Bakteri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
RianHS (bicara | kontrib)
Baris 171:
Kondisi lingkungan dapat memacu maupun menghambat pertumbuhan dan reproduksi bakteri. Faktor-faktor lingkungan yang sangat memengaruhi kehidupan bakteri adalah [[suhu]], [[pH]], ketersediaan air, dan oksigen.{{sfn|Madigan dkk.|2015|p=158}} Meskipun demikian, serupa dengan arkea, bakteri mampu hidup di lingkungan yang tidak memungkinkan organisme lain untuk hidup, misalnya lingkungan yang terlalu panas atau terlalu dingin, terlalu asam atau basa, dan terlalu bergaram. Habitat-habitat yang ekstrem menuntut mikroorganisme mengembangkan kemampuan untuk bertahan hidup. Kelompok mikroorganisme ini disebut sebagai [[ekstremofil]].<ref>{{Cite journal|last=Rothschild|first=Lynn J.|last2=Mancinelli|first2=Rocco L.|date=Februari 2001|title=Life in extreme environments|url=http://www.nature.com/articles/35059215|journal=Nature|volume=409|issue=6823|pages=1092–1101|doi=10.1038/35059215|issn=0028-0836}}</ref>
 
Suhu sangat berkaitan dengan metabolisme. Seiring dengan naiknya suhu, reaksi [[Enzim|enzimatik]] akan berlangsung lebih cepat hingga mencapai ''suhu optimum'' yang memungkinkan sel bakteri tumbuh dengan kecepatan tertinggi. Akan tetapi, setelah melewati suhu tertentu, protein dan komponen-komponen sel lainnya akan mengalami [[denaturasi]] sehingga sel akan mati.{{sfn|Madigan dkk.|2015|p=158}} Demikian pula bila suhu lingkungan berada di bawah batas toleransi sel, membran sel akan kehilangan wujud semicairnya sehingga tak bisa menjalankan fungsinya. Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi empat golongan: [[psikrofili]] yang hidup di lingkungan bersuhu rendah dengan suhu optimum sekitar 4 °C, [[Organisme mesofili|mesofili]] yang hidup di lingkungan bersuhu sedang dengan suhu optimum sekitar 40 °C, [[Organisme termofil|termofili]] yang hidup di lingkungan bersuhu tinggi dengan suhu optimum sekitar 60 °C, dan [[hipertermofil|hipertermofili]] yang hidupnya di lingkungan bersuhu sangat tinggi dengan suhu optimum 88 °C dan bahkan di atasnya.{{sfn|Madigan dkk.|2015|p=160}} Sebagai contoh, ''[[Thermus aquaticus]]'' merupakan salah satu spesies bakteri termofili yang hidup di mata air panas.<ref>{{Cite journal|last=Brock|first=Thomas D.|last2=Freeze|first2=Hudson|date=April 1969|title=Thermus aquaticus gen. n. and sp. n., a Nonsporulating Extreme Thermophile|url=https://journals.asm.org/doi/10.1128/jb.98.1.289-297.1969|journal=Journal of Bacteriology|volume=98|issue=1|pages=289–297|doi=10.1128/jb.98.1.289-297.1969|issn=0021-9193}}</ref> Di [[Antarktika]], ''[[Pseudomonas extremaustralis]]'' ditemukan.<ref>{{Cite journal|last=Tribelli|first=Paula M.|last2=López|first2=Nancy I.|date=September 2011|title=Poly(3-hydroxybutyrate) influences biofilm formation and motility in the novel Antarctic species Pseudomonas extremaustralis under cold conditions|url=http://link.springer.com/10.1007/s00792-011-0384-1|journal=Extremophiles|volume=15|issue=5|pages=541–547|doi=10.1007/s00792-011-0384-1|issn=1431-0651}}</ref>
 
