Kabupaten Tanah Laut: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) k Add settlement type, replaced: {{Dati2 → {{Dati2|settlement_type=Kabupaten using AWB |
||
Baris 1:
{{coord|-3.845584|114.946019|display=title}}
{{Dati2|settlement_type=Kabupaten
|nama=Kabupaten Tanah Laut<br />كابوڤاتين تانه لاوت
|propinsi=[[Kalimantan Selatan]]
Baris 24:
|ibukota=[[Pelaihari, Tanah Laut|Pelaihari]]}}
'''Tanah Laut''' adalah salah satu [[kabupaten]] di Provinsi [[Kalimantan Selatan]], [[Indonesia]]. Ibu kota kabupaten ini terletak di [[Pelaihari, Tanah Laut|Pelaihari]] yang merupakan pusat kegiatan Kabupaten Tanah Laut.
Penulisan nama Tanah Laut sejak zaman kolonial bermacam-macam, misalnya Tanah Lawut, Tanah La'ut, Tanah Laoet.<ref name=":8">{{Cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=6FcYAAAAYAAJ&dq=Tanah%20Lawut.&pg=PA30#v=onepage&q=Tanah%20Lawut.&f=false|title=Natuurkundig tijdschrift voor Nederlandsch Indië|vauthors=((Hindia Belanda))|date=1851|publisher=Lange & Co|year=|isbn=|location=Batavia|pages=|language=nl}}</ref><ref>{{Cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=QxNDAAAAcAAJ&dq=Tanah%20Lawut.&pg=PA403#v=onepage&q=Tanah%20Lawut.&f=false|title=Handbuch der Geographie und Statistik für die gebildeten Stände: Handbuch der Geographie und Statistik von Asien|last=Wappäus|first=Johann E.|date=1864|publisher=Hinrichs|year=|isbn=|location=Leipzig|pages=|language=de}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?hl=id&id=N1U9AQAAMAAJ&dq=Tanah+Laoet+&focus=searchwithinvolume&q=Tanah+Laoet+|title=De Indo-Nederlandsche wetgeving: Staatsbladen van Nederlandsch Indie|last=Hindia Belanda|first=|date=1884|publisher=H. M. Van Dorp & Co|year=|isbn=|location=Batavia|pages=|language=nl}}</ref>
Baris 33:
== Sejarah ==
=== Sebelum Masehi ===
Sekitar kurun waktu 4000 SM Kebudayaan Barito muncul di sepanjang pesisir Teluk Sarunai purba di Kalimantan Selatan, termasuk di dalamnya dataran yang kini menjadi Kabupaten Tanah Laut masuk ke dalam peradaban tersebut.<ref name=":3">{{Cite web|url=http://alanqasaharica.blogspot.co.id/2017/07/kronologi-sejarah-pulau-kalimantan.html|title=Kronologi Sejarah Pulau Kalimantan (45.000 SM - 2017 M)|last=Lazardi|first=|date=2017|website=Alanqa|publisher=|language=id|access-date=}}</ref>
=== Zaman Kerajaan (Tahun 600 - 1860) ===
Baris 44:
# Satui (sekarang wilayah Kabupaten Tanah Bumbu)
# Tabanio
# Maluka
Di masa sekitar abad 17 daerah Tabanio merupakan daerah yang strategis dan penting bagi perekonomian Kerajaan Banjar. Daerah ini merupakan daerah lintas perdagangan seperti hubungan ke Jawa, Pesisir Kalimantan, Sulawesi, bahkan Sumatra dan Malaya serta luar Nusantara. Tabanio menjadi penting dari segi perdagangan, angkutan lada, intan, emas, dan hasil hutan yang menghubungkan ''(transito)'' Banjarmasin dengan tempat-tempat pelabuhan di Jawa.<ref name=":7">{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbkaltim/keberadaan-benteng-tabanio-bukti-kedudukan-belanda-di-tanah-laut/|title=Keberadaan Benteng Tabanio, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan|last=Gunawan|first=Edy|date=2018|website=Direktorat Jenderal Kebudayaan|publisher=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|access-date=}}</ref>
Baris 51:
Pada tahun 1602 [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]] Belanda tiba di Nusantara.<ref name=":3" /> VOC mendirikan [[Benteng Tabanio]] di sekitar muara Sungai Tabanio sekitar tahun 1789,<ref name=":7" /> terkait dengan perjanjian antara Kesultanan Banjar semasa pemerintahan Pangeran Nata Dilaga dan VOC tanggal 6 Juli 1779, dimana VOC mendapatkan konsesi berupa monopoli atas perdagangan di Banjar serta berhak membangun sebuah benteng. Pemicu kehadiran VOC di Tanah Laut adalah potensi perkebunan lada dan perikanan di Tabanio serta tambang emas di Pelaihari.<ref name=":4">{{Cite news|url=https://patembayancitraleka.wordpress.com/2016/08/18/benteng-tabanio/|title=Benteng Tabanio|last=Cahyono|first=M. Dwi|date=2016|work=|newspaper=Patembayan Citralekha|language=id|access-date=|via=}}</ref> juga penguasaan terhadap rempah-rempah dan tambang batu bara yang ada di Banyu Irang.<ref name=":7" />
