Dagpo Rinpoche: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib) k Bot: Mengganti kategori Orang hidup dengan Semua artikel yang menambahkan kategori Orang hidup secara otomatis |
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Kesalahan jenjang Subbagian (Headline)) |
||
Baris 24:
''Dari seorang Bodhisatwa ke Dagpo Rinpoche melalui Lama Serlingpa, Marpa, Longdol Rinpoche, Jampel Lhundrup, Kelsang Jampel, dan Jampel Lhundrup, yang mana semua adalah satu kesinambungan batin, tanpa ada putus-putusnya. Walaupun silsilah yang begitu agung dimiliki oleh Dagpo Rinpoche, beliau tidak suka merujuknya. Tentu beliau diakui secara resmi sebagai reinkarnasi dari Jampel Lhundrup dan tentu beliau juga membaca serta mengenal semua kisah mengenai silsilahnya, tetapi beliau tidak memamerkannya. Kadang-kadang beliau membuat isyarat dalam pembicaraan, ini menurut penerjemah beliau. Pada suatu hari beliau berujar ketika melihat gambar dari Marpa, “Ia tidak seperti itu”, tanpa menambah satu kata pun. Atau beliau memesan, di Nepal, sebuah rupang Lama Serlingpa sambil memberi Petunjuk yang jelas.''
Bodhisatwa [[Sadaprarudita]] atau Taktungu yang hidup jauh sebelum zaman Buddha Sakyamuni (556 – 476 SM) dan dikenal karena terus menangis putus asa karena tidak bisa menemukan seorang guru yang dapat membantunya untuk memahami kesunyataan, kunci untuk mencapai Kebuddhaan.
Dikisahkan bahwa setelah melihat penampakan langsung dari Buddha [[Manjusri|Manjushri]], Buddha Kebijaksanaan, beliau akhirnya mengetahui dimana bisa mendapatkan guru, yaitu di India. Beliau pergi ke negeri itu dan disana mendapatkan pemahaman langsung akan kesunyataan dan mencapai tingkat Arya Bodhisatwa. Ini adalah tingkat dimana seseorang hanya mementingkan orang lain, dan tidak terikat lagi oleh proses kelahiran dan kematian yang ditentukan oleh karma. Tingkat dimana seseorang bisa secara bebas menentukan kelahiran dan kematiannya di masa mendatang, tergantung kebutuhan para mahkluk lain. Seorang Arya Bodhisatwa bebas dari kemelekatan terhadap materi, tetapi bisa memanfaatkannya bila keadaan membutuhkan. Ia juga bisa mewujudkan diri dalam berbagai bentuk sekaligus. Ia bisa membuat sebanyak mungkin perwujudan yang dia inginkan dan yang diperlukan untuk kebaikan para makhluk. Semakin dekat ke pencapaian Kebuddhaan, semakin banyak perwujudan yang bisa diemanasikan. Singkat kata, ketika beliau muncul kembali ratusan tahun kemudian, pada abad 10, bisa diperkirakan bahwa beliau sudah menjadi seorang Buddha, walaupun berwujud manusia.
Suwarnadwipa Dharmakirti atau Lama Serlingpa adalah seorang pangeran, raja dari suatu daerah di pulau [[Sumatra]], seorang politikus, berada, dan dikelilingi oleh banyak pelayanan. Beliau menjadi seorang biksu dan terkenal dalam dunia Buddhis abad X sebagai guru yang menerima semua silsilah ajaran tentang batin pencerahan ([[bodhicita]]), atau metode-metode latihan untuk menjadi seorang Buddha.
Beliau seorang guru yang sangat agung, guru yang begitu terkenal hingga pandit [[Atisha]] menempuh satu perjalanan panjang untuk bertemu dengannya dan tinggal bersamanya selama 12 tahun untuk menerima ajaran tentang batin pencerahan. Yang Mulia Atisha adalah pangeran dari Bengal yang lahir pada tahun 962, seorang dengan pengetahuan tinggi tetapi juga seorang [[yogi]], seorang biksu, seorang yang mempraktikkan Tantra dengan lebih dari 100 guru. Yang Mulia Atisha akan mengunjungi Negeri [[Tibet (1912–1951)|Tibet]] dimana beliau akan menyebarkan Buddhisme untuk kedua kalinya di negeri tersebut mulai tahun 1042. Beliaulah yang menyusun risalah pertama yang menguraikan tentang [[Lamrim]] atau jalan Bertahap Menuju Pencerahan.
Marpa lahir tahun 1012 di Tibet dalam sebuah keluarga petani yang berada. Tokoh yang sangat menarik yang mana beliau mempunyai 9 istri dan banyak anak. Beliau punya banyak tanah, berkarakter pemarah, dan bertengkar terus dengan para tetangga. Tetapi beliau juga seorang berpengetahuan tinggi dan guru agung. Karena tidak tahan dengan sifat pemarahnya, ayahnya menitipkan anaknya yang masih muda kepada seorang guru yaitu Brokmi Lotsawa, yang mengajarkannya bahasa Sanskerta. Kemudian, karena beliau tidak bisa membayar uang emas kepada gurunya tersebut sebagai imbalan, beliau pergi ke India untuk mencari guru yang kurang menuntut dan berpengetahuan lebih tinggi. Beliau berguru antara lain kepada Naropa, seorang petapa. Gurunya tersebut mentransmisikan banyak transmisi lisan kepada beliau -sesuai dengan tradisi- dan kemudian beliau membawa banyak silsilah ajaran ke Negeri Tibet serta mentransmisikan lagi ajaran-ajaran tersebut kepada murid-muridnya sambil mengurus ladang dan peternakannya.
|