Brexit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Penyelarasan tata bahasa Indonesia sesuai PUEBI dan kebakuan, khususnya penerapan kata depan dan awalan (contoh: di dalam, di antara, di mana, ke dalam, dll.)
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Templat dengan kontrol karakter Unicode)
Baris 3:
'''Keluarnya [[Britania Raya]] dari [[Uni Eropa]] (UE)''', biasa disingkat '''Brexit''' ([[lakuran]] "'''''Br'''itain''" dan "'''''exit'''''"),<ref name=":0">{{cite web|url=http://www.bbc.com/news/uk-politics-32810887|title=The UK's EU referendum: All you need to know|last=Hunt|first=Alex|last2=Wheeler|first2=Brian|date=24 Mei 2018|work=BBC News|publisher=|accessdate=27 Mei 2018|author=}}</ref> adalah penarikan diri [[Britania Raya]] dari [[Uni Eropa]] sebagai hasil dari referendum Brexit yang diadakan pada Kamis 23 Juni 2016, referendum Brexit ini diadakan untuk memutuskan apakah Britania Raya harus meninggalkan keanggotaannya atau tetap tergabung dalam Uni Eropa.<ref name=":0" /> Referendum ini diikuti oleh 30 juta pemilih, yang berarti partisipasi total di dalamnya mencapai 71,8% dari penduduk yang memiliki hak pilih di Britania Raya, hasilnya sendiri adalah 51,9% memilih untuk keluar dari Uni Eropa dan 48,1% memilih untuk tetap tergabung dengan Uni Eropa.<ref name=":0" />
 
Britania Raya menarik diri dari Uni Eropa pada pukul 11 ​​malammalam [[Waktu Universal Terkoordinasi|GMT]] pada tanggal 31 Januari 2020, memulai periode transisi yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2020.  Selama periode transisi 11 bulan, Britania Raya dan Uni Eropa akan menegosiasikan hubungan masa depan mereka. Britania Raya tetap tunduk pada [[Hukum Uni Eropa]] dan tetap menjadi bagian dari [[Serikat Pabean Uni Eropa|Uni Pabean Uni Eropa]] dan [[Pasar Tunggal Eropa]] selama periode transisi, tetapi tidak lagi terwakili dalam badan atau lembaga politik Uni Eropa.
 
Sebagai salah satu tahapan untuk secara resmi meninggalkan Uni Eropa, Britania Raya diharuskan untuk meminta digunakannya Artikel 50 dari Perjanjian tentang Uni Eropa kepada Dewan Eropa, dan pada 29 Maret 2017, pemerintah Britania Raya resmi menggunakan [[Artikel 50]] dan mengajukan penarikan diri kepada [[Dewan Uni Eropa]].<ref name=":1">{{Cite web|url=https://ec.europa.eu/info/brexit/brexit-preparedness_en|title=Brexit preparedness|last=|first=|date=|website=European Commission|publisher=|access-date=27 Mei 2018}}</ref> Sesuai dengan aturan yang tertulis dalam Artikel 50 mengenai waktu tenggang yang diberikan untuk negara yang berencana keluar dari Uni Eropa, Britania Raya diberikan waktu hingga tepat pada tengah malam tanggal 30 Maret 2019, [[Waktu Eropa Tengah]], untuk secara resmi meninggalkan Uni Eropa <ref name=":1" />
Baris 236:
Isu imigrasi dianggap sebagai alasan kedua terkuat yang melatarbelakangi keinginan rakyat [[Britania Raya]] untuk keluar dari [[Uni Eropa]]. [[KPMG]], lembaga auditor kenamaan dunia melakukan survei terhadap 2000 pekerja asal Eropa yang mencari nafkah di Britania Raya, dengan hasil 55% dari mereka yang bergelar doktor dan 49% dari mereka yang bergelar master mengatakan akan pergi dari Britania Raya atau sedang mempertimbangkannya dengan aktif.<ref>Helm, Toby (26 Agustus 2017). "[https://www.theguardian.com/politics/2017/aug/27/million-skilled-eu-workers-planning-to-leave-uk-brexit A million skilled EU workers see their future outside Britain]". ''The Guardian''. Diakses tanggal 1 Juni 2018.</ref>
 
Ekonom [[Giuseppe Forte]] dan [[Jonathan Portes]] dari ''[[Kings's College]]'' London, dalam makalahnya pada tahun 2017, menyatakan bahwa meskipun arus migrasi sangat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti makro ekonomi dan lainnya, Brexit dan berakhirnya kebijakan kebebasan bergerak akan menghasilkan penurunan tajam dalam hal imigrasi dari negara-negara [[Area Ekonomi Eropa]] ke Britania Raya.<ref>Forte, Giuseppe; Portes, Jonathan (1 Mei 2017). "[https://papers.ssrn.com/abstract=2979949 Macroeconomic Determinants of International Migration to the UK]". Rochester, NY.</ref> Portes juga menyatakan pada tahun 2016, "Spektrum opsi kebijakan imigrasi bagi Britania Raya pasca-Brexit masih tetap akan luas...Namun, apabila dilihat dengan akal sehat hampir semua hasil akhir kebijakan tersebut hanya akan berujung pada peningkatan beban regulasi terhadap bisnis, pengurangan arus tenaga kerja baik mereka yang terampil maupun yang tidak terampil, dan peningkatan jumlah tenaga kerja ilegal. Pertanyaan kunci bagi para pembuat kebijakan adalah bagaimana meminimalkan dampak negatif sementara pada saat yang sama menangani tuntutan politik domestik untuk meningkatkan kontrol dalam negeri dengan tetap menjaga hubungan dengan Uni Eropa agar tidak tercipta prasangka buruk terhadap aspek-aspek kunci lainnya dalam negosiasi.​​".<ref name=":25" />
 
Brexit juga akan sangat berpengaruh pada sektor kesehatan [[Britania Raya]], dikutip dari [[The New York Times|New York Times]], "Akan sangat sulit dan memakan banyak biaya bagi [[Pelayanan Kesehatan Nasional]] (NHS)-yang telah menderita kekurangan banyak staf, ke depannya untuk merekrut perawat, dokter, dan tenaga medis dari Eropa".<ref name=":27">Bennhold, Katrin (21 November 2017). "[https://www.nytimes.com/2017/11/21/world/europe/nhs-brexit-eu-migrants.html Where Brexit Hurts: The Nurses and Doctors Leaving London]". ''The New York Times''. Diakses tanggal 1 Juni 2018.</ref>