Kesultanan Aceh: Perbedaan antara revisi
[revisi terperiksa] | [revisi terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan 182.2.74.42 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Tri Ardiansyah Tag: Pengembalian |
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>") |
||
Baris 144:
:* ''Sagoe XXV Mukim'', yang Kepala Sagoenya bergelar Sri Setia Ulama Kadli Malikul 'Alam. Kecuali menjadi Kepala Wilayahnya, juga diangkat menjadi Ketua Majelis Ulama Kerajaan.
:* ''Sagoe XXVI Mukim'', yang Kepala Sagoenya bergelar Sri Imeum Muda Panglima Wazirul Uzza. Kecuali menjadi Kepala Wilayahnya, juga diangkat menjadi Wazirul Harb (Menteri Urusan Peperangan).
Dalam setiap Sagoe terdapat ''Gampong''. Setiap gampong memiliki sebuah ''Meunasah''. Kemudian gampong itu membentuk ''Mukim'' yang terdapat satu Masjid untuk melakukan shalat jumat sesuai mazhab Syafi'ie.<ref>{{cite book | last = Lombard | first = Denys | authorlink = | coauthors = | title = Kerajaan Aceh: Zaman Sultan Iskandar Muda (1607-1636) | publisher = Kepustakaan Populer Gramedia | date = 2008 | location = Jakarta | pages = | url = | doi = | id = }}</ref> Kecuali dari 3 wilayah Sagoe ini, semua daerah memiliki hak otonom yang luas
[[Ulèëbalang]] yang diberi hak mengurus daerah otonom non ''Lhée Sagoe'', secara teori adalah pejabat sultan yang diberikan ''Sarakata'' pengangkatan dengan ''Cap Sikureueng''. Namun fakta di lapangan mereka adalah merdeka. Memang Sultan Aceh tidak dapat mengontrol semua Ulèëbalang yang telah menjadi pejabat di pedalaman. Dengan lemahnya pengontrolan ini sehingga mereka lambat laun tidak mau tunduk lagi dan mengindahkan kekuasaan Sultan. Mereka mulai berdagang dengan pedagang asing di pelabuhan mereka sendiri. Saudagar-saudagar yang terlibat dalam perdagangan luar negeri ini tidak mau menyetorkannya kepada petugas Sultan, tetapi menyetorkannya kepada Ulèëbalang langsung.<ref name="Snouck">{{cite book | last = Hurgronje | first = Snouck | authorlink = | coauthors = | title = The Acehnese, translated by A.W.O. Sullivian| year = 1906 | publisher = B.J. Brill | location = Leiden | pages = [https://archive.org/details/achehnes01hurg/page/434 434] | url =https://archive.org/details/achehnes01hurg| doi = | id = }}</ref>
|