Muhammad Sudja: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
Baris 9:
Sudja merupakan salah satu murid pertama K.H. Ahmad Dahlan bersama dengan saudaranya dan pemuda Kauman lainnya seperti H. Fachroddin, Ki Bagus Hadikusumo, H. Zaini, H. Mukhtar, H.A. Badawi, H. Hadjid dan lainnya.<ref>Sudja’, M., ''Cerita tentang Kiai Haji Ahmad Dahlan: Catatan Haji Muhammad Sudja’'', (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2018), hlm. vi.</ref> Ketika K.H. Ahmad Dahlan akan mendirikan Muhammadiyah, ia menjadi salah satu anggota Budi Utomo untuk memenuhi syarat pendirian Muhammadiyah. Setelah Muhammadiyah resmi berdiri, ia masih tidak termasuk dalam struktur kepemimpinan Muhammadiyah mengingat usianya yang masih muda.
=== Pengajian Malam Jumat ===
Kyai Haji Ahmad Dahlan memerintahkan lima orang muridnya yang sudah agak dewasa untuk mempersiapkan rapat tahunan Boedi Oetomo yang diselenggarakan di sekolah Muhammadiyah pada pertengahan Maret tahun 1917. Selang beberapa hari setelah berlangsungnya sidang, mereka berkumpul di rumah H. Sudja. Timbul pemikiran jika agama Islam disampaikan seperti sidang tahunan Boedi Oetomo menggunakan bahasa daerah Jawa) tentu akan lebih menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat. Berangkat dari pembicaraan ini, tercetuslah ide untuk mengadakan pengajian yang diberi nama Malam Jumat.<ref>Mohammad Ali (2017), hlm. 203.</ref>.
Mereka kemudian membeli mimbar seperti yang digunakan pada rapat Budi Utomo, dan juga untuk menutupi bagian bawah (kaki) pembicara agar tidak terlihat. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari agar jika kaki pembicara tampak gemetar tidak dilihat oleh orang banyak. Sejak acara ini rutin dilaksanakan setiap malam Jumat, makin banyak peserta yang menghadiri pengajian ini. Pertambahan jumlah peserta ini tidak hanya terbatas dari Kauman, namun juga daerah-daerah lainnya. Para pelaksana pengajian Malam Jumat juga melaksanakan evaluasi rutin terhadap setiap kegiatan yang dilaksanakan. Mereka juga membicarakan cara menggerakkan peserta pengajian untuk mengamalkan materi kajian dalam kehidupan sehari-hari, masalah sekolah, dan pengamalan ajaran Islam yang dapat dilaksanakan untuk membantu orang miskin, anak yatim, pelayan kesehatan dan penderita kesengsaraan lainnya. Untuk mengatasi berbagai persoalan yang mereka bicarakan, para pemuda ini berinisatif untuk melakukan pembagian kerja dalam beberapa bidang dan terdapat beberapa orang yang menjadi penanggung jawab dalam setiap bidang.<ref>Majelis Diklitbang, ''1 Abad Muhammadiyah: Gagasan Pembaruan Sosial Keagamaan'', (Jakarta: Kompas, 2010), hlm. 50.</ref>