Jodhangan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Kesalahan jenjang Subbagian (Headline))
Baris 13:
== Prosesi ==
 
==== Jalannya upacara ====
Tradisi jodhangan dilakukan pada hari Minggu Pahing di bulan Besar (Dulhijjah) menurut kalender Islam Jawa. Pada saat itu wilayah sekitar Goa Cerme cukup ramai dan meriah karena masyarakat Dusun Srunggo I dan II melaksanakan hajatan besar yakni ''jodhangan'' (sedhekahan atau selamatan sesudah panen). Kesenian campursari, kesenian jathilan, slawatan, pentas wayang kulit ikut meramaikan acara tersebut, sehingga menambah meriahnya kegiatan acara ''jodhangan''. Rangkaian prosesi ''jodhangan'' ini pun dari tahun ke tahun selalu sama tanpa ada perubahan.<ref>{{Cite web|url=http://www.tasteofjogja.org/contentdetil.php?kat=artk&id=NjI3&fle=Y29udGVudC5waHA=&lback=a2F0PWFydGsmYXJ0a2thdD01JmZsZT1ZMjl1ZEdWdWRHUmxkR2xzTG5Cb2NBPT0mbGJhY2s9YTJGMFBXRnlkR3NtYVdROVRsUkZkeVptYkdVOVdUSTVkV1JIVm5Wa1F6VjNZVWhCUFNac1ltRmphejFoTWtZd1VGZEdlV1JIYzIxWldFb3dZVEowYUdSRU1IaE9hVnB6V1cxR2FtRjZNRDA9|title=Jodhangan Goa Cerme|last=Dinas Kebudayaan Provinsi DIY|first=|date=4 September 2015|website=Dinas Kebudayaan Provinsi DIY|access-date=31 Mei 2020}}</ref>
 
Baris 25:
== Nilai-nilai ==
 
==== Nilai Keagamaan (religi) ====
Nilai keagamaam yang tampak dalam penyelenggaraan tradisi ''jodhangan'' di Dusun srunggo, Desa Selopamioro adalah adanya acara pembacaan tahlil dan doa bersama. Disamping itu, ritual ''jodhangan'' diselenggarakan dalam rangka mensyukuri atas semua rejeki dan karunia yang telah terlimpah dari Allhah SWT.<ref>{{Cite journal|last=Takdir Ilahi|first=Mohammad|year=2016|title=Ziarah dan Cita Rasa Islam Nusantara: Wisata Religius Dalam Bingkai Kearifan Lokal (Local Widsom)|url=http://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/akademika/issue/view/1|journal=Akademika|volume=21|issue=1|pages=123|doi=}}</ref>
 
==== Nilai Gotong Royong ====
Kegiatan-kegiatan gotong royong dalam penyambutan ''jodhangan'' yang dilakukan warga masyarakat setempat antara lain: membersihkan makam dusun, tahlilan, membersihkan jalan dusun, desa dan membersihkan pelataran Goa Cerme sebagai tempat upacara.<ref>{{Cite web|url=https://pariwisata.bantulkab.go.id/filestorage/dokumen/2014/07/20100624111210-potensi-wisata-bantul.pdf|title=Bantul: Ragam Budaya|last=Dinas Pariwisata Bantul|first=|date=tanpa tanggal|website=Bantul: Ragam Budaya|access-date=18 Juni 2020}}</ref>
 
==== Nilai Kesetiakawanan ====
''Jodhangan'' merupakan satu dari sekian upacara tradisional yang cukup menonjol di Desa Selopamioro. Kegiatan tersebut mempunyai peranan yang cukup besar dalam menggalang kesatuan dan persatuan warga masyarakat. Kesatuan dan persatuan itu ditandai dengan adanya bekerja bersama-sama para warga dalam kegiatan lingkungan, pembuatan gunungan dan ubarampe sesajinya. Semua itu tidak membedakan status sosial seseorang, setiap individu mempunyai kesempatan dan kedudukan yang sama untuk melaksanakan kegiatan tersebut.<ref>{{Cite web|url=https://visitingjogja.com/10630/jodhangan-goa-cerme-24-september-2017/|title=Jodhangan Goa Cerme (24 September 2017)|last=Visiting Jogja Istimewa|first=|date=18 September 2017|website=Visiting Jogja Istimewa|access-date=29 Juni 2020}}</ref>
 
==== Nilai Musyawarah ====
Pada dasarnya musyawarah dalam pelaksanaan upacara ''jodhangan'' cukup menonjol. Sebelum pelaksanaan upacara ''jodhangan'' para sesepuh (pemuka) masyarakat mengadakan pertemuan untuk membicarakan atau bermusyawarah tentang pelaksanaan upacara ''jodhangan''. Pada saat itu, sekaligus dibentuk susunan panitianya.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Munawaroh|first=Siti|year=2019|title=Jodhangan: Tradisi Agraris di Desa Selopamioro Imogiri|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbyogyakarta/jurnal-jantra-volume-14-nomor-1-juni-2019/|journal=Jurnal Jantra|volume=14|issue=1|pages=101|doi=}}</ref>
 
==== Nilai Pengendali Sosial ====
Upacara ''jodhangan'' di Desa Selopamioro Imogiri, selain sebagai upaya warga untuk memenuhi pula ''sanggan-sesanggeman'' yakni kepada nenek moyang dan penguasa yang telah memberikan rezeki. Upacara ''jodhangan'' juga diharapkan bisa mempertebal kepercayaan atau keyakinan warga setempat akan keluhuran adat istiadatnya, mempunyai pengaruh yang positif bagi dirinya, sehingga para warga menjadi tidak ragu-ragu dalam melestarikan tradisi tersebut.<ref name=":0" />