annex D|author-link1=Organisasi Pangan dan Pertanian|author-link2=Organisasi Kesehatan Hewan Dunia}}</ref>