Nurul Taufiqu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 2 as dead.) #IABot (v2.0.8
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Subbagian tk. satu dengan tiga "=")
Baris 16:
'''Prof. Dr. Nurul Taufiqu Rochman, M.Eng, Ph.D''' ({{lahirmati|[[Malang]]|15|08|1970}}) adalah ilmuwan [[Indonesia]]. Nurul lahir dari keluarga sederhana. Anak keempat dari lima bersaudara ini terbiasa bekerja keras sejak kecil. Setiap hari, dia harus berjualan es lilin dan gorengan di kantin sekolahnya di [[Malang]], [[Jawa Timur]]. Keuntungannya untuk membantu ekonomi keluarga. Ibunya berprofesi sebagai guru agama di sekolah dasar. Nurul mendapatkan beasiswa studi teknik mesin di [[Kagoshima University]], [[Jepang]]. Pada saat bersamaan. Nurul lulus S1 dengan nilai nyaris sempurna sehingga dia kembali mendapat beasiswa S2 dan S3 di perguruan tinggi yang sama. Sampai tak terasa dia menghabiskan waktu 15 tahun di Jepang. Dia bahkan sempat bekerja sebagai konsultan di perusahaan Kagoshima.
 
=== Riwayat Singkat ===
Prof. Dr. Nurul Taufiqu Rochman Bekerja di Pusat Penelitian Fisika-LIPI sejak 1989 dan menjadi Kepala Bidang Sarana Penelitian, Pusat Penelitian Metalurgi-LIPI pada 2010, kemudian menjadi Kepala Pusat Inovasi sejak Januari 2014 hingga 30 April 2018 dan kembali menjadi Peneliti Utama (Profesor Riset) sejak 1 Mei 2018. Tugas belajar ke Jepang sejak tahun 1990 melalui Program Pak Habibie (STMPD II: Science and Technology Man Power Development Program). Lulus dari Kagoshima University, Jepang untuk S1, S2, S3 dalam bidang Ilmu Material dan Rekayasa Produksi. Pada tahun 2000, bekerja di Industri Jepang sebagai konsultan R & D selama 1 tahun dan Pusat Penelitian Daerah sebagai peneliti istimewa selama 3 tahun. Menjadi Advisor pada Proyek Konsorsium Daerah di Khusyu tahun 2002-2003. Telah mempublikasikan 15 Paten (''5 diantaranya terpilih dalam buku 100(x) Inovasi Indonesia'') dan Hak Cipta (di antaranya 1 Paten Jepang yang telah di-''granted'' dan diterapkan di Perusahaan Kyushu Tabuchi sejak 2003) dan lebih dari 100 publikasi dan pemakalah internasional dan 180 publikasi dan pemakalah nasional. Mendapat Penghargaan Hatakeyama Award sebagai mahasiswa terbaik dan Fuji Sankei Award sebagai peneliti terbaik tahun 1995. Setelah pulang, pada 2004 mendapat penghargaan dari LIPI sebagai Peneliti Muda Terbaik dan Penghargaan dari Persatuan Insinyur Indonesia (Adhidarma Profesi) tahun 2005 dan ''The Best Innovation and Idea Award'' dari Majalah SWA. Delegasi Indonesia untuk menghadiri pertemuan Pemenang Nobel di Lindau Jerman, 2005. Tahun 2009 memperoleh perhargaan ITSF-Science and Technology Award dari Industri Toray Indonesia sebagai ''Outstanding Scientist'' dan Ganesha Widya Adiutama dari ITB pada Dies Natalis ke-50 serta menerima Habibie Award di bidang Ilmu Rekayasa 11 November 2009. Pada 2010, Prof. Dr. Nurul menerima penghargaan Inovasi Award I pada ulang tahun HKI ke-10 sedunia yang diselenggarakan oleh Dirjen HKI, Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Prof. Dr. Nurul mendapat anugerah iptek Widyasilpawijana, sebagai Duta IPTEK pada Hakteknas dari Kementrian Riset dan Teknologi, Puspiptek, Serpong pada 2011 dan AKIL (Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa) dari Mendiknas pada 2012. Pada 2014 mendapat Anugerah BJ Habibie Technology Award dari Kepala BPPT atas Karya Nyata di Bidang Penerapan Teknologi industri dan mendapat Medali WIPO katagori Inventor dari ''World Intelectual Property Organization'', Jeneva pada 2016. Pada Juli 2011 Prof. Dr. Nurul menyelesaikan kembali Program Doktor pada Bidang Manajemen dan Bisnis di Institut Pertanian Bogor dan menjadi ketua Masyarakat Nano Indonesia 2005-2017.
 
=== '''Kembali Ke Indonesia Mengembangkan Nanoteknologi Untuk Kemandirian Bangsa''' ===
Nurul Taufiqu Rochman atau dikenal dengan sebutan Nurul, dilahirkan di Malang pada tanggal 5 Agustus 1970 dari keluarga yang sangat sederhana. Sejak kecil, orangtuanya tidak mengajarinya untuk berleha-leha apalagi hidup penuh kemanjaan. Membuat es lilin, kripik pedas, berjualan buah kupas, memasak dan membersihkan rumah adalah pekerjaan sehari-hari yang ditugaskan orang tuanya supaya Nurul kelak terbiasa hidup mandiri dan menikmati hasil dari keringat sendiri. Semangat belajar tidak dibiarkan padam oleh keterbatasan fasilitas. Sambil bekerja Nurul masih bisa bermain dengan teman sebayanya dan juga mencuri waktu untuk terus belajar. Maka sambil jualan gorengan dan membungkus es lilin dia simpan buku di sampingnya supaya bisa terus membaca. Sejak kecil Nurul sudah menyadari bahwa membaca adalah instrumen utama untuk meraih pengetahuan. Nurul belajar tidak hanya di bangku sekolah akan tetapi juga belajar langsung dari kehidupan yang penuh dengan peluh dan kesah.