Djoko Susanto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bdlayang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
Baris 30:
 
== Kehidupan awal ==
Djoko adalah anak keenam dari 10 bersaudara,<ref>[http://finance.detik.com/read/2012/11/29/170519/2105290/4/2/banyak-orang-terkaya-di-indonesia-memulai-bisnis-dari-nol-dan-miskin Artikel:"Banyak Orang Terkaya di Indonesia Memulai Bisnis dari Nol dan Miskin" di detik.com]</ref>, ia hanya mencapai kelas 1 dan terpaksa harus putus sekolah karena pemerintah Indonesia melarang siswa dengan nama-nama Cina (ia kemudian mengubah nama terakhir). Pada usia 17 ia mulai mengelola usaha milik orang tuanya 560-kaki kios sederhana dengan nama Sumber Bahagia di dalam Pasar Arjuna,<ref>[http://www.tempo.co/read/news/2011/11/26/089368569/Kisah-Joko-Alfamart-Susanto-Si-Miliarder-Baru Artikel:"Kisah Joko 'Alfamart' Susanto, Si Miliarder Baru" di tempo.co.id]</ref>, sebuah pasar tradisional di [[Jakarta]]. Kios tersebut menjual bahan makanan pada saat itu, selanjutnya ia juga menjual rokok dan membuka warung. Kesuksesannya ini menarik perhatian [[Putera Sampoerna]], yang mempunyai perusahaan rokok tembakau dan cengkih terbesar di Indonesia saat itu. Mereka bertemu pada awal [[1980]] dan bersepakat pada [[1985]] untuk membuat 15 kios di beberapa lokasi di [[Jakarta]]. Pada [[27 Agustus]] [[1989]] Lahirlah Alfa Toko Gudang Rabat yang mempunyai konsep supermarket. Nama "Alfa" digunakan karena bersifat netral, tidak mengandung salah satu nama kedua orang pendirinya. Alfa Toko Gudang Rabat inilah cikal bakal kesuksean Djoko Susanto dengan brand Alfa.
 
== Kerajaan Bisnis ==
Ia melanjutkan kemitraan dengan Putera Sampoerna hingga [[2005]], bisnis rokoknya, 70% dari bagiannya untuk kemudian dijual Sampoerna [[Philip Morris International|Altria]] termasuk bagiannya pada bisnis ritel yang dijalankan oleh Djoko. Altria tidak menginginkan pada bisnis ritel dan kemudian menjual saham mereka ke Northstar, tapi Djoko kemudian membeli saham dari Northstar, membuatnya memiliki bagian terbesar dari 65%. Dia kemudian mengembangkan bisnis ritel [[Alfa Supermarket]] yang saat ini, di bawah pengelolaan PT. [[Sumber Alfaria Trijaya]] Tbk, mereka menjalankan lebih dari 5.500 toko di bawah beberapa merek seperti [[Alfamart]], [[Alfa Express]], [[Alfamidi]] dan [[Lawson]].
 
Pada 2007, ia mendirikan Alfamidi dengan badan hukum bernama PT. Midimart Utama. Ini merupakan salah satu idenya dalam diferensiasi merek yang berakhir sukses. Namun tidak semua usahanya sukses. Alfa Supermarket yang awalnya bernama Alfa Toko Gudang Rabat akhirnya harus dijual kepada [[Carrefour]]. Hal ini karena Alfa Supermarket tidak menghasilkan pendapatan yang signifikan akibat kalah bersaing dengan supermarket lain. Akhirnya ia fokus pada ritel mini market. Langkah Djoko tepat dalam menginvestasikan uangnya ke Alfamart dan Alfamidi. Hal ini ditandai dengan semakin menjamurnya gerai Alfamart di berbagai daerah dan terbentuknya kerja sama Alfamidi dengan Lawson.<ref>[http://www.wartawirausaha.com/2013/02/wirausaha-djoko-susanto-pendiri-alfamart/ Artikel:"Perjalanan Wirausaha Djoko Susanto, Sang Pendiri Aflamart" di www.wartawirausaha.com]</ref>.
 
Bisnis ini pula yang mengantar Djoko menjadi orang terkaya ke-25 di Indonesia pada [[2011]], dan naik ke peringkat ke-17 pada awal [[2012]], menurun menjadi 20 pada bulan [[November]] [[2012]].<ref>{{cite news|url = http: //www.forbes.com/ profil / djoko-susanto /|title = 40 orang terkaya di Indonesia November 2012|tanggal = 2012/11/30|accessdate = 2013/01/31|kerja = Forbes}}</ref>. Pada tahun [[2014]], ia berada di urutan 27.<ref>[http://www.forbes.com/indonesia-billionaires/list/#tab:overall Daftar Indonesia’s 50 Richest di Forbes.com]</ref>.
 
== Universitas Bunda Mulia ==