Masjid Al-Atiiq: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Subbagian dengan huruf tebal)
Baris 1:
== '''Sejarah Masjid''' ==
Masjid ini oleh masyarakat disebut dengan nama Masjid Kauman Salatiga atau Masjid Al-Atiiq Kauman Salatiga. Masjid tertua kedua di Kota Salatiga memiliki sejarah panjang dan erat kaitannya dengan sejarah Perang Jawa atau Perang Diponegoro pada Tahun 1825-1830. Masjid dibangun sekitar tahun 1247 H/1832 M oleh Kyai Rono Sentiko/ Ki Rono Sentiko yang merupakan Abdi Ndalem Kraton Surakarta dan sekaligus Laskar Prajurit Pangeran Diponegoro ( hal ini berdasarkan dari tulisan di Mihrab Masjid). Masjid ini dulunya oleh Dinas Terkait akan dimasukkan dalam Situs Cagar Budaya sekitar tahun 2004-an. Namun, karena lamanya proses tersebut dan kurangnya edukasi terkait akan pentingnya sebuah sejarah, oleh pengurus Ta'mir dilakukan pembongkaran total bangunan masjid. Dalam sejarahnya Majid ini dahulu digunakan sebagai pusat keagamaan dan sebagai tempat untuk mengatur siasat perang.
 
Baris 42:
Sementara dusun yang semakin besar, atas kesepakatan masyarakat setempat dinamakan Desa Kecandran, diambil dari nama Kyai Condro. Dulunya, wilayah ini masuk Kabupaten Semarang. Setelah Salatiga mengalami pemeka-ran, akhirnya Desa Kecandran diubah menjadi Kelurahan dan termasuk Kecamatan Sidomukti hingga sekarang.[1]
 
== '''Arsitektur Bangunan Masjid''' ==
 
=== '''Sebelum Renovasi''' ===
 
==== Tipologi Bangunan ====
Baris 121:
Terdapat fasilitas pendukung yang berada di masjid antara lain tempat wudhu (WC dan Toilet) pria dan wanita, parkir mobil dan sepeda motor, TPQ dan PAUD, Pondok Tahfidhul Qur'an, Mess Musafir, Menara Masjid, Gudang, Tempat Penitipan, Sound System, Multimedia, Sekretariat, Genset, Sekretariat.
 
== '''Peran Masjid Dari Masa Ke Masa''' ==
asjid Besar Al-Atiiq Kauman Salatiga merupakan masjid tertua di Kota Salatiga ini merupakan bagian dari sejarah penyebaran agama Islam di Kota Salatiga. Masjid ini di bangun pada saat Perang Diponegoro (1825-1830) pada tahun 1247 H atau 1832 M oleh seorang Laskar Prajurit Pangeran Diponegoro dan sekaligus abdi dalem Pangeran Pakubuwana VI. Sebagai bukti bahwa Masjid Besar Al-Atiiq Kauman Salatiga merupakan masjid tertua bisa di lihat di Mihrab tempat imam memimpin shalat.
 
Baris 136:
Selain sebagai tempat Peradilan Agama, Masjid Besar Kauman Salatiga dahulu juga digunakan sebagai kantor Departemen Agama Kabupaten Semarang (sekarang: Kementerian Agama yang sebelumnya bernama Kantor Urusan Agama (KUA)). Kementerian Agama Kabupaten Semarang berdiri pada tahun 1974 dengan nama Kantor Perwakilan Departemen Agama Kabupaten Semarang yang berlokasi di Salatiga. Pada saat itu, Kepala Kantor Perwakilan Depertemen Agama adalah Bapak KH. M. Bakrie Tolchah (Alm) yang juga merupakan pengelola Masjid Besar Kauman Salatiga. Kantor Perwakilan Depertemen Agama Kabupaten Semarang di salatiga ini menenpati area Masjid Besar Kauman Salatiga selama kurang lebih 3 tahun yakni sekitar tahun 1974 sampai dengan tahun 1976.
 
==''' Galery Masjid''' ==
Untuk melihat foto-foto silahkan buka buku yang ditulis Wahyu Gumelar, SH. 2018. yang berjudul ''Masjid Besar Al-Atiiq Kauman Salatiga (Perspektif Sketsa Masjid Lama, Arsitektur dan Pengelolaannya).''
 
=== Masjid Tempo Dulu ===
 
=== '''Sisa Peninggalan''' ===
 
=== Masjid Sekarang ===