Katilayu (batu): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 18:
Keberadaan serangga di dalam ambar dituliskan oleh Pliny the Elder dalam Naturalis Historia karangannya dan mengarahkannya pada teori bahwa ambar harus berada dalam keadaan cair untuk menyelubungi tubuh serangga. Oleh karena itu Pliny menjulukinya ''succinum'' atau ''batu getah'', sebuah nama yang masih digunakan sampai sekarang untuk mendeskripsikan [[asam suksinat]] (sama pula halnya dengan ''succinite'', istilah yang diberikan untuk jenis ambar tertentu oleh James Dwight Dana).
 
Nama Yunani untuk ambar adalah '' ηλεκτρον '' (''Elektron'') dan berhubungan dengan Dewa Matahari yang digelari ''Elector'' atau ''Yang Membangunkan''.<ref>King, Rev. C.W. (1867). The Natural History of Gems or Decorative Stones. Cambridge (UK).[http://www.farlang.com/gemstones/king-gems-decorative-stones/page_315 Amber Chapter, Online version] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070929090553/http://www.farlang.com/gemstones/king-gems-decorative-stones/page_315 |date=2007-09-29 }}</ref> [[Theophrastus]] mengelompokkan ambar dan magnetit sebagai mineral yang memiliki daya tarik.
 
Ambar yang dipanaskan akan mengalami pelunakan dan akhirnya terbakar, itulah yang menyebabkan kata amber dalam [[bahasa Jermanik]] merupakan terjemahan harfiah dari ''burn-Stone'' (''Bernstein'' dalam bahasa Jerman, ''barnsteen'' dalam bahasa Belanda). Jika dipanaskan di atas 200&nbsp;°C, ambar mengalami dekomposisi, menghasilkan "minyak amber", dan meninggalkan residu warna hitam yang dikenal sebagai "kolofoni amber" atau "amber pitch"; yang saat dilarutkan dalam minyak [[terpentin]] atau [[minyak biji rami]] membentuk "pernis ambar" atau "lak ambar ".