Kesultanan Demak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
AnsyahF (bicara | kontrib)
k Toponimi: Mengutip buku
AnsyahF (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 9:
| established_date1 = 1475
| event_start = Melepaskan diri dari [[Majapahit]]
| year_start = 1478/1479{{efn-lr|Tahun ini adalah waktu yang biasa diceritakan secara tradisional untuk menandakan kejatuhan Majapahit (''sirna ilang kertaning bhumi''), atau tepatnya ibu kotanya. Namun, [[H.J. de Graaf|De Graaf]] menyatakan bahwa ceritanya tidak dapat diandalkan dan Majapahit saat itu masih bertahan setidaknya hingga 1527.{{Sfn|De Graaf|1976|p=8}} Meski demikian, [[Thomas StamofrdStamford Raffles|Raffles]] menulis bahwa sekitar tahun itu (atau mungkin tahun-tahun selanjutnya), RadenBintoro Patah bersama Wali Songo menyatakan kerajaan baruatau yangDemak berbasismulai diberdiri Bintarasendiri.{{Sfn|Raffles|1817|p=143}}}}
| event_end = Dibunuhnya [[Sunan Prawoto|Sunan Prawata]]
| year_end = 1549
Baris 26:
| capital = [[Bintoro, Demak, Demak|Bintoro]]
| common_languages = [[Bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]] (selanjutnya berkembang menjadi bahasa Jawa modern seperti sekarang)
| government_type = [[Monarki absolut]] [[Kesultanan|Islam]]
| title_leader =
| leader1 = [[Raden Patah]]
Baris 34:
| leader3 = [[Trenggana]]
| year_leader3 = 1505-1515, 1518-1546{{efn-lr|Trenggana tampaknya memimpin Demak dua kali.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=39}}}}
| leader4 = [[Sunan Prawoto|Sunan Prawata]]
| year_leader4 = 1545-1549
| religion = [[Islam]]
Baris 45:
Menurut cerita tradisional Jawa, kerajaan ini didirikan oleh [[Raden Patah]], anak raja [[Majapahit]] yang terakhir dan seorang putri raja dari Tiongkok.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=39}} Setelah jatuhnya Majapahit, [[Wali Songo]] menempatkan Raden Patah sebuah pemerintahan dan memberinya gelar ''Panembahan Jimbun''.{{Sfn|Raffles|1817|p=143}}
 
Kerajaan ini memainkan peran penting dalam keruntuhan Majapahit dan [[Penyebaran Islam di Nusantara#Jawa Tengah dan Jawa Timur|penyebaran Islam di Jawa]].{{Sfn|Ooi|2004|p=864}} Sepanjang setengah awal abad ke-16, Demak berada pada puncak kejayaannya di bawah pemerintahan [[Trenggana]]. Pada masanya, Demak melakukan banyak penaklukkan ke pelabuhan-pelabuhan utama di [[Jawa|Pulau Jawa]] hingga ke pedalaman yang mungkin belum tersentuh oleh [[Islam]].{{Sfn|Ricklefs|2008|p=39}} Salah satu pelabuhan yang ditaklukkan Demak adalah [[Sunda Kelapa]], yang pada waktu itu berada dalam kekuasaan [[Kerajaan Sunda]]. Hubungan aliansinya dengan [[Imperium Portugal]] sejak 1511 menjadi ancaman bagi Demak. Pada 1527, pasukan dari Demak dan [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]] yang dipimpin oleh [[Fatahillah]] mengadakanmelancarkan serangan ke Sunda Kelapa. Serangan itu sukses sehingga Portugal kalahdikalahkan dan Sunda mundur ke pedalaman. Fatahillah kemudian mengganti nama pelabuhan tersebut menjadi [[Jayakarta]].{{Sfn|Ooi|2004|p=410}}
 
Kerajaan Demak tidak berumur panjang dan segera mengalami kemunduran ketika Trenggana terbunuh dalam perang melawan [[Panarukan, Situbondo|Panarukan]] pada 1546. [[Sunan Prawoto|Sunan Prawata]] kemudian naik takhta menggantikannya, tetapi dibunuh pada 1549 oleh suruhan [[Arya Panangsang]], Adipati Jipang yang ingin menjadi raja Demak.{{Sfn|De Graaf|1976|p=9}}{{Sfn|Raffles|1817|pp=153-154}} Perlawanan dari adipati-adipati lainnya segera muncul, dan akhirnya dibunuh oleh [[Hadiwijaya dari Pajang|Jaka Tingkir]]. Jaka Tingkir kemudian memindahkan kekuasaan Demak ke [[Kesultanan Pajang|Pajang]].{{Sfn|Ooi|2004|p=410}}
Baris 55:
 
== Sejarah ==
[[Berkas:Demak (Indochinese Peninsula and major islands of Indonesia).jpg|jmpl|264x264px|Bagian dari peta karya {{Interlanguage link|Ignazio Danti|en}} tahun 1573 yang menunjukkan Demak. Kerajaan Demak sebelumnya sudah jatuh sebelum peta ini dubat.]]
Sementara Demak yang berada di wilayah utara pantai Jawa muncul sebagai kawasan yang mandiri. Dalam tradisi Jawa digambarkan bahwa Demak merupakan penganti langsung dari Majapahit, sementara Raja Demak (Raden Patah) dianggap sebagai putra Majapahit terakhir. Kerajaan Demak didirikan oleh kemungkinan besar seorang Tionghoa Muslim bernama [[Cek Ko-po]]. Kemungkinan besar putranya adalah orang yang oleh [[Tomé Pires]] dalam ''[[Suma Oriental]]''-nya dijuluki "[[Raden Patah|Pate Rodim]]", mungkin dimaksudkan "Badruddin" atau "Kamaruddin" dan meninggal sekitar tahun 1504.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=38}} Putra atau adik Rodim, yang bernama [[Trenggana]] bertakhta dari tahun 1505 sampai 1518, kemudian dari tahun 1521 sampai 1546. Di antara kedua masa ini yang bertakhta adalah iparnya, Raja Yunus ([[Pati Unus]]) dari [[Jepara]]. Sementara pada masa [[Trenggana]] sekitar tahun 1527 ekspansi militer Kerajaan Demak berhasil menundukkan Majapahit.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=39}}