Perang Romawi–Persia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: perubahan yang tidak biasa pada artikel pilihan atau artikel bagus Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 31:
[[Berkas:Maps of the Armenian Empire of Tigranes.gif|jmpl|kiri|[[Armenia]] pada masa pemerintahan [[Tigranes]].]]
{{Kampanye Perang Romawi-Persia}}
Parthia tetap bersikap netral selama [[perang saudara Caesar]], yang berlangsung antara pasukan pendukung [[Julius Caesar]] dan pasukan pendukung [[Pompeius]] dan faksi tradisional di [[Senat Romawi]]. Akan tetapi, Parthia tetap menjaga hubungan baik dengan Pompeius, dan setelah kekalahan serta kematian Pompeius, pasukan Parthia di bawah [[Pacorus I dari Parthia|Pacorus I]] menolong jenderal Pompeius, [[Q. Caecilius Bassus]], yang sedang dikepung di Lembah [[Apamea (Suriah)|Apamea]] oleh pasukan Caesar. Setelah memenangkan perang saudara, Julius Caesar mempersiapkan kampanye melawan Parthia, tetapi dia keburu meninggal akibat dibunuh sehingga rencananya tidak jadi dilaksanakan. Parthia mendukung [[Marcus Junius Brutus|Brutus]] dan [[Gaius Cassius Longinus|Cassius]] selama [[perang saudara Liberator]] dan mengirim satu kontingen untuk bertempur dalam [[Pertempuran Philippi]] pada 42&nbsp;SM.<ref>Justinus, ''Historiarum Philippicarum'', XLII.[http://www.shsu.edu/~his_ncp/Parthian.html 4] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080511193856/http://www.shsu.edu/~his_ncp/Parthian.html |date=2008-05-11 }}<br/>Bivar (1993), 56–57</ref> Setelah kekalahan para Liberator, Parthia menginvasi wilayah Romawi pada 40&nbsp;SM bekerja sama dengan [[Quintus Labienus]], orang Romawi mantan pendukung Brutus dan Cassius. Mereka dengan cepat menguasai provinsi Romawi Suriah dan bergerak menuju [[Provinsi Iudea|Yudea]], mengalahkan klien Romawi [[Hyrcanus II]] dan menempatkan keponakannya [[Antigonus orang Hashmonayim|Antigonus]]. Untuk sesaat, seluruh bagian timur Romawi tampaknya telah diambil oleh Parthia atau akan jatuh ke tangan mereka. Namun, hasil dari [[perang saudara Romawi]] dengan segera memulihkan kekuatan Romawi di [[Asia]].<ref>Bivar (1993), 57</ref> [[Markus Antonius]] mengirim [[Publius Ventidius Bassus|Ventidius]] untuk menghadang Labienus, yang telah menginvasi Anatolia. Labienus dengan cepat dipukul mundur ke Suriah oleh pasukan Romawi, dan, meskipun dibantu oleh Parthia, dia dikalahkan, ditawan, dan dibunuh. Setelah kembali mengalami kekalahan di dekat [[Gerbang Suriah]], Parthia menarik pasukannya dari Suriah. Mereka kembali pada 38&nbsp;SM namun secara telak dikalahkan oleh Ventidius, dan Pacorus terbunuh. Di Yudaea, Antigonus digulingkan dengan bantuan Romawi oleh [[Herod Agung|Herod]] pada 37&nbsp;SM.<ref>Justinus, ''Historiarum Philippicarum'', XLII.[http://www.shsu.edu/~his_ncp/Parthian.html 4] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080511193856/http://www.shsu.edu/~his_ncp/Parthian.html |date=2008-05-11 }}</ref><ref>Plutarkhos, ''Antonius'', [http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Plutarkhos/Lives/Antony*.html 33–34]</ref><ref>Bivar (1993), 57–58</ref> Setelah Romawi kembali menguasai Suriah dan Yudea, Markus Antonius memimpin pasukan besar menuju [[Atropatene]] ([[Azerbaijan]] modern), tetapi kereta kepung dan pasukan pengiringnya diisolir dan disapu habis, sementara [[Bangsa Armenia|sekutu Armenianya]] meninggalkannya. Gagal memperoleh perkembangan berarti melawan posisi Parthia, Romawi akhirnya mundur dengan kerugian yang besar. Antonius kembali ke Armenia pada 33&nbsp;SM untuk bergabung dengan raja [[Medes|Media]] melawan [[Augustus|Octavianus]] dan Parthia. Dia pada akhirnya terpaksa harus mundur dan keseluruhan wilayah itu dikuasai oleh Parthia.<ref>Kassios Dio, ''Sejarah Romawi'', XLIX, [http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Cassius_Dio/49*.html 27–33]<br/>* Bivar (1993), 58–65</ref>Bang
 
