Cipali KM 182: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Cahyo (WMID) (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Cahyo (WMID) (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14:
 
== Alur cerita ==
Banyaknya angka kejadian kecelakaan di Tol Cikopo-Palimanan atau yang dikenal dengan [[Jalan Tol Cikopo–Palimanan|Tol Cipali]] dihubungkan dengan adanya aktivitas mistis di sekitar daerah tersebut. Hal inilah yang diangkat dalam film ''Cipali KM 182'' yang menceritakan beberapa anak muda yang ingin mengungkap apa penyebab kecelakaan yang seringkali terjadi di Tol Cipali KMKilometer 182. Sekelompok anak muda ini yaitu [[Dodit Mulyanto]], [[Anisa Rahma]], [[Ricky Cuaca]], [[Iqbal Perdana]], dan [[Tasya Carlla]] berusaha untuk mencari tahu mengenai peristiwa ganjil yang berkaitan dengan adanya batu besar yang konon tidak dapat dipindahkan. Mereka juga bertemu dengan [[Mbah Mijan]], salah satu paranormal yang meyakini ada hal yang mistis dibalik adanya batu besar tersebut. Batu besar itu dikenal dengan [[Batu Bleneng]] oleh penduduk setempat.<ref>{{Cite web|date=2016-04-28|title=Cipali KM 182 (2016) - Sinopsis Lengkap dan Nonton Trailer|url=https://hepii.com/cipali-km-182-2016-sinopsis-lengkap-dan/|website=Hepii.com|language=id-ID|access-date=2021-04-23}}</ref>
 
== Mitos Batu Bleneng ==
Batu Bleneng yang ada di KMKilometer 182 dekat dengan Gerbang Tol Cipali ini memiliki kisah mitos. Berdasarkan kepercayaan rakyat setempat, Batu Bleneng merupakan tanda asal mula Pulau Jawa menjadi pemukiman. Sumber lainnya menyebutkan batu itu adalah peninggalan jaman dahulu yang digunakan untuk menutup mata air berlumpur yang dapat membuat banjir kawasan tersebut. Berdasarkan lokasinya, Batu Bleneng berada di Desa Walahar yang dahulu ada sumber mata air lahar dari dalam perut bumi. Batu besar ini digunakan untuk menutup sumber mata air lahar yang dibawa dari puncak [[Gunung Ceremai|Gunung Ciremai]]. Gubung Ciremai merupakan gunung tertinggi yang paling dekat dan berjarak 20 km ke arah selatan dari lokasi Batu Bleneng. Sejak adanya batu tersebut, air lahar tidak keluar lagi, sehingga daerah tersebut dinamakan Walahar.<ref>{{Cite web|last=RRI 2021|first=LPP|title=Menguak Mitos Dibalik Batu Bleneng Tol Cipali|url=https://rri.co.id/1539-humaniora/881771/menguak-mitos-dibalik-batu-bleneng-tol-cipali|website=rri.co.id|language=en|access-date=2021-04-23}}</ref>
 
== Pemeran ==