Dispnea: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rezaparangu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
Baris 35:
Penyakit koronavirus 2019 ([[bahasa Inggris]]: ''coronavirus disease 2019'', disingkat COVID-19) adalah [[Infeksi|penyakit menular]] yang disebabkan oleh [[Koronavirus sindrom pernapasan akut berat 2|SARS-CoV-2]], salah satu jenis [[koronavirus]]. Penyakit tersebut dapat menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome ([[Sindrom pernapasan Timur Tengah|MERS]]). Gejala umum yang dialami oleh penderita COVID-19 yaitu demam, batuk kering dengan disertai kesulitan bernapas (dispnea).<ref>{{Cite web|title=Kementerian Kesehatan Republik Indonesia|url=https://www.kemkes.go.id/folder/view/full-content/structure-faq.html|website=www.kemkes.go.id|access-date=2021-03-06}}</ref> Selain itu, ada juga gejala lain seperti nyeri otot, batuk ringan, dan timbul rasa lelah pada tubuh.<ref>{{Cite web|title=QA for public|url=https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa/qa-for-public|website=www.who.int|language=en|access-date=2021-03-06}}</ref>
 
Dari sebuah penelitian yang telah dilakukan,<ref>{{Cite journal|last=Rozaliyani|first=Anna|date=2020|title=Factors Associated with Death in COVID-19 Patients in Jakarta, Indonesia: An Epidemiological Study|url=https://www.actamedindones.org/index.php/ijim/article/view/1525/pdf|journal=Acta Medica Indonesiana: The Indonesian Journal of Internal Medicine|volume=52|issue=3|pages=246-254}}</ref>, gejala yang paling sering dilaporkan pada pasien yang menderita Covid-19 antara lain batuk (61,0%), demam (53,0%), malaise (32,4%) dan dispnea (30,2%), sedangkan pneumonia terjadi pada 41,1% pasien. Proporsi pasien dengan pneumonia dan gejala tersebut di atas, secara signifikan lebih tinggi dialami oleh pasien yang meninggal akibat covid-19. Dalam penelitian juga dibuktikan bahwa di antara kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di laboratorium di Jakarta, kemungkinan kematian lebih besar jika pasien lebih tua, menderita dispnea, pneumonia, dan hipertensi yang sudah ada sebelumnya.
 
Dispnea, pengalaman subjektif dari ketidaknyamanan pernapasan, telah dilaporkan memengaruhi kurang dari 50% pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2 dan lebih sering terjadi pada pasien yang akan meninggal dibandingkan dengan mereka yang akan pulih. Dispnea sangat terkait dengan prognosis yang buruk pada populasi umum, pada pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik, dan juga pada pasien yang selamat dari gagal napas hiperkapnik akut.<ref>{{Cite journal|last=Allali|first=Gilles|last2=Marti|first2=Christophe|date=2020|title=Dyspnea: The vanished warning symptom of COVID‐19 pneumonia|url=https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/jmv.26172|journal=Medical Virology|volume=92|issue=11|pages=2272-2273}}</ref>