Setelah menjabat sebagai Kaisar Romawi Byzantium, Heraklius langsung meminta bantuan Do'a dan dukungan kepada sejumlah tokoh-tokoh Gereja seantero Romawi Byzantium dan orang-orang kaya di [[Konstantinople]
serta mengumpulkan para pejabat dan perwira militer Romawi Byzantium yang ahli dan berpengalaman dalam menyusun strategi-strategi jalannya peperangan untuk melakukan kampanye militer melawan Persia Sassaniyah yang di anggapnya sebagai Negeri [[kafir]], Heraklius menamakan perang ini sebagai [[Perang Suci]] untuk membela Negeri [[Kristen]] Romawi Byzantium dari ancaman pasukan Persia Sassaniyah yang di sebutnya sebagai orang-orang [[kafir]]. Pada tahun 617 Heraklius di lantik sebagai Kaisar Romawi Byzantium . Beberapa tahun setelah pelantikannya . Heraklius langsung memimpin pasukan Romawi Byzantium untuk mempersiapkan serangan balasan dengan menyerbu wilayah [[Azerbaijan]] yang terlektak di sebelah timur[[Trabzon]], tempat di mana Kuil-Kuil Api Besar yang di sucikan oleh orang-orang Persia Sassaniyah yang menganut Kepercayaan Zoroaster, di wilayah [[Azerbaijan]], Heraklius melakukan serangan kilat pada pasukan dan rakyat Persia Sassaniyah yang berada di sana, tak lupa sebagian Kuil Api tersebut juga ikut di hancurkan oleh pasukan Romawi Byzantium pimpinan Heraklius, dengan bantuan Angkatan Laut Romawi, Byzantium Heraklius berhasil mengusir pasukan Persia Sassaniyah dari wilayah [[Anatolia]] yang mencoba untuk menyerang [[Konstantinople ]] pada awal serangan balasannya di bulan-bulan pertama musim dingin tahun 621 M, setelah berhasil mengalahkan pasukan Persia Sassaniyah di [[Anatolia]], pada tahun 622 M Heraklus lengkap dengan pasukan Katprak, Infantry dan senjata kepung artilerinya kemudian melancarkan serangan ke benteng-benteng pasukan Persia Sassaniyah di wilayah [[Niniveh]] dan [[Levant]] wilayah kekuasaan Persia Sassaniyah, puncak peperangan terjadi pada tahun 623 M ketika bala tentara Romawi Byzantium berhasil mencapai [[Mesopotamia]], wilayah kekuasaan Kerajaan Persia Sassaniyah, pasukan Romawi Byzantium terus melancarkan serangan dan pendudukan di Mesopotamia hingga mencapai sungai Tigris tempat Mada'in, Ibukota Persia Sassaniyah berada, segeralah pasukan Romawi Byzantium mempersiapkan pengepungan untuk menyerang Mada'in . Mengetahui Kerajaannya di ambang kekalahan besar dan kejatuhan akibat serangan balik pasukan Romawi Byzantium, Syurajih atau Kavadh II, putera tertua [[Khosrau II]], Raja Persia Sasaaniyah kemudian memimpin sebagian pasukan Persia Sassaniyah untuk mennyingkirkan ayahnya dari kekuasaannya sebagai Raja Persia Sassaniyah, karena kebijakannya untuk menyeret Persia Sassaniyah ke dalam peperangan melawan Romawi Byzantium di nilai membahayakan keamanan negeri, setelah digulingkan, Khosrau II kemudian dieksekusi mati oleh para algojo di dalam penjara atas perintah Kavadh II,di masa pemerintahan Kavadh II segera membuat perjanjian damai abadi dengan menarik pasukan Persia Sassaniyah untuk mundur dari daerah-daerah yang sudah direbutnya. Melalui perjanjian damai abadi inilah Kekaisaran Romawi Byzantium dan Kerajaan Sasaniyah yang sama-sama sudah lelah akibat peperangan selama ratusan tahun akhirnya berhenti berperang . Di lain pihak Heraklius juga pernah menerima sebuah surat dari [[Nabi Muhammad]] yang berisi ajakan agar Heraklius dan para pejabat Romawi Byzantium menganut Agama [[Islam]] dan menanggalkan Agama [[Kristen]] / [[Nasrani]], namun Heraklius atas desakan beberapa pejabat Romawi Byzantium memutuskan untuk menolak ajakan [[Nabi Muhammad]] untuk menganut Agama Islam, berbeda dengan perlakuan [[ Khosrau II ]] yang merobek-robek surat dan mencaci [[Nabi Muhammad]], [[Heraklius]] tetap menghormati dan menyimpan surat yang di kirim oleh Nabi Muhammad bahkan Heraklius sempat mengirimkan beberapa hadiah kepada Nabi Muhammad melalui para sahabat Nabi Muhammad yang berniaga di [[Levant]], salah satu wilayah kekuasaan Romawi Byzantium di kawasan [[Timur Tengah]], walau tercatat berhubungan baik dengan Nabi Muhammad, Romawi Byzantium terlibat dua kali peperangan melawan Pasukan Arab Muslim saat Nabi Muhammad masih hidup yakni [[Perang Mu'tah]] dan [[Perang Tabuk]] . Setelah [[Nabi Muhammad]] wafat pada tahun 633 M dan [[Romawi Byzantium]] di masa ahir kekuasaan Kaisar[[Heraklius]] juga kembali terlibat perang melawan pasukan Arab Muslim yang ingin merebut Levant dari tangan Romawi Byzantium dalam [[Perang Yarmuk]] dalam Perang Yarmuk pasukan Arab Muslim berhasik menerobos [[Levant]], dan berhasil membujuk [[ George Theodore]], adik sepupu Heraklius untuk Bertaubat masuk Islam dan berperang bersama pasukan Arab Muslim melawan pasukan Romawi Byzantium, bekas anak buahnya. Dalam waktu singkat, bangsa Arab berhasil menaklukkan [[Levant]] tahun 649 M, [[Armenia Romawi Byzantium]] 654 M, dan [[Mesir]] dari tangan Romawi Byzantium pada tahun 656 M .
Heraklius memprakarsai hubungan diplomatik dengan [[bangsa Kroasia]] dan [[bangsa Serbia]] di [[Semenanjung Balkan]]. Ia berusaha menyatukan para agama Kristen terkait bid'ah [[Monofisit]], dengan mengedepankan ajaran baru yang disebut [[Monotelitisme]]. [[Gereja dari Timur]] (lazimnya disebut Gereja Nestorian) juga terlibat dalam usaha ini.<ref>[http://east-west.rsuh.ru/article.html?id=67105 Seleznyov N.N. "Heraclius and Ishoʿyahb II"] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120127120233/http://east-west.rsuh.ru/article.html?id=67105 |date=2012-01-27 }}, Simvol 61: Syriaca-Arabica-Iranica. (Paris-Moscow, 2012), hlmn. 280–300.</ref> Usaha pemulihan skisma yang diprakarsai Heraklius pada akhirnya ditolak oleh semua pihak yang bersengketa.
|