Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 27:
 
== Ancaman kerusakan ==
[[Berkas:Taman Nasional Gunung Leuser.jpg|jmpl|Hutan hujan di zona inti Taman Nasional Gunung Leuser, Provinsi Aceh, Indonesia.]]
Dalam sidang Komite Warisan Dunia di [[Saint Petersburg]], [[Rusia]], pada 24 Juni sampai 6 Juli 2012, Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra ditetapkan sebagai salah satu dari 38 Warisan Dunia Yang Terancam. Selanjutnya, pada sidang komite yang sama pada 2017 yang diselenggarakan di [[Kraków]], [[Polandia]], hutan ini masih dimasukkan ke dalam Daftar Warisan Dunia dalam Bahaya mengingat masih tingginya aktivitas ilegal yang mengancam kelestariannya.<ref name=":1">{{Cite web|last=Hasan|first=Akhmad Muawal|title=Aktivitas Ilegal Hancurkan Hutan Hujan Tropis Sumatera|url=https://tirto.id/aktivitas-ilegal-hancurkan-hutan-hujan-tropis-sumatera-csfL|website=tirto.id|language=id|access-date=2021-06-05}}</ref> Salah satu bagian dari Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra yang paling terancam adalah Taman Nasional Gunung Leuser. Bahkan, menurut peneliti kehutanan di WRI Indonesia, statusnya adalah paling terancam di Indonesia bersama [[Taman Nasional Gunung Palung]] di [[Kalimantan Barat]].<ref>{{Cite web|last=Wicaksono|first=Satrio|last2=Fauzi|first2=Dimas|date=2018-11-19|title=Masyarakat Lokal Selamatkan 2 Taman Nasional Paling Terancam di Indonesia {{!}} WRI Indonesia|url=https://wri-indonesia.org/id/blog/masyarakat-lokal-selamatkan-2-taman-nasional-paling-terancam-di-indonesia|website=WRI Indonesia|access-date=2021-06-05|last3=Khatimah|first3=Fadhilla Husnul|last4=Chandra|first4=Adelina|last5=Juliane|first5=Reidinar|last6=Toh|first6=Lucas|last7=Pool|first7=John-Rob}}</ref>
 
Beberapa ancaman yang disebutkan antara lain adalah penebangan liar, pembangunan jalan melintasi kawasan konservasi, pertambangan, alih fungsi lahan untuk perkebunan kelapa sawit<ref name=":1" />, dan perambahan hutan (perkebunan masyarakat).<ref>{{Cite web|date=2012-07-04|title=UNESCO: Hutan Sumatera di Daftar 38 Warisan Dunia Yang Terancam|url=https://www.mongabay.co.id/2012/07/04/unesco-hutan-sumatera-di-daftar-38-warisan-dunia-yang-terancam/|website=Mongabay Environmental News|language=en-US|access-date=2021-06-05}}</ref> Pemerintah telah melakukan pembangunan jalan yang melintasi hutan tersebut dan menutupnya dengan aspal meski UNESCO telah memberikan peringatan tentang ancaman proyek infrastruktur tersebut terhadap ekosistem hutan.<ref>{{Cite web|last=Jong|first=Hans Nicholas|date=2021-01-14|title=Deforestation spurred by road project creeps closer to Sumatra wildlife haven|url=https://news.mongabay.com/2021/01/karo-langkat-leuser-national-park-unesco-world-heritage-road-deforestation-encroachment/|website=Mongabay Environmental News|language=en-US|access-date=2021-06-05}}</ref> Menurut data yang dihimpun oleh Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA), hingga Desember 2019, tutupan hutan seluas 34.277 hektare di Taman Nasional Gunung Leuser telah dinyatakan hilang akibat pembalakan liar dan perambahan hutan.<ref>{{Cite web|last=Hanafiah|first=Junaidi|date=2020-10-15|title=TNGL Belum Aman dari Ancaman Pembalakan dan Perambahan|url=https://www.mongabay.co.id/2020/10/15/tngl-belum-aman-dari-ancaman-pembalakan-dan-perambahan/|website=Mongabay Environmental News|language=en-US|access-date=2021-06-05}}</ref> Area taman nasional yang masuk wilayah Kabupaten Aceh Tenggara menderita kerusakan terparah, mencapai 19.554 hektare dari 281.845 hektare.<ref>{{Cite web|last=Hanafiah|first=Junaidi|date=2018-02-20|title=Perambahan, Ancaman Serius yang Terjadi di Taman Nasional Gunung Leuser|url=https://www.mongabay.co.id/2018/02/20/perambahan-ancaman-serius-yang-terjadi-di-taman-nasional-gunung-leuser/|website=Mongabay Environmental News|language=en-US|access-date=2021-06-05}}</ref> Pada 2016, pemerintah Aceh sempat berencana untuk mengeksploitasi potensi energi panas bumi di zona inti Leuser sebelum akhirnya membatalkan proyek tersebut dan mengalihkannya ke tempat lain.<ref>{{Cite web|last=Hanafiah|first=Junaidi|date=2018-04-14|title=Komitmen Menjaga Leuser Sebagai Situs Warisan Dunia Harus Dibuktikan|url=https://www.mongabay.co.id/2018/04/14/komitmen-menjaga-leuser-sebagai-situs-warisan-dunia-harus-dibuktikan/|website=Mongabay Environmental News|language=en-US|access-date=2021-06-05}}</ref>
 
Selain kerusakan akibat ulahpembalakan manusiadan perburuan, hutan hujan tropis Sumatra juga berpotensi terancam oleh perubahan iklim dan pemanasan global. Salah satu efek perubahan iklim di lahan basah tropis adalah curah hujan berlebihan yang dapat mengganggu ekosistem flora dan fauna di dalamnya.<ref>{{Cite book|last=Claudino-Sales|first=Vanda|date=2019|url=https://doi.org/10.1007/978-94-024-1528-5_82|title=Coastal World Heritage Sites|location=Dordrecht|publisher=Springer Netherlands|isbn=978-94-024-1528-5|editor-last=Claudino-Sales|editor-first=Vanda|series=Coastal Research Library|pages=563–569|language=en|doi=10.1007/978-94-024-1528-5_82}}</ref> UNESCO bersama dengan pemerintah Indonesia, LIPI, dan Wildlife Conservation Society (WCS) melakukan proyek konservasi, yang salah satunya adalah memonitor dampak perubahan iklim pada hutan hujan tropis Sumatra.<ref>{{Cite web|title=Adaptive and carbon-financed forest management in Tropical Rainforest Heritage of Sumatra - Internationale Climate Initiative (IKI)|url=https://www.international-climate-initiative.com/en/details/project/adaptive-and-carbonfinanced-forest-management-in-tropical-rainforest-heritage-of-sumatra-09_II_008-270|website=www.international-climate-initiative.com|language=en|access-date=2021-06-05}}</ref>
 
== Daftar rujukan ==