Perang Romawi–Persia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 32:
Perdamaian pada 319 M berlangsung sampai pertengahan 328 M, ketika Raja [[Shapur II]] memulai serangkaian serangan terhadap Imperium Romawi. Meskipun memperoleh beberapa kemenangan dalam pertempuran, kampanyenya tidak memberikan pengaruh jangka panjang: dua pengepungan Persia Sassaniyah atas Nisibis berhasil dipukul mundur, dan meskipun Raja Shapur II sempat menaklukkan Amida dan Singara, kedua kota itu dengan cepat direbut kembali oleh Romawi.<ref name="Frye (1993), 130; Southern (2001), 242"/> Shapur sibuk memerangi serangan kaum nomad terhadap Persia pada 330 M sehingga tidak mengurusi Romawi, tetapi setelah itu dia melancarkan kampanye baru lagi pada 359 Ma dan lagi-lagi menaklukkan Amida. Tindakan ini memicu serangan balasan oleh Kaisar Romawi Byzantium, [[Juliaus sang Rasul]], yang menyusuri Efrat sampai ke Mada'in .<ref>Frye (1993), 137</ref> Julianus memenangkan [[Pertempuran Ktesiphon (369)]] namun tidak dapat merebut Ibu kota Bangsa Persia tersebut dan memilih mundur sampai ke Tigris karena mendapat serangan dari pasukan Persia Sassaniyah yang berusaha mempertahankan Ibukota Mada'in, Julianus terbunuh dalam [[Pertempuran Samarra]]. Dengan terjebaknya pasukan Romawi di tepi barat Sungai Efrat, penerus Julianus, [[Jovianus kaisar]] menyepakati perjanjian dengan Persia, dia akan menyerahkan beberapa kota di Anatolia dan Levant kepada pihak Persia Sassaniyah dengan syarat pasukan Romawi diizinkan keluar dari Mesopotamia dengan selamat, pihak Romawi Byzantium kemudian menepati janjinya, setelah itu Shapur II dengan cepat menaklukkan Armenia, negeri sekutu Romawi di wilayah Kaukasus .<ref>Frye (1993), 138</ref> Pada 384 atau 387 M, perjanjian damai disepakati oleh [[Shapur III]] dan [[Theodosius I]], yang membagi Kekaisaran Armenia menjadi dua, masing-masing untuk Imperium Romawi dan Persia Sassaniyah . Sementara itu, wilayah utara Romawi [[Periode Migrasi|diserang]] oleh suku [[Hun]], [[Alan]], dan [[Orang Jermanik|Jermanik]], sedangkan wiayah utara Persia terancam pertama oleh suku Hun dan kemudian oleh [[Heftalit|orang-orang Heftalit]]. Karena kedua kekaisaran menghadapi ancaman masing-masing, akhirnya keduanya tidak saling menyerang selama beberapa waktu. Periode damai ini hanya diselingi oleh dua perang singkat, [[Perang Romawi Byzantium-Persia Sassaniyah (421-422)]] dan yang kedua pada 440 M.<ref>Bury (1923), [http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/secondary/BURLAT/14*.html XIV.1]</ref><ref>Frye (1993), 145</ref><ref>Greatrex-Lieu (2002), II, 37–51</ref>
== Perang
{{details|Perang Bizantium-Sassaniyah}}
|