Kesultanan Demak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Kopi edit |
Merapikan infobox |
||
Baris 1:
{{Infobox
|native_name = ''Karajan Islam ing Demak''<br>''Nagari Demak''
|
|
|iso3166code = omit
|
|era = [[Penyebaran Islam di Nusantara#Jawa Tengah dan Jawa Timur|Penyebaran Islam di Jawa]]
| p1 = Majapahit▼
|established_event1 = Berdirinya Kadipaten Bintara
|
|event_start = Melepaskan diri dari [[Majapahit]]
|year_start = 1478/1479{{efn-lr|Tahun ini adalah waktu yang biasa diceritakan secara tradisional untuk menandakan kejatuhan Majapahit (''sirna ilang kertaning bhumi''), atau tepatnya ibu kotanya. Namun, [[H.J. de Graaf|De Graaf]] menyatakan bahwa ceritanya tidak dapat diandalkan dan Majapahit saat itu masih bertahan setidaknya hingga 1527.{{Sfn|De Graaf|1976|p=8}} Meski demikian, Raffles menulis bahwa sekitar tahun itu (atau mungkin tahun-tahun selanjutnya) Raden Patah, bersama Wali Songo, menyatakan kerajaan baru yang berpusat di Bintara, yang kini berkembang menjadi Demak.{{Sfn|Raffles|1817|p=143}}}}
|
|
|event_post = Pemindahan kekuasaan ke [[Kesultanan Pajang|Pajang]]
|date_post = 1581/1582
| common_languages = [[Bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]] (selanjutnya berkembang menjadi bahasa Jawa modern seperti sekarang)▼
|flag_p1 = Flag of the Majapahit Empire.svg
|s1 = Kesultanan Pajang
| title_leader = Sultan▼
|s2 = Kesultanan Banten
|s3 = Kerajaan Kalinyamat
|flag_s2 = Flag of the Sultanate of Banten.svg
| leader2 = [[Pati Unus]]▼
|
|image_map_alt =
|image_map_caption =
|national_motto =
| leader4 = [[Sunan Prawata]] (Rd. Mukmin)▼
|capital
▲|
|government_type = Monarki absolut Islam
|leader1
|year_leader1 = 1478–1505
|year_leader2 = 1515-1518
|
|year_leader3 = 1505-1515, 1518-1546{{efn-lr|Trenggana tampaknya memimpin Demak dua kali.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=39}}}}
|year_leader4 = 1545-1549
|religion = [[Islam]]
|footnotes = {{notelist-lr}}
}}
{{Sejarah Indonesia|Kerajaan Islam}}
'''Kesultanan Demak''' atau '''Kerajaan Demak''' adalah kerajaan [[Islam]] [[Suku Jawa|Jawa]] yang didirikan pada akhir abad ke-15 di [[Kabupaten Demak|Demak]]. Demak sebelumnya menjadi kadipaten yang tunduk pada [[Majapahit]] (yang saat itu sudah mengalami kemunduran) untuk beberapa tahun sebelum hubungan merenggang dan akhirnya
Menurut cerita tradisional Jawa, kerajaan ini didirikan oleh [[Raden Patah]], anak raja [[Majapahit]] yang terakhir dan seorang putri raja dari Tiongkok.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=39}} Setelah jatuhnya Majapahit (dan diikuti dengan penghapusan [[Regalia|regalianya]]) dan menyatakan kerajaan baru, [[Wali Songo]] menempatkan Raden Patah sebuah pemerintahan dan memberinya gelar ''Panembahan Jimbun''.{{Sfn|Raffles|1817|p=143}}
Baris 54 ⟶ 59:
Raden Fatah merupakan anak Raja Wilwatikta (Majapahit versi orientalis Belanda) bernama Brawijaya V yang lahir di Kota Palembang dari istri (selir) bernama Siu Ban Ci (menurut Purwaka Caruban Nagari) Brawijaya V berdarah Tionghoa putri dari Kyai Batong (Tan Go Hwat), Karena istri Brawijaya V Ratu Dwarawati cemburu maka Siu Ban Ci hijrah ke Palembang bersama Ario Damar yang merupakan anak dari Brawijaya III, yang akhirnya dinikahi oleh Ario Damar dan melahirkan anak Raden Kusen. Saat Ciu Ban Ci hijrah ke Palembang sedang hamil anak dari Brawijaya V dan melahirkan Raden Fatah di Kota Palembang. Gelar lengkap Raden Fatah Senapati Jimbun Abdurahman Penembahan Palembang Sayidin Panatagama Sultan Syah Alam Akbar Al-Fatah. -->
==
Pada awal abad ke-16, Kerajaan Demak telah menjadi kerajaan yang kuat di Pulau Jawa, tidak satu pun kerajaan lain di Jawa yang mampu menandingi usaha kerajaan ini dalam memperluas kekuasaannya dengan menundukkan beberapa kawasan pelabuhan dan pedalaman di [[Nusantara]].
Baris 65 ⟶ 70:
== Kemunduran ==
{{Unreferenced section}}
Suksesi raja Demak ketiga tidak berlangsung mulus, terjadi persaingan panas antara P. Surowiyoto]] (Pangeran Sekar) dan [[Trenggana]] yang berlanjut dengan di bunuhnya P. Surowiyoto oleh [[Sunan Prawoto]] (anak [[Trenggana]]), peristiwa ini terjadi di tepi sungai saat [[Surowiyoto]] pulang dari Masjid sehabis sholat Jum'at. Sejak peristiwa itu [[Surowiyoto]] (Sekar) dikenal dengan sebutan Sekar Sedo Lepen yang artinya sekar gugur di sungai. Pada tahun [[1546]] [[Trenggana]] wafat dan tampuk kekuasaan dipegang oleh [[Sunan Prawoto]], anak [[Trenggana]], sebagai raja Demak keempat, akan tetapi pada tahun [[1547]] [[Sunan Prawoto]] dan isterinya dibunuh oleh Rungkud pengikut [[P. Arya Penangsang]], putra [[Pangeran Surowiyoto]] (Sekar). [[P. Arya Penangsang]] adalah Adipati Jipang Panolan (Bojonegoro) pada waktu itu, Adipati Arya Penangsang adalah murid terkasih dari ketiga murid terbaiknya yang lain yaitu Pangeran Prawoto (Sunan Prawoto) dan Jaka Tingkir (Sultan Hadiwijaya) murid Kanjeng Sunan Kudus. Jaka Tingkir selain murid Sunan Kudus juga murid Sunan Kalijaga. Pengikut [[Arya Penangsang]] juga membunuh [[Pangeran Hadiri]], penguasa Jepara / Kalinyamat (Suami [[Ratu Kalinyamat]]). Hal ini menyebabkan adipati-adipati di bawah Demak memusuhi [[P. Arya Penangsang]], salah satunya adalah menantu Sultan Trenggono [[Jaka Tingkir]] (Sultan Hadiwijaya).
Baris 103 ⟶ 109:
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara|Demak]]
[[Kategori:Kerajaan di Jawa Tengah|Demak]]
<references />
|