Harmoni (musik): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Kesalahan jenjang Subbagian (Headline)) |
||
Baris 5:
== Sejarah Lahirnya Harmoni ==
[[Notasi musik]] lahir pada tahun [[590]] yang disebut [[Kidung Gregorian|Notasi Gregorian]], yang ditemukan oleh [[Paus Gregorius I]], di mana sebelumnya [[musik]] mengalami kegelapan tidak ada peninggalan tertulis. Pada masa hidupnya Paus Gregori telah menyalin ratusan lagu-lagu [[gereja]] dalam notasi gregorian tersebut. Notasi ini memekai 4 [[Paranada|garis]] sebagai [[not]] balok, tetapi belum ada notasi [[Tempo (musik)|iramanya]] (hitungan berdasarkan perasaan penyanyi. Di sini sifat lagu masih sebagai lagu tunggal atau [[monofoni]].
Pada awalnya orang menyanyi dengan nada yang sama, atau disebut dengan [[organum]], [[sopran|nada atas]] dinyanyikan oleh [[wanita]] atau [[anak-anak]], sedangkan [[Alto|nada rendah]] dinyanyikan oleh [[laki-laki]]. Di sini terjadi susunan lagu berjarak [[oktaf]], suara tinggi (wanita/anak-anak) dan suara rendah (laki-laki).
Ternyata tidak semua dapat mengikuti suara tinggi atau suara rendah.Oleh sebab itu diputuskan untuk membuat suara yang kuart lebih rendah mengikuti melodi, kuart tinggi maunpun kuart rendah, dan musik yang demikian ini disebut musik diafoni (dia=dua, foni=suara).
Orang-orang Italia pada tahun sekitar 1600 menemukan apa yang disebut Basso Ostinato atau Bass yang bergerak gendeng atau gila, berupa rangkaian nada-nada yang bergerak selangkah demi selangkah ke bawah atau ke atas, kemudian diulang pada rangkaian nada lain secara sama.
Ternyata suara yang mengikuti sama dengan melodi menjadi membosankan, maka mulailah suara tidak bergerak secara sejajar, maka mulailah dengan arah yang berlawanan. Komponis Giovani Perluigi da Palestrina (1515-1594) adalah perintis tentang hal ini, dan disusun teori mengenai musik melodi banyak (polifoni), sehingga setiap nada atau titik (punctus=point) bergerak secara mandiri atau berlawanan (counter), di sinilah lahir teori kontrapung (counterpoint=kontrapunt).
Baris 26:
Pada awalnya orang menyusun dengan Kontrapung Terikat atau Strict Counterpoint, namun kemudian menadapat kebebasan berdasarkan teori Kontrapung Bebas atau Free Counterpoint.
Selanjutnya pada Era Klasik (1750-1825) ditemukan susunan akord yang berdasarkan tri-suara (triad), selanjutnya berkembang dengan empat suara atau lebih. Musik yang demikian ini disebut Musik Homofoni, sehingga kontrapung menjadi variasi melodi yang kontrapuntis.
|