=== Kekaisaran Romawi vs. Parthia ===
[[Berkas:Parthia 001ad.jpg|250px|jmpl|ka|Parthia, subkerajaan, dan negara tetangganya pada 1&nbsp;M.]]
Karena ketegangan antara kedua pihak dapat berujung pada perang lagi, maka [[Gaius Caesar]] dan [[Phraates V dari Parthia|Phraates]] berusaha melakukan perundingan pada 1&nbsp;M. Berdasarkan perjanjian yang mereka sepakati, Parthia bersedia menarik pasukannya dari Armenia dan mengakui protektorat ''[[de facto]]'' Romawi di sana. Meskipun demikian, persaingan Romawi–Persia atas kendali dan pengaruh di Armenia terus berlangsung selama beberapa dekade berikutnya.<ref>Sicker (2000), 162</ref> Keputusan raja Parthia [[Artabanus II dari Parthia|Artabanus II]] untuk menempatkan putranya pada takhta Armenia yang kosong, memiu perang dengan Romawi pada 36&nbsp;M, yang berakhir setelah Artabanus melepaskan pengaruh Parthia di Armenia.<ref>Sicker (2000), 162–163</ref> Perang kembali meletus pada 58&nbsp;M, setelah raja Parthia [[Vologases I]] memaksa menempatkan saudaranya [[Tiridates I dari Armenia|Tiridates]] di takhta Armenia.<ref>Tacitus, ''Annals'', XII.[[wikisource:The Annals (Tacitus)/Book 12#50|50–51]]</ref><ref>Sicker (2000), 163</ref> Pasukan Romawi menggulingkan Tiridates dan menggantikannya dengan seorang pangeran [[Kappadokia]], memicu [[Perang Romawi-Parthia 58–63|perang yang inkonklusif]]. Perang ini berakhir pada 63&nbsp;M setelah Romawi setuju untuk membiarkan Tiridates dan keturunannyan untuk memerintah Armenia dengan syarat bahwa mereka menerima hak meraja dari kaisar Romawi.<ref>Tacitus, ''Annals'', XV.[[wikisource:The Annals (Tacitus)/Book 15#27|27–29]]</ref><ref>Rawlinson (2007), 286–287</ref>
 
Serangkaian konflik baru terjadi pada abad ke-2 SM, ketika itu Romawi terus-menerus menang melawan Parthia. Kaisar [[Trajanus]] menginvasi Armenia dan Mesopotamia pada 114 dan 115 M. Dia menjadikan kedua wilayah itu sebagai provinsi Romawi. Dia juga menaklukkan ibu kota Parthia, [[Ktesiphon]], sebelum akhirnya berlayar ke [[Teluk Persia]].<ref name="S167">Sicker (2000), 167</ref> Akan tetapi, pemberontakan meletus pada 115 M di tanah Parthia yang terjajah, ketika [[Perang Kitos|pemberontakan Yahudi]] yang besar terjadi di wilayah Romawi, sangat menguras sumber daya Romawi. Pasukan Parthia menyerang posisi-posisi kunci Romawi, dan garnisun Romawi di [[Seleukia]], [[Nisibis]] dan [[Edessa, Mesopotamia|Edessa]] diusir oleh penduduk lokal. Trajanus berhasil memadamkan pemberontakan di Mesopotamia, tetapi setelah menempatkan pangeran Parthia [[Parthamaspates dari Parthia|Parthamaspates]] di takhta Parthia sebagai penguasa klien Romawi, Trajanus pun menarik mundur pasukannya dan kembali ke Suriah. Trajanus meninggal pada 117 M, sebelum dia sempat mengatur ulang dan mengkonsolidasi kendali Romawi di provinsi-provinsi Parthia.<ref name="S168">Kassios Dio, ''Roman History'', LXVIII, [http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Cassius_Dio/68*.html 33]</ref><ref name="Sicker 2000, 167–168">Sicker (2000), 167–168</ref>
 
