Semen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Kesalahan jenjang Subbagian (Headline) - Kesalahan pranala pipa)
Baris 6:
== Sejarah ==
 
Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal [[bangunan]], tentu kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang merekatkan batu-batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya. Alhasil, berdirilah bangunan fenomenal, seperti [[Candi Borobudur]] atau [[Candi Prambanan]] di [[Indonesia]] ataupun jembatan di [[Cina]] yang menurut legenda menggunakan ketan sebagai perekat. Ataupun menggunakan [[aspal]] alam sebagaimana peradaban di [[Mohenjo-daro]] dan [[Harappa]] di [[India]] ataupun bangunan kuno yang dijumpai di [[Pulau Buton|Pulau Buton.]].
 
Benar atau tidak, cerita, legenda tadi menunjukkan dikenalnya fungsi semen sejak zaman dahulu. Sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran [[batu kapur]] dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan pada zaman [[Kerajaan Romawi]], tepatnya di [[Pozzuoli]], dekat teluk [[Napoli]], [[Italia]]. Bubuk itu lantas dinamai ''pozzuolana''.
Baris 26:
Meski bahan bakunya sama, "dosis" semen sebenarnya bisa disesuaikan dengan beragam kebutuhan. Misalnya, jika kadar [[aluminanya]] diperbanyak, kolaborasi dengan bahan bangunan lainnya bisa menghasilkan bahan tahan api. Ini karena sifat alumina yang tahan terhadap suhu tinggi. Ada juga semen yang cocok buat mengecor karena campurannya bisa mengisi pori-pori bagian yang hendak diperkuat.
 
==== Kandungan kimia ====
Kandungan Kimia yang terdapat dalam Semen antara lain: Trikalsium silikat, Dikalsium silikat, Trikalsium aluminat, Tetrakalsium aluminofe, dan Gipsum