Pengguna:Altair Netraphim/Bookmark5: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 16:
''Ginonjing'' memberikan sisi muram dari perjuangan Kartini yang selama ini dikenal sebagai seorang pahlawan wanita yang gigih.<ref>{{Cite web|last=Rinaldi|first=Willy|date=7 April 2009|title=Agama Kartini|url=http://www.kabarindonesia.com/beritaprint.php?id=20090406220840|website=Kabar Indonesia|access-date=1 Juli 2021}}</ref> Dia tidak mau melihat masa lalu dan masa depan. Masa lalu terlalu pedih untuk diteruskan dan masa depan terlalu suram untuk disambut.<ref>{{Cite web|last=Supriyanto|first=Totok|date=15 November 2020|title=Surat untuk Stella di Belanda 1900|url=https://www.bloranews.com/surat-untuk-stella-di-belanda-1900/|website=Blora News|access-date=1 Juni 2021}}</ref> ''Ginonjing'' memaku Kartini tidak bergerak di antara dua masa yang tidak mau dilihatnya. Dia lebih senang terbang menghindarnya. Baru setahun kemudian, Kartini mencoba bersikap realistis sebagai berikut.<ref name=":02" />
<blockquote>Perubahan akan datang di Bumiputera, jika bukan karena datang dari kami pasti dari orang lain. Emansipasi telah berkibar di udara – sudah ditakdirkan. Dan siapa pun yang terpilih oleh nasib menjadi ibu rohani untuk melahirkan "yang baru" harus menanggung derita. Ini adalah hukum alam: siapa yang melahirkan harus menanggung kesakitan saat melahirkan, tetapi bayi yang kami semua cintai, bahkan sebelum yang lain menyangka
Jadi, Gending Ginonjing menjadi gending emansipasi Kartini yang merasa tidak mampu melahirkan zaman baru. ''Ginonjing'' menjadi hiburan terakhirnya saat dia melihat jalan buntu. Derita yang dialaminya bukanlah derita orang yang sedang melahirkan, melainkan yang sedang mengandung tanpa tahu sosok bayi yang akan lahir – atau malah tidak tahu kalau sang bayi itu tidak akan mengalami aborsi.<ref>{{Cite book|last=Maryanto|first=Daniel Agus|date=2003|title=R.A. Kartini: Pahlawan Emansipasi Wanita|location=Jakarta|publisher=Gramedia|isbn=978-979-7321-03-1|pages=9–12|url-status=live}}</ref> Emansipasi yang dilakukan oleh Kartini mungkin baru sampai di tahap ''ginonjing'', tetapi hal-hal baru telah dilihatnya, meskipun dia sendiri tidak mampu untuk "melahirkan" kompromi atau pembenaran untuk menerima semua dogma-dogma agama (terutama agama Islam) dan tradisi-tradisi masyarakat adat.<ref>{{Cite web|last=Roihan|first=Raiz Azmi|date=16 April 2020|title=Gerakan Emansipasi Wanita: Dari Ketertinggalan Menuju Kesetaraan|url=https://ibtimes.id/gerakan-emansipasi-wanita-dari-ketertinggalan-menuju-kesetaraan/|website=IBTimes|access-date=1 Juli 2021}}</ref>
|