Randudongkal, Pemalang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Sejarah: Perbaikan :)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 16:
 
== Sejarah ==
Pada zaman kerajaan dahulu kala ketika wilayah Pemalang, Randudongkal dan seterusnya masuk dalam wilayah kerajaan[[Kerajaan pajangPajang]] yang dipimpin oleh ''[[Pangeran Benawa'']], Rajaraja ketiga dari kerajaanKerajaan pajangPajang putra dari ''[[Sultan Hadiwijaya'']] yang dikenal dengan ''[[Jaka Tingkir'']] atau ''Mas Karebet'' dari Pangeran Benawa kemudian lahir sastrawan terbesar penulis [[Jawa]] yaitu eyangEyang Ranggawarsita dan eyangEyang Yosodipuro.
 
Awalnya didaerah Randudongkal tumbuh pohon Randu yang besar sekali angker, wingit dan cukup mengganggu kegiatan warga setempat, lalu warga berkumpul untuk bermusyawarah apakah pohon randu angker ini kalo ditebang bisa menyebabkan kerasukan jin?. Akhirnya dalam musyawarah diputuskan selama 3 hari sebelum menebang warga diwajibkan menaruh sesaji dibawah pohon randu dan tidak boleh melakukan percakapan saatelewatisaat melewati pohon randu tersebut.
 
Hari yang dinanti telah tiba pada saat prosesi penebangan juga hadir ''Mbah Karim'' yang merupakan kiai dan tokoh masyarakat dan nama mbahMbah Karim juga telah diabadikan sebagai nama salah satu Masjidmasjid di randudongkalRandudongkal yang bernama [[Masjid Baitul Karim]].
 
Pada hari penebangan, awan tiba-tiba berubah menjadi gelap dan angin bertiup sangat kencang sampai menumbangkan pohon randu hingga roboh, warga sekitar cukup senang karena pohon randu yang besar telah tumbang sambil berteriak "Randune Dongkar" akhirnya dinamai ''Randudongkal'', dari akar pohon randu itu juga muncul sebuah sumur yang dinamai [[Sumur Bayur]] yang ada di daerah pal kuning, padmo, randudongkal.