Pembicaraan:Orang Minangkabau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan 202.67.39.22 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh 202.67.39.20
Tag: Pengembalian
→‎Adat Parpatih.: bagian baru
Baris 146:
 
Saya bertanya-tanya. Di Indonesia ini. Jumlah penduduk Minangkabau hanya 6 juta lebih. Sedangkan saya memiliki sepupu. Yang orang Minangkabau tidak mengetahui soal Pulau Jawa. Bahkan, dia menjawab ketika dia ditanya berapa jumlah provinsi di Pulau Jawa " Ada 3 saja ". Padahal 6. Sedangkan penduduk di Tiongkok saja. Yang jumlahnya hingga 1 miliar masih tau tentang kepulauan Jepang beserta nama negaranya ( Muhammad Nurfadhillah Iqbal )
 
== Adat Parpatih. ==
 
 
Dalam adat Parpatih. Dijelaskan. Bahwa. Semua keputusan adalah hasil dari musyawarah. Yang dikembangkan oleh " Datuak Parpatiah Nan Sabatang ". Sehingga banyak Orang Minangkabau yang berprasangka, atau bangga. Jika. Salah satu dari ajaran mereka. Dimasukkan dalam salah satu poin pancasila yang keempat. Tetapi. Dalam lareh Piliang. Justru semua keputusan harus diambil oleh para Datuk/pemimpin. Ini tentu kontradiksi. Apakah memang semua ajaran Minangkabau harus dibanggakan. Sedangkan Orang Minangkabau bisa belajar dari " Alam Takambang Menjadi Guru ".
 
 
 
 
 
Kalau seandainya saja dalam pancasila. Ada poin. Tentang ateis. Apakah Orang Minangkabau harus bangga juga ? Padahal. " Alam Takambang Menjadi Guru ". Orang Minangkabau saja harus belajar dari alam. Bukan, hanya masalah masyarakat yang diambil dari musyawarah. Bahkan, ada Orang Minangkabau yang mengambil keputusan melalui doa. Kepada tuhan yang maha esa.
 
 
 
Saya harap kritikan ini. Tidak menyinggung Orang Minangkabau. Orang Minang mengutamakan kejujuran dan diskusi.
 
 
 
 
 
 
Saya Orang Minangkabau juga. Saya akui. Dan saya akui bahwa Orang Minangkabau itu demokrasi. Semua cara pengambilan keputusan ditoleransi. Tidak feodal dan sinkretik seperti Budaya Jawa.
 
 
( Muhammad Nurfadhillah Iqbal ).
Kembali ke halaman "Orang Minangkabau".