Pada tahun 1812, Gubernur Jenderal Inggris [[Thomas Stamford Raffles]] menunjuk [[Alexander Hare]] sebagai wakil Inggris di Kesultanan Banjar.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=z1hVAAAAcAAJ&dq=Almanak%20van%20Nederlandsch-Indi%C3%AB%20voor%20het%20jaar&hl=id&pg=PT53#v=onepage&q=borneo&f=false|title=Annual Directoey and Almanac|last=East Indian Company|first=|date=1816|publisher=A. M. Mubbard|year=|isbn=|location=Batavia|pages=|language=en}}</ref> Ia mendapatkan sebagian wilayah Tanah Laut tepatnya di [[Maluka]] (Maluka, Liang Anggang, Kurau, Pulau Lampai, dan Pulau Sari) dari Sultan Banjar dan membangun markas di sana sebagai basis kolonial Inggris di Kalimantan Selatan. Wilayah-wilayah ini disebut-sebut sebagai daerah kaya dengan batubara dan emas.<ref name=":3" /><ref name=":sanusi">{{cite web|url= http://jejakrekam.com/2017/02/08/kemesraan-raffles-dan-hare-sang-penguasa-banjarmasin/ |last=Sanusi|first=Didi G.|publisher=|year=2017|title= Kemesraan Raffles Dan Hare, Sang Penguasa Banjarmasin|website= jejakrekam.com|pages=}}</ref
Alexander Hare mendatangkan para buruh imigran penambang timah asal Pulau Bangka dan Belitung ke Tanah Banjar, termasuk Tanah Laut. Mereka dipekerjakan untuk menggarap areal tambang batubara dan emas yang sempat dikuasai Belanda. Kelak para imigran Tiongkok ini akhirnya dikenal sebagai [[Orang Cina Parit|Cina Parit]] di Kota Pelaihari.<ref name=":sanusi" /> Penguasaan Hare atas Maluka berlangsung sampai akhir 1816 yakni saat Inggris meninggalkan Banjarmasin.
Pada tahun 1823 diadakan perjanjian kembali antara Pemerintah [[Hindia Belanda]] dengan [[Sultan Adam]] yang salah satu isinya adalah menegaskan kembali wilayah yang berada di daerah Tanah Laut menjadi bagian di bawah pemerintahan langsung Hindia Belanda.<ref name=":1" />
Pihak Hindia Belanda menyebut wilayah di Tanah Laut dengan sebutan ''Landen Laut'' (negeri laut/darat laut/tanah laut) dan menjadikannya sebagai salah satu pintu gerbang/tol perdagangan di Kalimantan.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=9PxfAAAAcAAJ&pg=PA232&dq=landen+laut+besluit&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiS-sqRpavaAhUGYo8KHS3IDeYQ6AEIXDAH#v=onepage&q=landen%20laut%20besluit&f=false|title=Staatsblad van Nederlandsch Indie|last=Hindia Belanda|first=|date=1839|publisher=Ter Drukkerij van A. D. Schingkel|year=|isbn=|location='s-Gravenhage|pages=232|language=nl}}</ref> Sekitar tahun 1842 Tabanio menjadi salah satu pos utama Belanda sebagai bagian dari ''zuid en oostkust van borneo''/wilayah Pantai Selatan dan Timur Borneo yang berpusat di Banjarmasin. Pos ini dipegang oleh J. F. Mallien.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?hl=id&id=31RVAAAAcAAJ&dq=Tabcnio&q=Tabcnio+#v=onepage&q=Tabcnio&f=false|title=Almanak en Naamregister van Nederlandsch-Indië|last=Hindia Belanda|first=|date=1842|publisher=Landsdrukkerij|year=|isbn=|volume=15|location=Batavia|pages=67|language=nl}}</ref>