Perang Parthia Trajanus menandai "pergeseran penekanan dalam 'strategi utama Kekaisaran Romawi'&nbsp;", tetapi penerusnya, [[Hadrianus]], memutuskan bahwa Romawi harus kembali menjadikan Efrat sebagai batas kekuasaan langsungnya. Hadrianus kembali pada keadaan ''[[status quo ante bellum|status quo ante]]'', dan menyerahkan wilayah Armenia, Mesopotamia, dan [[Adiabene]], masing-masing kepada para penguasa dan raja di wilayah itu sebelumnya.<ref name="Sicker 2000, 167–168"/><ref>Lightfoot (1990), 115: "Trajan succeeded in acquiring territory in these lands with a view to annexation, something which had not seriously been attempted before&nbsp;... Although Hadrian abandoned all of Trajan's conquests&nbsp;... the trend was not to be reversed. Further wars of annexation followed under Lucius Verus and Septimius Severus."</ref>
 
[[Perang Romawi–Parthia 161–66|Perang memperebutkan Armenia]] kembali pecah pada 161 M, ketika [[Vologases IV dari Parthia|Vologases IV]] mengalahkan pasukan Romawi di sana, menaklukkan Edessa dan menggempur Suriah. Pada 163 M, serangan balik Romawi di bawah [[Statius Priscus]] mengalahkan Parthia di Armenia dan menempatkan kandidat yang didukung Romawi di takhta Armenia. Setahun kemudian [[Avidius Cassius]] menginvasi Mesopotamia, memenangkan pertempuran di [[Dura-Europos]] dan Seleukia, serta menjarah Ktesiphon pada 165 M. Sebuah epidemik di Parthia ketika itu, kemungkinan [[cacar]], menular ke pasukan Romawi dan memaksa mereka untuk mundur;<ref>Sicker (2000), 169</ref> Ini adalah asal mula [[Wabah Antoninus]] yang menjangkiti Kekaisaran Romawi selama satu generasi. Pada 195–197 M, Romawi melakukan serangan di bawah kaisar [[Septimius Severus]] dan berujung pada penguasaan Romawi atas Mesopotamia utara sampai sejauh daerah sekitar [[Nisibis]], [[Singara]]. Romawi juga berhasil menaklukkan Ktesiphon untuk kedua kalinya.<ref>Herodianosus, Sejarah Romawi, III, [http://www.livius.org/he-hg/Herodianos/hre309.html 9.1–12]</ref><ref>Campbell (2005), 6–7</ref><ref>Rawlinson (2007), 337–338</ref> Perang terakhir melawan Parthia dilancarkan oleh kaisar [[Caracalla]], yang berhasil menaklukkan [[Arbil|Arbela]] pada 216 M. Setelah dia dibunuh, penerusnya, [[Macrinus]], dikalahkan oleh Parthia pada [[Pertempuran Nisibis (217)|Pertempuran Nisibis]]. Supaya dapat memperoleh perdamaian, dia terpaksa harus membayar segala kerugian yang disebabkan oleh Caracalla kepada Parthia.<ref>Herodianosus, Sejarah Roamwi,&nbsp;IV, [http://www.livius.org/he-hg/Herodianos/hre410.html 10.1–15.9]</ref><ref>Campbell (2005), 20</ref>
 
== Perang Romawi–Sasaniyah ==