Selain suhu, pertumbuhan dan reproduksi bakteri juga ditentukan oleh derajat keasaman (pH). Sebagian besar lingkungan alam memiliki pH antara 3 hingga 9 sehingga hampir semua bakteri hidup pada kisaran pH ini. Tiap jenis mikroorganisme memiliki kisaran pH optimum sendiri-sendiri, dengan rentang 2–3 unit pH.{{sfn|Madigan dkk.|2015|p=165}} Oleh karena itu, bakteri juga bisa dikelompokkan berdasarkan pH lingkungannya. Organisme neutrofili tumbuh di pH netral, sedangkan [[Asidofili (organisme)|asidofili]] tumbuh di lingkungan asam dan [[alkalifili]] tumbuh di lingkungan basa.{{sfn|Madigan dkk.|2015|p=166}}
Baris 182:
Pada umumnya, paparan energi radiasi dapat menyebabkan [[mutasi]] gen dan putusnya rantai [[DNA]].<ref name="rad4">Battista JR, Cox MM. 2005. Deinococcus radiodurans — the consummate survivor. ''Nat Rev Microbiol'' 3:882-892. doi:10.1038/nrmicro1264</ref> Apabila terjadi pada intensitas yang tinggi, bakteri dapat mengalami kematian.<ref name="rad4" /> ''[[Deinococcus radiodurans]]'' memiliki kemampuan untuk bertahan terhadap mekanisme perusakan [[materi genetik]] tersebut melalui sistem [[adaptasi]] dan adanya proses perbaikan rantai DNA yang sangat efisien.<ref name="rad4" />
 
Sebagai contoh, ''[[Thermus aquaticus]]'' merupakan salah satu spesies bakteri yang hidup di mata air panas dengan kisaran suhu 70 hingga 79 <sup>o</sup>C.<ref>{{Cite journal|last=Brock|first=Thomas D.|last2=Freeze|first2=Hudson|date=April 1969|title=Thermus aquaticus gen. n. and sp. n., a Nonsporulating Extreme Thermophile|url=https://journals.asm.org/doi/10.1128/jb.98.1.289-297.1969|journal=Journal of Bacteriology|volume=98|issue=1|pages=289–297|doi=10.1128/jb.98.1.289-297.1969|issn=0021-9193}}</ref> Tidak hanya di lingkungan bersuhu tinggi, bakteri juga dapat ditemukan di lingkungan dengan suhu yang sangat dingin, misalnya ''[[Pseudomonas extremaustralis]]'' yang ditemukan di [[Antarktika]].<ref>{{Cite journal|last=Tribelli|first=Paula M.|last2=López|first2=Nancy I.|date=September 2011|title=Poly(3-hydroxybutyrate) influences biofilm formation and motility in the novel Antarctic species Pseudomonas extremaustralis under cold conditions|url=http://link.springer.com/10.1007/s00792-011-0384-1|journal=Extremophiles|volume=15|issue=5|pages=541–547|doi=10.1007/s00792-011-0384-1|issn=1431-0651}}</ref> Ada pula bakteri [[halofili]] yang dapat hidup di lingkungan dengan kadar garam yang sangat tinggi, seperti [[Salinibacter ruber|''Salinibacter ruber'']] yang tumbuh optimal pada konsentrasi garam antara 20 hingga 30%.<ref>{{Cite journal|last=Antón|first=Josefa|last2=Oren|first2=Aharon|last3=Benlloch|first3=Susana|last4=Rodríguez-Valera|first4=Francisco|last5=Amann|first5=Rudolf|last6=Rosselló-Mora|first6=Ramón|date=1 Maret 2002|title=Salinibacter ruber gen. nov., sp. nov., a novel, extremely halophilic member of the Bacteria from saltern crystallizer ponds.|url=https://www.microbiologyresearch.org/content/journal/ijsem/10.1099/00207713-52-2-485|journal=International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology|volume=52|issue=2|pages=485–491|doi=10.1099/00207713-52-2-485|issn=1466-5026}}</ref> Selain itu, sejumlah bakteri lain yang mampu hidup pada kadar gula tinggi (kelompok [[osmofil]]), kadar air rendah (kelompok [[xerofil]]), serta derajat keasaman yang sangat tinggi dan rendah.<ref name="brock40" />
 
Beberapa komunitas bakteri dapat bertahan hidup di dalam awan dengan ketingian hingga 10 kilometer. Sebuah tim peneliti menggunakan pesawat tua DC-8 yang dimodifikasi sebagai laboratorium terbang berhasil menggambil sampel sejumlah bakteri di awan dalam kondisi badai. Bakteri yang hidup dalam nukleasi es terbawa badai dan bertahan dalam ionisasi awan.<ref name="jurnal.kesimpulan.com">{{cite web|title=Bakteri Hidup Tinggi di Awan Badai|url=http://jurnal.kesimpulan.com/2013/01/bakteri-hidup-tinggi-di-awan-badai.html|archive-url=https://web.archive.org/web/20160306155127/http://jurnal.kesimpulan.com/2013/01/bakteri-hidup-tinggi-di-awan-badai.html|archive-date=2016-03-06|dead-url=yes|accessdate=29 Januari 2013|4=Jurnal KeSimpulan}}</ref>