Fitrah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
== Pengertian ==
[[#CITEREFLane1863|Lane (1863)]]<!--Markah ini dipilih karena markah {{harvtxt}} menampilkan teks "(Lane 1863)" tidak seperti fungsi yang ada di enwp yang diharapkan, yaitu menampilkan "Lane (1863)"--> menyebutkan akar kata triliteral fiṭrah ({{lang-ar|فطرة}}) adalah {{lang|ar|فطر}} f-ṭ-r. F-ṭ-r berarti (A) ''membelah'', (B) ''menciptakan'', (C) ''mengolah, atau memanggang, adonan menjadi roti tanpa memberi ragi'', dan (D) ''memerah susu ''[unta, kambing, atau biri-biri betina]'' dengan ibu jari dan jari telunjuk''. Berhubungan dengan makna B, fiṭrah berarti ''penciptaan: sebab musabab ''sesuatu'' terwujud, pembuatannya, pewujudannya, baru, pertama kali; ''(menyebabkan sesuatu)'' bermula''.{{efn|"originating it"}} Makna yang dipakai dalam [[Qur'an]]–dalam [[Surah Ar-Rum]] ayat 30, lihat bagian {{section link||Fitrah sebagai landasan epistemologis}}–dan [[hadis]] adalah ''keadaan alami yang dengannya seorang bayi diciptakan dalam rahim ibunya''.{{sfn|Lane|1863}}
 
Menurut ajaran [[Islam]], manusia terlahir dengan naluri yang sesuai dengan Islam dan meyakini keberadaan Tuhan.{{sfnm|1a1=Ibn Taymiyyah|1y=2000|1p=3|2a1=Utz|2y=2011|2p=47}} Naluri ini disebut fitrah, yang didefinisikan sebagai keadaan asal yang murni dalam diri manusia yang mengarahkannya untuk mengakui kebenaran akan keberadaan Tuhan dan mengikuti petunjuk-Nya.{{sfn|Utz|2011|p=47}} Jika keadaan asal ini kemudian tidak dirusak dengan keyakinan menyimpang dari lingkungannya, manusia bisa melihat kebenaran Islam dan memeluknya.{{sfn|Ibn Taymiyyah|2000|p=3}}
 
== Fitrah sebagai landasan epistemologis ==
Baris 10 ⟶ 12:
{{see also|Kedudukan akal dalam Islam|Wahyu}}
 
Fitrah, akal, dan wahyu adalah tiga landasan dalil yang digunakan untuk membuktikan keberadaan [[Allah (Islam)|Tuhan]].{{sfn|Miswanto|2012|p=73}} Menurut ajaran [[Islam]], manusia terlahir dengan naluri yang sesuai dengan Islam dan meyakini keberadaan Tuhan.{{sfnm|1a1=Ibn Taymiyyah|1y=2000|1p=3|2a1=Utz|2y=2011|2p=47}} Naluri ini disebut fitrah, yang didefinisikan sebagai keadaan asal yang murni dalam diri manusia yang mengarahkannya untuk mengakui kebenaran akan keberadaan Tuhan dan mengikuti petunjuk-Nya.{{sfn|Utz|2011|p=47}} Jika keadaan asal ini kemudian tidak dirusak dengan keyakinan menyimpang dari lingkungannya, manusia bisa melihat kebenaran Islam dan memeluknya.{{sfn|Ibn Taymiyyah|2000|p=3}} Fitrah manusia membenarkan keberadaan sesuatu yang menciptakannya dan seluruh alam semesta.{{sfn|Utz|2011|p=47}}
 
{{Teks quran blok |s=30
Baris 25 ⟶ 27:
 
=== Dakwah para Nabi menyasar pada fitrah ===
[[Nabi|Nabi-nabi]] yang diutus, seperti [[Yunus]] dan [[Yusuf]], untuk mendakwahkan Islam tidak menggunakan argumen-argumen untuk membuktikan keberadaan Tuhan atau bahwa manusia harus mengetahui terlebih dahulu bahwa ada Tuhan Yang menciptakan alam semesta. [[Allah (Islam)|Allah]] mengutus [[Musa]] (dan [[Harun]]) kepada [[Fir'aun]], “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.”{{Cite quran|20|44}} Maksudnya sadar (ingat) dengan pengetahuan bawaan lahir mengenai Tuhannya dan nikmat-Nya kepadanya.{{sfn|Ibn Taymiyyah|2000|p=4}}
 
== Bukti ilmiah ==