Perang Saudara Islam II: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
A154 (bicara | kontrib)
→‎Konflik memperebutkan Syam: Terbalik, perbaikan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
A154 (bicara | kontrib)
→‎Di kawasan timur: Perbaikan, seperti di versi English
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 58:
 
=== Di kawasan timur ===
Pada masa sekitar kematian Yazid, wali negeri Umayyah di [[Sijistan]] (kini timur Iran) [[Yazid bin Ziyad]] mengalami pemberontakan dari Dinasti [[Zunbil]], penguasa bawahan Umayyah di [[Zabulistan]], ujung timur kekhalifahan. Para pemberontak berhasil menawan saudara sang wali negeri, Abu Ubaidah. Yazid bin Ziyad menyerang kubu Zunbil tetapi kalah dan terbunuh. Saudaranya yang lain, [[Salm bin Ziyad]], wali negeri [[Khurasan]] (kini di utara Iran serta sebagian Asia Tengah dan Afganistan), mengirim Thalhah bin Abdullah al-KhuaziKhuza'i sebagai wali negeri Sijistan yang baru. Thalhah membayar tebusan untuk membebaskan Abu Ubaidah, tetapi meninggal tak lama setelah itu. Pudarnya kekuasaan pusat kekhalifahan Umayyah mengakibatkan meletusnya konflik antar kabilah-kabilah Arab yang menempati kawasan ini pascapenaklukan oleh Umayyah. Penerus Thalhah yang berasal dari suku [[Rabi'ah]] ditentang dan disingkirkan oleh suku saingannya [[Banu Mudhar]]. Perang antarsuku berlanjut hingga setidaknya akhir tahun 685, saat wali negeri dari Ibnu az-Zubair yang bernama Abdul Aziz bin Abdullah bin Amir datang. Ia menghentikan perang antarsuku dan memadamkan pemberontakan Zunbil.{{sfn|Dixon|1971|pp=104–105}}{{sfn|Rotter|1982|pp=87–88}} Di Khurasan, Salm menyembunyikan berita kematian Khalifah Yazid hingga akhirnya diketahui secara umum. Ia lalu meminta baiat terhadap dirinya sendiri, tetapi tak lama kemudian ia diusir dari Khurasan pada pertengahan 684. Ia menunjuk seorang Banu Mudhar bernama [[Abdullah bin Khazim al-Sulami]] sebagai wali negeri Khurasan. Ibnu Khazim mengakui kekuasaan Ibnu az-Zubair tetapi kekuasaannya terganggu oleh perang antara suku Rabi'ah dan Banu Mudhar. Suku Rabi'ah menolak kekuasaan Ibnu az-Zubair karena permusuhannya terhadap Ibnu Khazim dan Banu Mudhar. Ibnu Khazim berhasil memadamkan perlawanan suku Rabi'ah tetapi lalu menghadapi pemberontakan dari [[Banu Tamim]].{{sfn|Dixon|1971|pp=105–108}}{{sfn|Rotter|1982|pp=89–92}} Perang antarsuku di Khurasan berlanjut bertahun-tahun dan Ibnu Khazim terbunuh pada 691.{{sfn|Dixon|1971|p=110}} Kekuasaan Ibnu az-Zubair di wilayah ini hanya ada di atas kertas, terutama di Khurasan karena Ibnu Khazim bertindak hampir layaknya penguasa merdeka.{{sfn|Kennedy|2007|pp=239, 241}}
[[Berkas:Silver dirham of Abd Allah ibn al-Zubayr 690-91.jpg|jmpl|upright=0.8|[[Dirham]] perak Ibnu az-Zubair|alt=Koin dengan tulisan timbul berbahasa Arab dan gambar kepala yang mengenakan mahkota.]]