Teologi pembebasan dalam Islam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 28:
Betapa kita sering mendengar suara azan dari menara di kota-kota Arab yang abadi ini: Allahu Akbar! Allahu Akbar! Betapa sering kita membaca atau mendengar Bilal, seorang keturunan [[Kekaisaran Etiopia|Abyssinia]], mengumandangkan azan untuk pertama kalinya, sehingga menggema di jazirah Arab, ketika Nabi mulai berdakwah dan menghadapi penganiayaan maupun penghinaan dari orang-orang terbelakang dan bodoh. Suara Bilal merupakan sebuah panggilan, seruan untuk memulai perjuangan dalam rangka mengakhiri sejarah buruk bangsa Arab dan menyongsong matahari yang terbit di pagi hari yang cerah. Namun, apakah kalian sudah merenungkan apa yang dimaksud dan apa isi dari panggilan itu? Apakah setiap mendengarkan panggilan suci itu, kamu ingat bahwa Allahu Akbar bermakna (dalam bahasa yang tegas), berilah sanksi kepada para lintah darat yang tamak itu! Tariklah pajak dari mereka yang menumpuk-numpuk kekayaan! Sitalah kekayaan para tukang monopoli yang mendapatkan kekayaan dengan cara mencuri! Sediakanlah makanan untuk rakyat banyak. Bukalah pintu pendidikan lebar-lebar dan majukan kaum wanita! Hancurkan cecunguk-cecunguk yang membodohkan dan memecah-belah umat! Carilah ilmu sampai ke negeri [[Tiongkok]] (bukan hanya Tiongkok zaman dahulu, tetapi juga sekarang). Berikan kebebasan, bentuklah majelis syura yang mandiri, dan biarkan demokrasi yang sebenar-benarnya bersinar!
 
Semua yang ditulis Khoury tadi didukung oleh [[Al-Qur'an|Al-Qur’an]] dan [[hadis]]. Orang yang menumpuk-numpuk kekayaan sangat dicela oleh Islam, sebagaimana disebutkan di atas. Al Qur’an mengajarkan bahwa orang yang berlebih atau yang telah mampu mencukupi kebutuhan pokoknya harus memberikan sebagian hartanya kepada orang-orang yang membutuhkan. “Mereka“''Mereka menanyakan kepadamu, seberapa banyak harta yang harus diberikan kepada orang lain. Jawablah: 'Kelebihan dari kekuranganmu'''” (Al-Qur’an [[Surah Al-Baqarah]] ayat ke-19). Orang-orang yang menyimpan emas dan perak diperingatkan dengan keras di dalam Al-Qur’an. “Mereka“''Mereka yang menimbun emas dan perak, serta tiada menafkahkannya di jalan Allah, beritahulah mereka tentang siksaan yang pedih dan manyakitkan”manyakitkan''” (Al-Qur’an [[Surah At-Taubah]] ayat ke-34).
 
== Lihat pula ==