Tahun 1843 Tabanio dijadikan ''Afdeeling Tabenio'' di bawah wilayah Pantai Selatan dan Timur Borneo. [[Afdeling]] ini dipegang oleh J. F. Mallien sebagai ''Posthouder der Landen Laut''/Pemegang Pos Tanah Laut dengan Kiai Jaija Negara sebagai petinggi dari pribumi dan di wilayah ''Plearie'' (Pelaihari) saat itu memiliki seorang petinggi cina/[[kapitan cina]] Tjong Liangseng.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?hl=id&id=C1VVAAAAcAAJ&dq=Tabmio&q=Tabmio+#v=snippet&q=Tabmio&f=false|title=Regerings-Almanak voor Nederlandsch-Indië|last=Hindia Belanda|first=|date=1843|publisher=Landsdrukkerij|year=|isbn=|volume=16|location=Batavia|page=72|pages=|language=nl}}</ref>
Baris 66:
Tahun 1859 [[Perang Banjar]] berkobar di Kalimantan Selatan.<ref name=":3" /> Pangeran Hidayat dan Tumenggung Jalil, ditambah [[Pangeran Antasari]] (cucu Pangeran Amir) dan beberapa tokoh lain memimpin penyerangan terhadap tambang-tambang dan pos-pos Belanda di Banjar. Tokoh pejuang [[Demang Lehman|Kiai Demang Leman]] serta [[Haji Buyasin]] dan Kiai Langlang dari Tanah Laut berhasil merebut benteng Belanda di Tabanio pada Agustus 1859.<ref name=":4" /> Ketika Belanda datang kembali dengan bantuan kapal perang Bone untuk merebut Benteng Tabanio, Haji Buyasin melawannya dengan gigih, sehingga serangan Belanda ini Gagal. Pada bulan Desember 1859 Benteng Haji Buyasin di Takisung diserang secara besar-besaran dan dapat di hancurkan. Haji Buyasin menyingkir ke daerah Pleihari yang akhirnya sampai ke daerah Bati-Bati.<ref>{{Cite web|url=http://tanahlautonline.blogspot.co.id/2016/10/haji-boejasin-pahlawan-muda-penakluk_19.html|title=HAJI BOEJASIN PAHLAWAN MUDA PENAKLUK FORT TABANIOW|last=Fahmi|first=Ismail|date=2016|website=ALGAZALIE|publisher=|access-date=}}</ref>
Pada tahun 1860, tepatnya sejak tanggal 11 Juni 1860 Hindia Belanda mengumumkan pembubaran kesultanan Banjar secara sepihak.<ref name=":
=== Masa Pemerintahan Hindia Belanda (Tahun 1860 - 1940) ===
Baris 85:
* ''Banjoe-irang'', terletak di utara adfedilng, lokasi tambang batu bara Julia Hermina yang ditambang oleh Pemerintah Hindia Belanda.
* ''Batti-Batti'', kemungkinan ibu kota Distrik Maluka.
* ''Satoei'', ibu kota Distrik Satoei, terletak di timur afdeling.
Menurut ''Staatblaad'' tahun 1875 no. 25 Afdeling Tanah Laut menjadi bagian [[Afdeeling Martapoera
Berdasarkan ''Staadblad'' tahun 1913 No. 199 dan 279, Pelaihari menjadi ''Onderafdeling Pleihari'' dengan ibukota Pleihari di bawah Afdeling Banjarmasin. Afdeling Banjarmasin meliputi wilayah Banyu Irang, Martapura, Tabanio, bagian kanan daerah Sungai Barito, Pulau Petak sampai dengan Laut Jawa.<ref name=":5">{{Cite book|title=Sejarah Daerah Kalimantan Selatan|last=|first=|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|year=1977|isbn=|editor-last=Kutoyo|editor-first=Sutoyo|location=Jakarta|pages=|editor-last2=Sutjiatiningsih|editor-first2=Sri}}</ref>
Baris 141:
}}
Luas wilayah Kabupaten Tanah Laut adalah 3.631,35
Berdasarkan tingkat kelandaiannya wilayah Kabupaten Tanah Laut dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok, yaitu meliputi wilayah datar (kemiringan 0-2%) sebesar 290.147 ha, wilayah bergelombang (kemiringan 2-15%) sebesar 43.060 ha, wilayah curam (kemiringan 15-40%) sebesar 26.833 ha dan wilayah sangat curam (kemiringan >40%) sebesar 12.890 Hektar.
Baris 277:
|[[Tanjung, Bajuin, Tanah Laut|Tanjung]]
|Alam
|17
|-
|8
Baris 283:
|[[Tanjung, Bajuin, Tanah Laut|Tanjung]]
|Alam
|18
|-
|9
Baris 289:
|[[Ambungan, Pelaihari, Tanah Laut|Ambungan]]
|Alam
|6
|-
|10
Baris 295:
|[[Ujung Batu, Pelaihari, Tanah Laut|Ujung Batu]]
|Alam
|9
|-
|11
Baris 301:
|[[Gunung Makmur, Takisung, Tanah Laut|Gunung Makmur]]
|Alam
|16
|-
|12
Baris 307:
|[[Sungai Bakar, Bajuin, Tanah Laut|Sungai Bakar]]
|Alam
|10
|-
|13
Baris 313:
|[[Tanjung, Bajuin, Tanah Laut|Tanjung]]
|Alam
|19
|-
|14
Baris 319:
|[[Benua Raya, Bati-Bati, Tanah Laut|Benua Raya]]
|Alam
|26
|-
|15
Baris 325:
|[[Tabanio, Takisung, Tanah Laut|Tabanio]]
|Sejarah
|25
|}
{{s-start}}
|